Jalan Gamang ke Antartika

ANJURAN tuntutlah ilmu Tamat ke negeri Tiongkok (Uthlub al-‘ilm Jika bi ash-Shin) Mempunyai Arti yang sangat Krusial kendatipun anjuran itu oleh sebagian besar Spesialis hadis disebut hadist Palsu atau minimal sangat lemah dari Sekalian jalur periwayatannya.

Faktanya, ‘Negeri Kelambu Bambu’ itu dikenal sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Tiongkok ialah negara yang dulunya digolongkan sebagai negara miskin, tapi kemudian tak Lamban menjelma menjadi kekuatan ekonomi superpower, kekuatan yang menggetarkan dunia.

Kemajuan Tiongkok di antaranya banyak disumbangkan keberanian pemerintahan mereka dalam menegakkan hukum, terutama pemberantasan tindak pidana korupsi yang dilakukan pegawai atau aparatur pemerintahan mereka.

Pemerintahan Tiongkok istikamah, Bukan Kelok-Kelok, dengan penerapan hukuman Tewas terhadap koruptor sejak hukuman itu diperkenalkan Perdana Menteri Zhu Rongji periode 1998-2003.

Hingga kini, pemerintahan Tiongkok Tetap melanjutkan ‘warisan’ Zhu Rongji itu. Tiongkok mengeksekusi Tewas Li Jianping, mantan Sekretaris Partai Komunis di Kota Hohhot, Mongolia Dalam, yang melakukan korupsi senilai 3 miliar yuan, atau Sekeliling Rp6,7 triliun, pada Selasa (17/12).

Li dijatuhi hukuman Tewas pada September 2022 karena dinyatakan bersalah atas korupsi, penyuapan, penyelewengan Anggaran publik, dan kolusi dengan sindikat kriminal.

Cek Artikel:  Protokoler Puan

Praktik lancung yang dilakukan Li sebagai pejabat negara memecahkan rekor, terbesar dalam sejarah korupsi di negara tersebut.

Ibarat bumi dan langit. Lain pemerintah Tiongkok, lain pemerintah Indonesia. Meski pemerintahan Prabowo mengakui daya rusak korupsi yang menggerogoti sendi-sendi berbangsa dan bernegara, pemerintahan yang dipilih rakyat 58% dalam Pemilu 2024 memilih jalan ‘Kondusif’ dalam pemberantasan korupsi.

Padahal, sikap tegas menghadapi pencoleng Fulus negara sebelumnya ditunjukkan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan. Di antaranya Begitu penutupan Rapat Pimpinan Nasional Partai Gerindra pada Sabtu (31/8).

Mantan Danjen Kopassus itu bertekad akan memberantas korupsi dalam waktu singkat. “Walaupun mereka (koruptor) lari ke Antartika, saya akan mengirim Laskar Tertentu Demi mencarinya di sana,” kata Prabowo.

Benua Antartika terletak di Kutub Selatan Bumi, merupakan benua dengan iklim terdingin di seluruh dunia. Tak Eksis populasi Insan di sana di balik balutan tebalnya es.

Cek Artikel:  Ruang Remang-Remang

Rencana memburu koruptor hingga ke Antartika boleh jadi hanya retorika, mungkin omon-omon, karena Prabowo lebih tertarik mengembalikan kerugian negara yang dijarah koruptor.

“Hei, para koruptor atau yang pernah mencuri. Kalau kembalikan yang kau curi, akan saya maafkan,” kata Prabowo Begitu berpidato di hadapan mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, Rabu (18/12) waktu setempat.

Presiden Prabowo memang Mempunyai hak prerogatif Demi memberikan amnesti, abolisi, grasi, dan rehabilitasi sesuai dengan Pasal 14 Undang-Undang Dasar 1945. Amnesti ialah menghapuskan seluruh akibat hukum pidana, sedangkan abolisi ialah menghentikan proses hukum yang sedang berjalan.

Ijtihad Prabowo memberikan amnesti Demi koruptor demi memulihkan kerugian negara (asset recovery) Dapat menimbulkan problematika hukum dan ketatanegaraan.

Para founding father menyepakati Indonesia ialah negara hukum (rechsstaat), bukan negara kekuasaan sebagaimana Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

Terlebih perang melawan korupsi sebagai kejahatan luar Standar (extraordinary crime) telah Mempunyai payung hukum, yakni Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam Pasal 4 UU Tipikor itu disebutkan pengembalian Fulus negara Bukan menghapus pidana dari koruptor.

Cek Artikel:  Belajar Toleransi kepada Bima Arya

Pemerintah jangan kehilangan Pikiran, nyali, dan taji Demi menghadapi koruptor yang semakin hari kian ugal-ugalan melakukan tindakan mereka. Tetap banyak jurus Demi mengembalikan kerugian negara, misalnya dengan mengesahkan RUU Perampasan Aset Tindak Pidana (PATP) yang maju mundur di Senayan sejak 2008.

Memberantas korupsi harus dari hulu Tamat hilir. Mulai pencegahan, pengawasan, edukasi, hingga penindakan. Hukum yang berwibawa dipengaruhi regulasi, aparat penegak hukum, dan budaya hukum.

Sebagaimana ikan yang busuk dimulai dari kepala, pemberantasan korupsi harus dimulai dari pemerintahan Prabowo-Gibran dengan berbagai keteladanan.

Berdasarkan data KPK per 4 Desember 2024 dari 124 pejabat di Kabinet Merah Putih, 72 orang telah melaporkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). Sebaliknya, 52 pejabat belum memenuhi kewajiban mereka kepada lembaga antirasuah tersebut.

Kalau Prabowo bergeming dengan ijtihadnya, sangat Krusial kiranya dievaluasi titik lemah pemberantasan korupsi yang mengakibatkan kebocoran Fulus negara seolah tak terbendung.

Hukum, kata Alexander Hamilton, Bapak Pendiri Amerika Perkumpulan, ialah tulang punggung dari sistem politik yang Bagus. Tabik!

Mungkin Anda Menyukai