Getol Menuding

MUDAH menuding pihak lain bersalah. Gampang sekali menuduh orang lain sebagai biang ketidakberesan. Tetapi, pada Begitu yang sama, amat sulit mengakui bila sesungguhnya diri atau kelompoknya punya andil atas kesalahan atau ketidakberesan itu. Pada Era yang semakin gila ini, perilaku semacam itu sepertinya kian kerap kita temui.

Menuding pihak lain memang menjadi Langkah paling mudah Kepada lari dari tanggung jawab. Jurus itu juga cukup Mujarab Kepada mengalihkan Pusat perhatian persoalan yang sebenarnya. Muncullah kemudian debat kusir, saling tuding, saling tuduh, saling menyalahkan antara pihak satu dan pihak lainnya. Ramai, riuh, gaduh, tapi substansi masalahnya teralihkan.

Makin menjengkelkan Kembali kalau dalam narasi tudingan itu yang disalahkan ialah sosok yang Kagak Jernih, samar-samar, entah Konkret entah sekadar rekaan. Terdapat yang Guna istilah ‘tangan setan’, tangan-tangan tak terlihat, mister XYZ, atau Julukan-Julukan lain yang intinya mengarah ke sosok yang misterius.

Saya tergelitik mengawali tulisan ini dengan pembuka di atas tadi lantaran baru-baru ini sosok ‘tangan setan’ kembali disebut-sebut, bahkan dipersalahkan. Yang mengucapkannya ialah Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer alias Noel Begitu menanggapi penolakan Mahkamah Akbar atas pengajuan kasasi PT Sri Rejeki Isman (Sritex) terkait dengan pemailitan mereka.

Cek Artikel:  Patologi Birokrasi

Noel menduga dalam proses kepailitan Sritex tersebut Terdapat ‘tangan setan’ yang bermain. Akan tetapi, seperti biasanya, para pejabat ketika dikejar pertanyaan wartawan, mereka menghindar, ngeles. Tak menjawab dengan gamblang, malah kadang melempar teka-teki Kagak Jernih.

Begitu pula Noel yang ketika ditanya siapa sosok ‘tangan setan’ itu, dia malah menjawab, “Nanti juga ketahuan, kok.” Dia yang melempar, dia pula yang malah menyembunyikan. Aneh, bukan? Pemerintah, kok, malah berteka-teki dengan rakyatnya.

Ini mirip kejadian Sekeliling lima bulan Lewat. Waktu itu Benny Ramdhani yang menjabat Kepala BP2MI tiba-tiba menyebut sosok inisial T sebagai pengendali judi online dan scamming di Indonesia. Faktanya, Nihil. Hanya bikin gaduh pemberitaan dan dunia maya. Sosok T Tiba sekarang Kagak Jernih, pun tanpa Terdapat pertanggungjawaban dari pejabat yang melontarkan narasi itu.

Nasib si ‘tangan setan’ dalam perkara pailitnya Sritex ini tampaknya bakal sama dengan Mister T dalam kasus judi online. Sosok-sosok yang Kagak Jernih keberadaannya itu boleh jadi sengaja dimunculkan Kepada menggeser Pusat perhatian publik sekaligus menutupi akar persoalan yang sesungguhnya.

Cek Artikel:  Peralihan Kekuasaan

Kesulitan yang dialami pemain tekstil raksasa semacam Sritex sehingga mereka digugat pailit oleh salah satu kreditur mereka dan kemudian dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang sejatinya merupakan puncak dari rentetan badai yang tak henti-henti menerjang industri garmen dan tekstil di Tanah Air.

Tekanan hebat, Berkualitas dari Unsur domestik maupun Mendunia, Maju mereka dapatkan. Mereka habis-habisan ditekan dari dalam oleh kenaikan biaya produksi, kenaikan upah minimum, daya beli masyarakat yang Maju merosot, serta sejumlah kebijakan pemerintah yang Bahkan memperlemah yang sudah lemah.

Apa contohnya? Terdapat kebijakan pemerintah yang membuka keran impor produk tekstil dan garmen seluas-luasnya. Kebijakan itu bahkan Kagak Hanya memperlemah, tapi membunuh industri dalam negeri karena produk mereka tak Bisa Bertanding dengan produk luar negeri yang dapat dengan bebas merajalela di pasar domestik.

Tak Bisa disangkal. Faktanya memang seperti itu. Pemerintah loyo, industri Kelenger, PHK terjadi di mana-mana. Karena itu, menjadi aneh kalau seorang pejabat pemerintah malah memilih menyalahkan ‘tangan setan’ ketimbang menggali solusi dari persoalan sebenarnya yang sudah terpampang di depan mata.

Cek Artikel:  Keadilan Antargenerasi

Eloknya, jangan Getol menuding. Jangan sering-sering berlindung di balik sosok anonim Kepada menutupi ketidakmampuan pemerintah membaca gejala sekaratnya industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. Tugas Esensial pemerintah ialah menyelamatkan industri. Sama sekali bukan tugas pemerintah Kepada mencari kambing hitam. Kalau itu dibiasakan, kita khawatir nanti akan muncul pula tudingan kepada ‘tangan hantu’ atau ‘tangan iblis’ sebagai penyebab matinya industri.

Setop berlogika pendek. Mulailah berpikir holistis karena ancaman Mortalitas industri yang dulu pernah jaya itu sudah semakin dekat. Dalam dua tahun terakhir ini saja Terdapat 60 perusahaan tekstil gulung tikar dan Sekeliling 250 ribu karyawan terkena PHK. Tanpa Terdapat intervensi kebijakan pemerintah yang konkret, kata ekonom, diperkirakan 3 juta karyawan industri TPT akan menyusul kena PHK.

Situasinya sudah semenakutkan itu maka kiranya akan lebih Berkualitas kalau pemerintah Pusat perhatian saja mencari jalan keluar agar industri TPT Bisa melawan Mortalitas.

Mungkin Anda Menyukai