Merek EV Tiongkok Diproyeksikan Rajai Segmen Entry Level-Menengah Tanah Air pada 2025

Merek EV Tiongkok Diproyeksikan Rajai Segmen Entry Level-Menengah Tanah Air pada 2025
(ANTARA)

Pasar mobil listrik baterai (BEV) di Indonesia diprediksi akan mengalami Percepatan perkembangan signifikan pada tahun ini, terutama penetrasi merek-merek otomotif baru asal Tiongkok.

Ahli otomotif Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu menyebut Unsur Penting yang mendorong proyeksi ini adalah semakin kompetitifnya harga jual yang ditawarkan oleh merek-merek baru Tiongkok. Dengan harga kompetitif, mutu tinggi, desain yang bagus, dan fitur teknologi terbaru, Yannes mengatakan itu sulit diikuti oleh produk Jepang maupun Eropa.

Menurutnya, merek-merek Tiongkok yang telah melakukan investasi besar dalam riset dan pengembangan hingga meningkatkan kualitas produksi, diprediksi akan menguasai segmen entry-level dan menengah.

“Segmen terbesar pasar yang Terdapat di Indonesia itu, sebagai catatan, Terdapat di entry level, kisaran Rp150 juta hingga Rp500 jutaan,” kata Yannes kepada wartawan di Jakarta, Rabu (8/1).

Cek Artikel:  Dinamika Posisi Pembalap Team factory ARRC 2018 di Musim 2019 ini

Strategi harga agresif dari pabrikan Tiongkok berpotensi mendisrupsi pasar yang sebelumnya didominasi oleh merek Jepang, termasuk Eropa yang lebih Pusat perhatian pada segmen premium. “Model bisnis yang telah mapan dan Pusat perhatian pada segmen premium menyulitkan mereka Kepada bermanuver ke segmen entry-level,” Jernih Yannes.

Menurut Yannes, harga jual yang terjangkau akan membuka akses mobil listrik bagi kalangan konsumen yang lebih luas, mendorong adopsi yang lebih masif di berbagai lapisan masyarakat, terutama bagi segmen kelas menengah.

Proyeksi harga yang semakin kompetitif juga diperkirakan akan memacu penurunan harga rata-rata mobil listrik di Indonesia. Hal ini tentunya akan menguntungkan konsumen dengan memberikan lebih banyak pilihan dan harga yang semakin terjangkau.

Cek Artikel:  Mario SA Tercepat kedua sesi FP2 ATC Buriram Thailand 2018 . . Pertajam Laptime

Lebih lanjut, Yannes mengungkap, ketidakmampuan pabrikan Jepang dan Eropa Kepada Bertanding di segmen harga kompetitif disebabkan oleh berbagai Unsur, termasuk lemahnya riset dan pengembangan Kepada mengikuti tren kendaraan masa depan yang diinginkan oleh generasi milenial dan Gen Z.

Terlebih Kembali, Pusat perhatian mereka yang terlalu Pelan menduduki segmen premium Membangun mereka kesulitan Kepada bermanuver ke pasar entry-level yang lebih besar di Indonesia.

Sementara itu, Penjualan BYD, produsen mobil listrik asal Tiongkok memecahkan rekor penjualan 4,3 juta kendaraan secara Dunia pada 2024 atau meningkat 41% dari tahun 2023. Dilansir dari Carnewschina, Kamis (9/1), BYD memecahkan rekor pada Desember 2024 atas penjualan 514.809 kendaraan Daya baru (NEV). 

Cek Artikel:  Mitsubishi Xforce Hadirkan Sensasi Berkendara Mobil Konsep

Capaian itu menandai pertama kalinya BYD menjual lebih dari 4 juta mobil setiap tahunnya.

Dari jumlah tersebut, 1,7 juta merupakan BEV penumpang (kendaraan listrik baterai), meningkat 12% dari 1,6 juta pada tahun 2023. Sementara penjualan kendaraan PHEV penumpang (kendaraan hibrida plug-in) pada 2024 mencapai 2,4 juta, naik 72,8% dari 1,4 juta pada 2023. Kemudian Hibrida plug-in mewakili 58,5% dari total penjualan BYD pada 2024.

BYD mengekspor 57.154 kendaraan ke luar negeri pada Desember, naik 58% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2024, mereka menjual 417.204 kendaraan di luar Tiongkok, naik 71,9% dari tahun 2023.

Selain mobil, BYD merupakan pemasok baterai terbesar kedua di Tiongkok, dengan pelanggan seperti Tesla, Nio, dan Toyota. (S-1)

Mungkin Anda Menyukai