Bandung Operasikan Bus Listrik, Ekosistem Kendaraan Listrik makin Masif di Indonesia

Bandung Operasikan Bus Listrik, Ekosistem Kendaraan Listrik makin Masif di Indonesia
ENTREV menggelar FGD yang menghasilkan komitmen bersama dari berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung implementasi Area Emisi Kosong.(dok/ENTREV)

EKOSISTEM kendaraan listrik di Indonesia semakin kuat. Salah satunya diperlihatkan dengan kehadiran bus listrik di Kota Bandung.

Pengoperasikan ini mendapat apresiasi dari Boyke Lakaseru, National Project Manager Enhancing Readiness for The Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV).

“Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan langkah progresif mereka dengan mengoperasikan bus listrik sebagai transportasi publik yang ramah lingkungan. Kerja sama semua pihak sangat penting dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik,” tuturnya dalam diskusi kelompok terarah (FGD) yang digelar ENTREV, di Bandung, akhir pekan lalu.

Baca juga : KPUD: Empat Bapaslon Pilkada Jabar Penuhi Syarat Administratif

Menurut dia, ekosistem kendaraan listrik tidak mungkin berkembang tanpa dukungan dan political will dari pemerintah daerah. “Kami sangat mengapresiasi langkah Pemprov Jawa Barat yang berhasil mengoperasionalkan bus listrik, yang mampu mengurangi emisi karbon dan menjadi contoh nyata bagi masyarakat bahwa pemerintah bisa menyediakan transportasi publik yang ramah lingkungan.”

alam konteks yang lebih luas, Pemprov Jawa Barat terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dengan meluncurkan program uji coba Area Emisi Kosong (Zero Emission Zone) di kawasan Gedung Sate. Langkah ini merupakan bagian dari strategi komprehensif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung penggunaan kendaraan listrik secara lebih luas di wilayah perkotaan.

Cek Artikel:  PTPN I Dukung Pembangunan Pusat Instrukturan Atletik di Pangalengan

Muhammad Fudollah, Subkordinator Penyiapan Usaha Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 50% pada 2030 dan mencapai nol emisi pada  2050. Program ini diharapkan dapat memicu adopsi kendaraan listrik secara masif di kalangan masyarakat dan sektor publik.

Baca juga : Brader Beri Dukungan untuk Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan di Pilgub Jawa Barat

“Begitu ini sudah ada 100 bus listrik yang beroperasi di Jawa Barat. Dalam waktu dekat, jumlahnya akan bertambah menjadi 200 unit hingga akhir November 2024. Kami berharap inisiatif ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengimplementasikan Area Emisi Kosong, terutama di lingkungan pemerintah,” jelasnya.

Cek Artikel:  Silaturahmi Akbar, Ribuan Kaum Lembang Gelar Makan Serempak di Jalan Desa

Gedung Sate

 

Baca juga : Jawa Barat Bertekad Raih Hattrick Pemenang Lumrah di PON XXI Aceh-Sumut 2024

Selain elektrifikasi transportasi umum, infrastruktur pengisian daya juga menjadi prioritas dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik. Beberapa stasiun pengisian daya telah dibangun di wilayah strategis, seperti depo bus di Bandung dan sekitarnya.

Ai Saadiyah Dwidangsih, Kepala Dinas ESDM Jawa Barat, menambahkan bahwa penggunaan bus listrik di kawasan perkantoran Gedung Sate merupakan langkah strategis dalam mengurangi jejak karbon.
 
“Kami percaya bahwa transportasi publik berbasis kendaraan listrik dapat memberikan dampak signifikan pada kualitas udara di perkotaan. Ini juga menjadi contoh nyata bagi masyarakat akan pentingnya energi hijau di kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Pemerintah juga memberikan berbagai insentif untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik, seperti pembebasan pajak kendaraan dan insentif lain yang mendukung percepatan transisi energi bersih.

Baca juga : Safari Politik ke Pesantren, lham Habibie Dukung Santri Kembangkan Iptek

Cek Artikel:  Jumlah Sekolah Swasta di Cianjur terus Meningkat

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, menekankan bahwa implementasi Area Emisi Kosong di Gedung Sate adalah langkah awal menuju pengurangan emisi di kantor-kantor pemerintah dan ruang publik di seluruh Jawa Barat.

“Begitu ini di Kawasan Gedung Sate sudah dilaksanakan program Zero Emission Zone, yang ke depannya akan diimplementasikan juga di kantor perangkat daerah lingkup Pemprov Jabar, kabupaten dan kota bahkan di ruang publik,” kata Herman.

FGD ini sendiri telah menghasilkan komitmen bersama dari berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung implementasi Area Emisi Kosong, yang bertujuan meningkatkan transisi dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik.

Langkah ini diharapkan dapat mendorong pencapaian target Net Zero Emission 2060 dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih bagi masyarakat.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini diharapkan menjadi salah satu langkah penting dalam membangun ekosistem kendaraan listrik yang lebih berkelanjutan di Indonesia.

 

Mungkin Anda Menyukai