PERUNDING Israel mengatakan kepada para mediator bahwa mereka masih mendukung penarikan penuh pasukan IDF dari Koridor Philadelphi dalam kesepakatan tahap pembebesan sandera.
Padahal ada pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa Jerusalem harus mempertahankan kehadiran militer di sana tanpa batas waktu. Pernyataan itu dilaporkan Media Ibrani pada Selasa (3/9).
Seorang diplomat Arab mengatakan kepada The Times of Israel bahwa beberapa jam sebelum Netanyahu memberikan konferensi pers pada Senin (2/9), kepala Mossad David Barnea segera terbang ke Doha untuk memberi tahu Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani tentang posisi Jerusalem mengenai Koridor Philadelphi yang membentang di sepanjang perbatasan Mesir-Jalur Gaza.
Baca juga : Biden Bicara dengan Qatar dan Mesir soal Gencatan Senjata Gaza
Seorang sumber yang mengetahui perihal perundingan mengatakan bahwa proposal akhir AS akan menyerukan pengurangan pasukan Israel dari koridor tersebut pada tahap enam minggu pertama dan kemudian menarik diri pada tahap kedua.
Hal ini sesuai dengan proposal yang diajukan oleh AS pada pertemuan akhir Mei lalu. Dalam pidatonya, Netanyahu berpendapat bahwa mengizinkan pasukan untuk mundur dari perbatasan sepanjang 14 kilometer akan mengakibatkan senjata, peralatan untuk membuat senjata kembali diselundupkan ke Jalur Gaza dan kemungkinan sandera akan dipindahkan keluar.
Dia mengatakan Israel akan mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphi di masa mendatang dan menggambarkan kehadirannya di sana sebagai hal yang penting untuk mencegah Hamas mempersenjatai diri dan kembali melakukan serangan besar-besaran terhadap Israel seperti serangan dahsyat 7 Oktober.
Baca juga : Netanyahu Setuju Perundingan lagi, Lima Kaum Gaza Tewas dalam Donasi Makanan
Netanyahu mengatakan bahwa pihaknya tetap memegang kendali atas koridor tersebut karena penting bagi masa depan Israel. Meskipun ia tidak menjelaskan secara jelas mengenai kondisi jangka panjang kendali Israel.
Dia hahya mengindikasikan bahwa hal itu akan mencakup kehadiran IDF di lapangan. Tetapi, dalam beberapa hari terakhir, perunding Israel telah mengatakan kepada mediator bahwa Israel siap untuk mengurangi kehadiran militernya di koridor tersebut pada tahap pertama dari perjanjian tiga fase yang sedang dibahas dan menarik diri sepenuhnya pada tahap kedua.
Ketua perundingan Barnea mengatakan kepada mediator di Doha tentang kesediaan Israel untuk menarik diri dari koridor tersebut. Mereka patuh pada persyaratan operasional yang ditetapkan oleh Israel.
Baca juga : Hamas Kirim Delegasi ke Perundingan Gaza di Kairo
Laporan sebelumnya mengatakan hal itu akan mencakup penyediaan pengawasan di bawah kendali Israel serta tembok bawah tanah yang didanai AS untuk mencegah penyelundupan senjata.
Kantor Netanyahu tidak menyangkal laporan tersebut, tetapi malah mengeluarkan pernyataan yang mengklaim kabinet keamanan belum membahas tahap kedua dari perjanjian tersebut.
Seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada surat kabar Haaretz bahwa Netanyahu sejak lama menyetujui penarikan penuh tentara dari poros Philadelphi dan evakuasi total pasukan Israel.
Baca juga : Gencatan Senjata masih Buntu ketika Blinken Tinggalkan Timur Tengah
Pejabat tersebut mengatakan bahwa tindakan Netanyahu baru-baru ini telah menyebabkan banyak hambatan pada perundingan.
Pejabat tersebut menuduh konferensi pers Netanyahu pada Senin malam dimaksudkan untuk menghambat kesepakatan karena alasan politik. Kalau tuntutan ini tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi kesepakatan sudah ada sejak lama.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengeluarkan pernyataan yang berlawanan dengan pernyataan Netanyahu mengenai perlunya Israel mempertahankan kendali tanpa batas atas wilayah perbatasan Mesir-Gaza. “Kairo menolak pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menganggapnya bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan di kawasan,” kata pernyataan itu.
Pernyataan Mesir tersebut juga menolak klaim Netanyahu bahwa Kairo telah mengizinkan Hamas menyelundupkan senjata dari Semenanjung Sinai ke Gaza dan menuduh Netanhayu menyerang Mesir untuk mengalihkan perhatian masyarakat Israel dari kritik yang semakin meningkat terhadap penanganan perang yang dilakukannya.
Sementara itu, Amerika Perkumpulan (AS) mengatakan bahwa Israel telah menyetujui proposal kesepakatan terbaru. Disebutkan IDF mundur dari daerah padat penduduk di sepanjang Koridor Philadelphi selama fase enam minggu pertama kesepakatan tersebut.
Pernyataan juru bicara pemerintahan Biden membuka kemungkinan bagi pasukan Israel untuk tetap berada di bagian lain koridor yang tidak berdekatan dengan wilayah padat penduduk di perbatasan Mesir-Gaza.
Beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Haaretz bahwa usulan AS akan bersifat ambil atau tinggalkan dan pemerintah tidak siap untuk melakukan perubahan apa pun. “Kalau tidak ada kesepakatan yang tercapai, negosiasi diperkirakan akan berakhir,” kata sumber tersebut.
Situs berita Walla melaporkan bahwa selama pertemuan Barnea, Senin (2/9), dengan Al-Thani, perdana menteri Qatar mengatakan kepada pimpinan Mossad untuk mendesak Netanyahu agar lebih menunjukkan fleksibilitas dalam beberapa isu utama, termasuk Koridor Philadelphi. Seorang pejabat Israel mengatakan kepada Walla bahwa proposal AS akan mencakup klausul yang membuat marah Israel dan Hamas, karena kedua belah pihak akan dipaksa untuk menerimanya. (Z-2)