PEMERHATI hubungan internasional (HI) Khairi Fuady mengapresiasi digelarnya dua forum internasional yakni, Perhimpunan Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Perhimpunan on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Perhimpunan (IAF) ke-2, di Nusa Dua, Bali, pada 1-3 September 2024.
Menurut pria lulusan Rekanan Dunia Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu, kedua forum internasional tersebut merupakan komitmen Indonesia dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di negara-negara Afrika.
“Apa yang tengah berjalan di Bali pada High-Level Perhimpunan on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Perhimpunan (IAF) ke-2, adalah upaya berkelanjutan Indonesia untuk mendukung Sustainable Development di Afrika,” kata Khairi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (3/9).
Baca juga : 12 Sesi Paralel Digelar di Hari Ketiga HLF MSP
Ia menambahkan, pada perhelatan HLF MSP 2024 dan IAF ke-2 ini, Indonesia menunjukkan komitmen dalam membangun Kerja Sama Selatan-Selatan (SSC) dan menyuntikkan sejumlah bantuan untuk 23 negara Afrika melalui program Indonesian AID. Program yang bertitik berat pada Food Sovereignty, Health, Infrastructure, dan Conflict Resolution.
Khairi mengatakan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama hampir satu dekade telah mampu memperkuat eksistensi Indonesia di kancah Dunia. Bahkan, berbagai kegiatan internasional yang diselenggarakan di Indonesia berdampak pada kebijakan di tingkat global.
“Nyaris satu dekade Pak Jokowi memimpin, moril dan mentalitas kita di panggung internasional kian tegak. Bahkan, Indonesia tampil bukan lagi sebagai negara penerima, tapi juga negara donor,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam sambutan pembukaan HLF MSP 2024 dan IAF ke-2, Presiden Jokowi menyerukan solidaritas global untuk mengambil tindakan yang lebih nyata dan konkret dalam mengatasi pelambatan ekonomi, tingkat pengangguran, inflasi, dan ketegangan geopolitik yang telah mengganggu rantai pasok global.
Presiden mengatakan, untuk mencapai pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang, butuh strategi baru dan langkah taktis yang fokus pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). (Z-1)