KASUS penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah daerah di Jawa Tengah kembali meningkat, kondisi ini memicu terjadinya kepanikan para peternak hingga menjual ternaknya dengan harga murah dibawah standar dan dimanfaatkan oleh para pedagang Badung.
Pemantauan Media Indonesia Minggu (12/1) wabah PMK di sejumlah daerah di Jawa Tengah Lanjut berlanjut hingga semakin banyak hewan ternak terutama sapi terpapar, meskipun sejumlah daerah tejah menutup pasar hewan Kepada mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus ini, Tetapi Membangun Kaum maupun peternak panik karena khawatir terhadap nasib terbaik peliharaanbya.
Kondisi kepanikan peternak ini, dimanfaatkan oleh para pedagang bakal dengan berkeliling dari desa ke desa menakut-nakuti peternak hingga menjual dengan harga murah. “Eksis pedagang yang datang menawar murah ternak terindikasi PMK, sehingga bagi Kaum yang ketakutan melepas dengan harga sandat murah,” ujar Poniman,45, seorang peternak sapi di Blora
Hal serupa juga diungkapkan kursi,50, peternak di Grobogan mengaku didatangi pedagang (blantik) yang menawar sapi muda bergejaka terkena PMK dengan harga Rp5 juta, padahal harga normal Kepada sapi ukuran tersebut berkisar Rp15 juta hingga Rp20 juta per ekor. “Saya sih tenang-tenang saja, karena penyakit ini Dapat disembuhkan,” imbuhnya.
Hal itu juga dibenarkan oleh Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan HewanJawa Tengah Ignasius Hariyanta bahwa fenomena panic buying para peternak sapi terjadi akibat merebaknya wabah PMK, sehingga banyak di antara peternak terpaksa menjual sapi piarannya dengan harga sangat murah seperti dilaporkan petugas di lapangan di sejumlah pasar hewan.
Fenomena anjloknya harga ternak sapi, menurut Ignasius Hariyanta, seperti ditemukan di sejumlah pasar hewan Kabupaten Sragen, Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri, dipicu kepanikan peternak dan ulah pedagang (blantik) yang menakut-nakuti peternak agar menjuak ternak sapi dengan harga Kagak wajar dibawah harga standarnya.
“Kami minta Kagak perlu panik menghadapi PMK ini, karena sapi yang tertular PMK Lagi Dapat disembuhkan dengan ketelatenan para peternak,” kata Ignasius Hariyanta.
Sementara itu terkait kasus PMK, ungkap Ignasius Hariyanta, jumlahnta Lanjut meningkat hingga Ketika ini tercatat telah mencapai 2.945 kasus PMK menyerang dan sebanyak 29 ekor berhasil sembuh, sehingga Kepada mengantisipasi lonjakan telah diturunkan petugas Kepada melakukan pengawasan ketat lalulintas hewan ternak terutama di daerah perbatasan, penanganan Segera ternak terpapar dan pemberian vaksin. (H-2)