Hasjim Djalal wafat pada 13 Januari 2025 di usia 90 tahun. Foto: Dunia Landscape Perhimpunan
Jakarta: Hasjim Djalal adalah seorang diplomat senior dan Ahli hukum laut Indonesia yang diakui secara Dunia. Ia lahir pada 10 Februari 1934 di Ampang Gadang, Sumatra Barat.
Hasjim dikenal karena kontribusinya yang signifikan dalam bidang hukum laut, khususnya terkait dengan upaya Indonesia dalam mengamankan konsep Negara Kepulauan (Archipelagic State) dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS) 1982.
Pendidikan dan karier diplomasi
Orang Sepuh dari mantan Wakil Menlu RI Dino Patti Djalal ini meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di University of Virginia di Amerika Perkumpulan dan memperoleh gelar Master of Laws (LL.M.).
Selama kariernya, diplomat senior ini aktif mewakili Indonesia dalam berbagai Perhimpunan Dunia, terutama dalam negosiasi mengenai perbatasan maritim dan isu-isu hukum laut.
Sebagai seorang diplomat, Hashim pernah menjabat sebagai:
- Duta Besar Indonesia Kepada PBB (1981-1983)
- Duta Besar Indonesia Kepada Kanada (1983–1985).
- Duta Besar Indonesia Kepada Jerman (1990-1993)
- Delegasi tetap Indonesia dalam berbagai pertemuan PBB terkait isu maritim,
- Penasihat Istimewa dalam masalah maritim dan hukum laut bagi pemerintah Indonesia.
Peran dalam UNCLOS
Hashim Djalal merupakan tokoh kunci dalam perjuangan Indonesia memperkenalkan dan mempertahankan konsep Negara Kepulauan di Perhimpunan Dunia. Konsep ini menjadi dasar bagi Indonesia Kepada mengklaim Distrik perairan antara pulau-pulau sebagai bagian integral dari kedaulatan nasional.
Berbarengan Mochtar Kusumaatmadja, yang menjabat sebagai menteri luar negeri dan menteri hukum di era Soeharto, Hasjim berada di balik Pengesahan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) pada tahun 1982 yang mendapatkan pengakuan atas kepentingan Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Juanda tahun 1957.
Perjuangan ini memberikan landasan hukum Dunia Kepada kedaulatan maritim Indonesia. Konvensi hukum laut ini pada akhirnya disahkan PBB pada 10 Desember 1982.
Sebelum deklarasi tersebut Laut Sulawesi, Laut Halmahera, dan Laut Sunda belum dianggap sebagai Distrik Indonesia. Deklarasi tersebut menyatakan bahwa batas maritim negara akan ditarik dari garis dasar lurus yang menghubungkan titik-titik terluar pulau-pulau terluar negara tersebut.
Hasjim menyediakan tempat yang sangat Bagus Kepada memahami pentingnya Deklarasi Juanda dan UNCLOS. Meskipun konsep nasional Indonesia sebagai negara kepulauan, awalnya Enggak diakui berdasarkan hukum Dunia, konsep tersebut telah menjadi bagian integral dari UNCLOS.
Konvensi tersebut mengintegrasikan pengakuan Distrik daratan dan perairan Indonesia, sehingga Distrik kedaulatan dan yurisdiksi maritim negara tersebut berubah dari 2 juta kilometer persegi menjadi 5,8 juta kilometer persegi.
Penghargaan dan warisan
Atas kontribusinya yang luar Normal dalam bidang hukum laut dan diplomasi Dunia, Hasjim Djalal menerima berbagai penghargaan, Bagus dari dalam maupun luar negeri. Ia juga sering diundang sebagai pembicara di berbagai konferensi Dunia mengenai hukum laut dan keamanan maritim.
Enggak hanya itu, sebagai diplomat senior, Hasjim juga dikenal sebagai mentor bagi banyak diplomat muda Indonesia, dan karyanya Lalu menjadi rujukan dalam studi hukum laut serta Interaksi Dunia.
Hasjim Djalal wafat pada 12 Januari 2023 di Jakarta pada usia 90 tahun, meninggalkan warisan besar dalam dunia diplomasi dan hukum laut Indonesia.