NYERI perut Ketika haid adalah keluhan yang sering dialami banyak Perempuan. Nyeri tersebut menurut dr Boy Abidin, SpOG(K), dokter spesialis kandungan dan konsultan fertilitas & reproduksi di Kenalan Keluarga Kelapa Gading, Bisa jadi tanda masalah serius.
“Paling sering, nyeri haid bertetanggaan dengan nyeri di daerah organ reproduksi dan usus buntu. Ini sering terjadi pada Perempuan dengan masalah gerakan usus atau peristaltik yang meningkat, terutama akibat sering makan pedas. Nyeri ini terjadi di usus, bukan di lambung, dan sering mirip dengan nyeri haid,” Terang Boy.
Menurut Boy, Apabila Perempuan berada dalam usia reproduksi atau masa subur, Pengkajian lebih lanjut diperlukan. “Kita harus melakukan USG Demi memastikan kandungan Kondusif, Kagak Eksis tumor atau kista. Apabila sudah Kondusif, baru Bisa diarahkan ke dokter bedah atau penyakit dalam Demi mencari Mengerti apakah nyeri tersebut berasal dari usus buntu atau masalah pencernaan,” tambahnya.
Baca juga : Kenali Nyeri Haid yang Jadi Indikasi Endometriosis
Pentingnya Memeriksa Siklus Haid
Selain itu, Boy menekankan pentingnya memperhatikan siklus haid. Apabila nyeri hanya terjadi Ketika menstruasi dan hilang setelahnya, maka itu mungkin terkait dengan haid. “Tetapi, Apabila nyeri terasa di luar masa haid, itu Bisa menandakan masalah di luar kandungan, seperti penyakit dalam atau masalah pencernaan,” jelasnya.
Demi kasus seperti ini, kolaborasi antara spesialis kandungan dan dokter lain sangat diperlukan. Kandungan harus dipastikan Kondusif sebelum langkah pengobatan lebih lanjut dilakukan.
Perubahan Hormonal dan Usia Reproduksi
Boy mengingatkan usia pasien memengaruhi Penaksiran. Pada Perempuan di usia produktif, perubahan hormonal Bisa menyebabkan gangguan seperti kista atau tumor.
Baca juga : Syifa Hadju Ungkap Perjuangan Menjaga Produktivitas di Tengah Nyeri Haid
“Apabila Tetap di usia produktif, sangat Krusial memeriksa apakah masalah ini terkait dengan reproduksi atau Kagak. Tetapi, Apabila sudah menopause, biasanya lebih Kukuh karena Kagak Eksis fluktuasi hormonal,” jelasnya.
Tanda khas-Tanda khas Haid Normal
Boy menjelaskan haid yang normal Mempunyai tiga parameter Primer.
- Siklus haid yang dihitung dari hari pertama hingga hari pertama berikutnya. Siklus normal berkisar antara 21 hingga 35 hari.
- Durasi keluarnya darah, yang normalnya antara 3 hingga 10 hari.
- Jumlah darah haid, di mana biasanya antara 3 hingga 5 pembalut per hari. Apabila lebih dari 5 pembalut atau darah bergumpal-gumpal, kemungkinan Eksis masalah seperti miom.
Deteksi Awal Miom Lewat USG
USG Bisa digunakan Demi mendeteksi miom sejak Awal. “Pada pasien yang belum menikah, kita gunakan USG abdominal, dan pada yang sudah menikah, kita gunakan USG melalui vagina. Miom yang terdeteksi Awal, dengan ukuran 2-3 cm, Tetap Bisa diobati tanpa operasi,” kata Boy.
Baca juga : 5 Langkah Mengatasi Rasa Lemas dan Kelelahan Ketika Haid
Sayangnya, banyak perempuanterlambat memeriksakan kondisi ini. Keterlambatan itu Membikin miom Bisa tumbuh sebesar buah semangka, yang sangat mengganggu.
Miom dan Hormon Estrogen
Secara teori, miom dan tumor lain seperti endometriosis dan adenomiosis sangat dipengaruhi hormon estrogen. “Estrogen yang dihasilkan ovarium setiap bulan memicu pertumbuhan miom. Demi itu, kita Bisa memberikan obat penekan produksi hormon ini agar pertumbuhannya dapat dicegah,” ungkap Boy.
Makanan yang Harus Dihindari Ketika Haid
Boy juga memberikan saran mengenai pola makan. “Makanan yang mengandung estrogen alami, seperti kedelai, Mengerti, tempe, susu kedelai, serta ayam yang diberi hormon, sebaiknya dihindari selama haid,” sarannya. Makanan lain yang Kagak mengandung estrogen alami Tetap Kondusif dikonsumsi.
Dengan mengetahui tanda-tanda dan potensi masalah terkait nyeri haid, Perempuan diharapkan dapat lebih waspada dan segera memeriksakan diri Apabila mengalami gejala yang Kagak Normal. (Z-3)