Gara-gara Kebijakan Perdagangan AS, Ekonomi Dunia Makin Tak Niscaya

Ilustrasi ekonomi Dunia jeblok. Foto: Freepik.

Washington: Direktur Pelaksana Anggaran Moneter Dunia (IMF) Kristalina Georgieva memperingatkan ekonomi Dunia pada 2025 menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena kebijakan ekonomi, khususnya arah kebijakan perdagangan Amerika Perkumpulan (AS).

“Kagak mengherankan, mengingat ukuran dan peran ekonomi AS, Terdapat minat yang besar secara Dunia terhadap arah kebijakan administrasi pendapatan, khususnya, pada tarif, pajak, deregulasi dan efisiensi pemerintah,” kata Georgieva dalam Percakapan panel media di kantor pusat IMF di Washington DC, dikutip dari Xinhua, Sabtu, 11 Januari 2025.

“Ketidakpastian ini khususnya tinggi dalam arah kebijakan perdagangan ke depannya, menambah tantangan yang dihadapi ekonomi Dunia, terutama bagi negara dan kawasan yang lebih terintegrasi dalam rantai pasokan Dunia,” sambung Georgieva.

Cek Artikel:  Tangis Sri Mulyani tak Terbendung saat Rapat Perpisahan di Banggar DPR

Ia mencatat ketidakpastian diekspresikan secara Dunia melalui Bangsa Kembang jangka panjang yang lebih tinggi, meskipun Bangsa Kembang jangka pendek telah turun, dan menyebutnya sebagai hal yang ‘sangat Kagak Standar’.
 


(Ilustrasi mata Doku dunia. Foto: Timesofmalta)
 

Dolar AS bakal sulit dikalahkan

Kepala IMF juga menunjukkan adanya pergeseran ekspektasi pasar, yang menyebabkan Pengaruh berantai pada harga aset dan nilai Salin. Dolar yang kuat, Berkualitas terhadap mata Doku negara maju maupun terhadap mata Doku negara berkembang, berpotensi mendorong biaya pendanaan yang lebih tinggi bagi negara-negara ekonomi berkembang terutama bagi negara-negara berpendapatan rendah.

Ia mendesak para pembuat kebijakan Kepada mengatasi teka-teki pertumbuhan rendah dan utang tinggi. Kata dia, negara-negara perlu Kepada Lanjut menempuh jalur menuju stabilitas harga.

Cek Artikel:  Dirut PLN Kunjungi PLTU Paiton, Niscayakan Pasokan Listrik Terjamin Selama Lebaran

“Mereka memang perlu mengejar konsolidasi fiskal bertahap, tetapi mereka juga perlu segera mengadopsi reformasi yang pro-pertumbuhan, dan meningkatkan pertumbuhan dengan Langkah yang berkelanjutan,” papar Georgieva.

“Bangsa Kembang jangka pendek turun. Hasil jangka panjang naik. Negara-negara Kagak dapat keluar dari masalah ini dengan berutang. Mereka hanya dapat tumbuh dan berkembang,” tambah dia.

Mungkin Anda Menyukai