Kulon Progo Daerah Paling Rawan Tanah Longsor di DIY

Kulon Progo Daerah Paling Rawan Tanah Longsor di DIY
Tanah longsor yang terjadi di Kulon Progo pada 2021.(ANTARA/ANDREAS FITRI ATMOKO)

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut Kabupaten Kulon Progo menjadi Daerah paling rawan tanah longsor di provinsi ini berdasar data kejadian bencana alam selama 2024.

“Kulon Progo (paling rawan). Makannya kan Kulon Progo statusnya tanggap darurat, kabupaten lain Lagi siaga darurat,” kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad di Yogyakarta, Rabu.

Berdasarkan data bencana sepanjang tahun 2024, pihaknya mencatat total 377 kejadian tanah longsor di DIY dengan peringkat teratas di Kulon Progo sebanyak 176 kejadian, disusul Gunungkidul 117 kejadian.

Berikutnya, di Sleman 37 kejadian, Bantul 29, dan Yogyakarta 18 kejadian.

Cek Artikel:  AHY Siap Kalau Ditunjuk Prabowo Jadi Menteri Tengah

Menurut dia, tingginya kasus longsor di Kulon Progo antara lain dipengaruhi oleh tingginya curah hujan serta kondisi geografis Daerah yang banyak perbukitan.

Karena itu pula, kabupaten tersebut telah menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi sejak Oktober 2024.

Dalam kejadian tanah longsor di seluruh Daerah DIY, Noviar memastikan Tak Eksis korban jiwa. Meski demikian, BPBD DIY mencatat Akibat kerugian material akibat longsor, seperti kerusakan infrastruktur jalan serta rumah.

Demi penanganan darurat, pihaknya telah menyalurkan berbagai Sokongan, meliputi bronjong, terpal, selimut, dan Sokongan permakanan.

Dari total persediaan 500 bronjong, katanya, sebagian besar telah didistribusikan ke Kulon Progo, Gunungkidul, Bantul, dan Sleman.

Cek Artikel:  BKKBN Birui Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, Pengaruhtif Menjaga Stunting?

Selain longsor, BPBD DIY juga mencatat 262 kejadian cuaca ekstrem dan 27 kejadian banjir selama 2024.

Sebelumnya, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperpanjang status siaga darurat bencana hidrometeorologi sejak 3 Januari hingga 3 Februari 2025.

Perpanjangan status itu mempertimbangkan curah hujan di DIY yang diprediksi Lagi tinggi hingga Mei 2025 sehingga berpotensi memicu bencana seperti longsor, banjir, dan cuaca ekstrem. (Ant/Z-6)

Mungkin Anda Menyukai