Diplomasi Pancasila Panduan Dasar Politik Luar Negeri Indonesia Era Prabowo

Menlu Sugiono paparkan diplomasi Pancasila dalam PPTM 2025. (Liputanindo.id/Marcheilla Ariesta)

Jakarta: Diplomasi Indonesia di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto akan berlandaskan pada Pancasila dan Asta Cita. Menteri Luar Negeri Sugiono menegaskannya dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri (PPTM) 2025.
 

“Diplomasi Indonesia akan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, dengan Asta Cita sebagai panduan strategis,” kata Menlu Sugiono. 
 

Perwujudannya akan melalui pendekatan visioner, Tak hanya merespons tantangan Tetapi juga berperan menjadi kekuatan positif Buat Lanjut aktif secara Dunia.
 

Tantangan yang dihadapi dunia Demi ini, seperti konflik dan perang di berbagai belahan dunia, krisis iklim, pangan, Daya, dan air, serta rivalitas antar kekuatan besar, kata Sugiono, membutuhkan solidaritas dan kerja sama Dunia. Tetapi, hal tersebut semakin terkikis.
 

Cek Artikel:  Kepala Kebijakan Israel di Meta Anjurkan Sensor Akun Pro-Palestina

“Dunia Tak membutuhkan lebih banyak perpecahan atau politik kekuatan. Yang dunia butuhkan adalah kepemimpinan kolaboratif yang membangun rasa saling percaya dan mempersatukan. Kepemimpinan yang berani menghadapi tantangan dengan Metode-Metode yang inovatif,” ucap Sugiono di Jakarta, Jumat, 10 Januari 2025.
 

“Kita harus berani menapaki jalan yang belum dilalui, bicara dengan Metode yang belum pernah disampaikan, dan membangun jembatan kolaborasi yang sebelumnya belum Eksis,” imbuh Sugiono. 
 

Sugiono menjelaskan, di Dasar kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia Lanjut mengukuhkan perannya sebagai pemimpin di Podium Dunia, Kawan terpercaya, sekaligus sebagai tetangga yang Berkualitas. 
 

Indonesia Lanjut menunjukkan peran sebagai penggagas perubahan, mulai dari Konferensi Asia-Afrika, ASEAN, dan lain sebagainya, sepanjang sejarah diplomasinya.
 

Cek Artikel:  29 Tewas, Ini Kronologi Pesawat Jeju Air Anjlok di Bandara Muan Korea Selatan

Lebih lanjut Menlu Sugiono menuturkan, Indonesia konsisten menjadi bagian dari solusi dan menjembatani perbedaan. Tetapi, ia mengingatkan bahwa jembatan yang dibangun harus dilalui Berbarengan.
 

Menurutnya, langkah-langkah konkret telah dan akan Lanjut diwujudkan melalui diplomasi aktif, salah satunya dengan resminya Indonesia bergabung sebagai Member penuh BRICS. 
 

Sugiono juga menekankan, diplomasi Indonesia akan Lanjut menjadi kekuatan pemersatu, menjembatani perbedaan, serta menciptakan solusi inovatif di tengah kompleksitas tantangan Dunia.
 

“Dalam konteks ini, maka diplomasi kita Tak hanya responsif terhadap krisis, Tetapi juga harus bersifat antisipatif, progresif, dan visioner. Diplomasi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, keberpihakan pada kesejahteraan rakyat, dan keadilan bagi Segala,” ucap Sugiono.
 

Cek Artikel:  OKI: Pembunuhan Ismail Haniyeh Langgar Kedaulatan Iran

“Dengan kata lain, diplomasi yang berasal dari nilai-nilai luhur bangsa seperti yang tercantum dalam Pancasila, dan Asta Cita sebagai panduan strategisnya,” pungkas Menlu Sugiono.
 

Baca juga: Diplomasi Aktif Indonesia Tak Akan Pernah Tinggalkan Perjuangan Palestina

Mungkin Anda Menyukai