Kebakaran di Rinjani Dipastikan Padam

Kebakaran di Rinjani Dipastikan Padam
Kawasan Anjani, Gunung Rinjani.(Indriyani/ MI)

BALAI Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan kebakaran kawasan hutan di kaki Gunung Rinjani atau di Kalipit, Sembalun, Kabupaten Lombok Timur dipastikan telah padam.

 

“Petugas sudah diturunkan ke lokasi dan dipastikan titik kebakaran lahan telah padam dan tim tetap melakukan pemantauan dari Resort Sembalun,” Kata Kepala TNGR Nusa Tenggara Barat Yarman di Mataram, Jumat.

Baca juga : 205 Hektare Lahan Taman Nasional Gunung Rinjani Terbakar

 

Ia mengatakan berdasarkan analisis di lokasi kejadian, penyebab kebakaran diduga dampak musim kemarau, karena lokasi itu jauh dari jalur pendakian.

 

Baca juga : Tinjau Korban Kebakaran Manggarai, JK Sarankan Bangun Rumah Susun

Cek Artikel:  Kemenkominfo Blokir 3,27 Juta Konten Judi Online

“Lelahsi itu lebih dekat dengan kebun masyarakat,” katanya.

 

Ia mengatakan kebakaran hutan dan lahan di kawasan Resort Sembalun berupa kebakaran permukaan dengan vegetasi terbakar berupa semak, perdu, rumput, dedaunan kering, pohon bakbakkah, cemara gunung, saropan dan acacia decurrens.

Baca juga : Kegiatan Belajar SDN 05 Manggarai Kebiasaanl Meski Jadi Lelahsi Pengungsian

 

“Kawasan yang terbakar itu sekitar 6,4 hektar,” katanya.

 

Baca juga : Kebakaran Manggarai, Rumah Zakat Turunkan Donasi Makanan dan Logistik

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan memasuki puncak musim kemarau, warga diimbau untuk tetap waspada kekeringan meluas di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

 

“Ketika ini seluruh wilayah NTB masih dalam periode musim kemarau,” kata Prakirawan BMKG NTB I Gede Widi Hariarta.

Cek Artikel:  Jogja Diguncang Gempa, Beberapa Rumah di Gunungkidul Dilaporkan Rusak

 

Pada dasarian II Agustus 2024 (12 – 20 Agustus 2024) potensi hujan di wilayah NTB sangat rendah. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang kurang 20mm/dasarian.

 

“Mempunyai peluang kejadian sebesar kurang 10 persen di seluruh wilayah NTB,” katanya.

 

Berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis (iklim) sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan indikator hari tanpa hujan dengan potensi waspada, siaga dan awas terjadi di daerah.

 

“Level waspada nihil, level siaga di Kabupaten Bima dan level awas di Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Bima,” katanya. (Ant/H-3)

 

Mungkin Anda Menyukai