Liputanindo.id – Polisi mengungkap kendala pengusutan kasus Kematian mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Akseyna Ahad Dori di Waduk Kenanga UI pada 2015 silam.
“Ya kendalanya begini karena memang penemuan korban yang pertama itu, itu kan kita Kagak langsung mengenali korbannya siapa,” kata Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana kepada wartawan dikutip Kamis (6/6/2024).
Arya menjelaskan jasad Akseyna baru teridentifikasi setelah lima hari ditemukan. Jasad korban dikenali usai orang Sepuh Akseyna datang dan menjelaskan Apabila mayat itu adalah anaknya.
Setelah lima hari jasad Akseyna dikenali, TKP atau Posisi korban ditemukan juga sudah banyak perubahan.
“Sehingga lima hari dari penemuan jenazah ini itulah yang Membikin kita Mandek melakukan penyelidikan di awal. Baru setelah itu kita melakukan autopsi ketika melakukan pencarian Tengah ke TKP, ke rumah kost korban. Dalam waktu lima hari tentu sudah banyak yang terjadi dan sudah banyak yang berubah itu di tahun 2015 ya pada Demi itu,” bebernya.
Kasus ini juga sempat berpindah penanganan dari Polres Metro Depok ke Polda Metro Jaya Lewat kembali ke Polres kembali. Arya pun menyebut polisi Demi ini sedang menelusuri waktu lima hari yang hilang tersebut.
“Nggak mudah Demi kembali ke 2015 dan mencari lima hari yang hilang itu apa-apa saja sudah berubah,” jelasnya.
Sebanyak 38 saksi telah dimintai keterangan dalam dalam kasus Akseyna ini. Polisi akan mempertimbangkan apakah kembali memanggil ke-38 saksi itu atau Kagak Demi menelusuri perkara Kematian Akseyna.
“Sasaran deadline secepatnya kalau Dapat kita Dapat ungkap kasus ini akan lebih Berkualitas,” kata Arya.
Diketahui, Akseyna Ahad Dori ditemukan tewas mengapung di Waduk Kenanga UI pada 26 Maret 2015. Awalnya dia diduga bunuh diri karena ditemukan secarik surat di Bilik kosnya yang seolah-olah berisi pesan perpisahan. Tetapi, Irjen Krishna Murti, yang kala itu menjabat Dirreskrimum Polda Metro Jaya, menduga Akseyna dibunuh.
Polisi kemudian mencari jejak pembunuh Akseyna, tetapi mendapati kendala seperti TKP dan jenazah tak Tengah steril. Bapak Akseyna, yang Demi itu merupakan perwira menengah TNI AU, Kolonel (sus) Mardoto, Lagi Percaya polisi Bisa mengungkap kasus anaknya.