Plt. Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Prof. E. Aminudin Aziz mengatakan hingga saat ini, ada sekitar 83.000 naskah kuno di seluruh Indonesia. Jumlah yang sangat besar ini, menurutnya menjadi tanda bahwa masyarakat Indonesia telah terpapar dengan literasi sejak zaman dahulu.
Berbagai naskah kuno ini, kata dia, disimpan di berbagai wilayah, baik dalam maupun luar negeri, oleh perseorangan, komunitas, dan instansi pemerintah.
“Jumlah ini sangat besar karena tidak di semua belahan dunia memiliki naskah-naskah kuno seperti yang dimiliki Indonesia, dan bagaimanapun ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia di Nusantara adalah masyarakat yang sudah literat sejak zaman dahulu,” katanya kepada Media Indonesia di Jakarta pada Senin (16/9).
Baca juga : Perpusnas : Basis Data Naskah Klasik Terkendala Akses dan Anggaran
Prof Amin menjelaskan pengumpulan naskah-naskah tersebut terus dilakukan melalui kerja sama pentahelix (multipihak) mulai dari Dinas Perpustakaan Provinsi, Kabupaten/Kota, serta dukungan dari masyarakat dan organisasi pegiat naskah kuno.
“Kami memberikan dukungan anggaran kepada dinas terkait dan organisasi pegiat naskah kuno untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan naskah-naskah tersebut. Kami juga kerja sama dengan individu-individu atau tokoh-tokoh yang mengenal adanya naskah-naskah di wilayah-wilayah Indonesia,” jelasnya.
Prof Amin menilai digitalisasi naskah kuno menjadi sangat penting melihat berbagai potensi pemanfaatan dalam bidang ilmu pengetahuan. Ia mengatakan digitalisasi menjadi salah satu program prioritas yang terus ditingkatkan.
“Kami terus melakukan percepatan, sudah beberapa tahun ini perpusnas baru berhasil mendigitalisasi sekitar 6000-an naskah kuno. Sementara tahun ini kita usahakan percepatan semoga bisa mendigitalkan sekitar 5.000-an naskah. Naskah-naskah tersebut setelah digitalkan akan dibuatkan sistem metadata sehingga bisa dijadikan rujukan untuk bahan pembelajaran,” ungkapnya.(M-3)