PERNAH dengar istilah pepatah, ‘mencegah lebih Bagus daripada mengobati’? Nah, ini sangat relevan ketika berbicara soal HIV/AIDS.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kondisi di mana Human Immunodeficiency (HIV) sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, tubuh Enggak Tengah Mempunyai kemampuan Kepada melawan infeksi yang ditimbulkan.
HIV adalah virus yang menyerang dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, memahami berbagai Langkah penularan HIV sangat Krusial Kepada mencegah penyebaran infeksi ini.
Penularan HIV/AIDS
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), HIV hanya dapat ditularkan melalui beberapa jenis cairan tubuh tertentu. Cairan tubuh itu darah, sperma, cairan pra-ejakulasi, cairan anus, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI).
Yuk simak, berikut ini adalah berbagai Langkah penularan HIV/AIDS yang perlu diwaspadai:
1. Rekanan seksual tanpa pengaman
Rekanan seksual tanpa pengaman merupakan salah satu Langkah Penting penularan HIV/AIDS. Virus HIV dapat menular melalui kontak dengan cairan tubuh:
- Sperma
- Cairan vagina, atau
- Cairan pra-ejakulasi yang masuk ke tubuh Kekasih
Penularan HIV/AIDS melalui Rekanan seksual vaginal umumnya terjadi pada Kekasih heteroseksual (Musuh jenis). Sedangkan Rekanan seksual anal Mempunyai risiko lebih tinggi, terutama pada Kekasih homoseksual (sesama jenis).
Oleh karena itu, sangat Krusial Kepada melindungi diri Anda dengan menggunakan alat pengaman seperti kondom pada Ketika berhubungan seksual. Kondom berfungsi mencegah penularan HIV/AIDS dengan menghalangi masuknya virus yang terdapat dalam cairan sperma atau vagina. Selain itu, Krusial Kepada menghindari dan Enggak melakukan Rekanan seksual di luar pernikahan.
2. Berbagi jarum suntik
Penularan HIV/AIDS berikutnya adalah berbagi jarum suntik, terutama di kalangan pengguna narkoba suntik. Ketika suntikan yang telah digunakan seseorang yang terinfeksi HIV dipakai kembali oleh orang lain, virus dapat berpindah melalui sisa darah yang terdapat di jarum tersebut.
Ketika jarum suntik bekas Enggak steril, selain HIV, pengguna juga berisiko menularkan penyakit lain seperti hepatitis B dan hepatitis C. Apabila Anda menggunakan jarum suntik, pastikan jarum tersebut steril dan jangan pernah berbagi dengan orang lain.
3. Kehamilan dan menyusui
HIV dapat ditularkan dari ibu hamil kepada bayinya selama kehamilan atau Ketika proses persalinan. Selain itu, penularan juga Pandai terjadi melalui pemberian ASI. Menurut WHO, risiko penularan Human immunodeficiency virus pada bayi dapat berkurang, apabila ibu mengonsumsi obat HIV selama kehamilan dan menyusui.
4. Penggunaan mainan seks (sex toys)
Penggunaan mainan seks (sex Toys) dapat menjadi salah satu media penularan HIV Apabila Enggak digunakan dengan Pas atau dibersihkan dengan Bagus. HIV umumnya Enggak dapat bertahan Pelan di permukaan benda Tewas. Tetapi, mainan seks yang Tetap terkontaminasi dengan sperma, darah, atau cairan vagina Pandai menjadi media penularan virus Apabila digunakan secara bergantian.
5. Transfusi darah dan cangkok organ
Penularan HIV juga dapat terjadi melalui transfusi darah dan cangkok organ Apabila Mekanisme tersebut Enggak dilakukan dengan standar keamanan yang Pas. Kedua jenis penularan ini Tetap kurang Lazim terjadi.
Tetapi, banyak negara Mekanisme transfusi darah dan cangkok organ telah jauh lebih Kondusif. Pasalnya darah yang didonorkan sekarang telah diuji terlebih dahulu Kepada memastikan Enggak mengandung HIV dan penyakit menular lainnya.
Meskipun risiko penularan HIV melalui transfusi darah dan organ cangkok sangat rendah berkat Mekanisme medis yang ketat, tetap Krusial Kepada mengikuti langkah-langkah pencegahan yang Pas guna memastikan keamanan. (CDC/Hello Sehat Kemenkes/Siloam Hospitals/Z-3)