5 Kecamatan di Bojonegoro Tergenang Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo

5 Kecamatan di Bojonegoro Tergenang Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo
Air luapan sungai Bengawan Solo.(Dok. MI)

BANJIR luapan sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, mengakibatkan 13 desa dari lima kecamatan tergenang, Rabu (22/1). Kondisi tersebut mengakibatkan ratusan rumah dan sedikitnya 205 hektare (ha) tanaman padi terendam banjir.

Banjir juga menggenangi sejumlah fasilitas Lazim serta jalan. Jumlah rumah dan lahan terendam banjir berpotensi mengalami peningkatan tajam. Ini seiring tinggal permukaan Bengawan Solo di kawasan setempat mengalami peningkatan signifikan hingga berstatus siaga tiga banjir atau siaga merah.

Lima Kecamatan yang terdampak banjir itu meliputi Kecamatan Bojonegoro, Dander, Kalitidu, Ngraho, dan Baureno.

” Beberapa kawasan permukiman sudah mulai tergenang banjir, ” kata Kalaksa BPBD Bojonegoro, Laela Nor Ainy, Rabu (22/1) petang.

Cek Artikel:  Kisah Suami Cekcok dengan Istrinya di NTT dan Berakhir Tewas Usai Satpam Ikut Adonan

Antara lain, lanjut dia, di Desa Ngulanan, Ngablak,  Kecamatan Dander dan di Kelurahan Ledok Wetan gang Mat Ikram dan Lorong Dua, Kecamatan Bojonegoro. Enggak disebutkan secara rinci jumlah rumah yang tergenang banjir di dua Area tersebut.

Tetapi, Enggak kurang dari 150 unit rumah yang berada di kawasan tersebut yang tergenang dengan ketinggian antara 20  cm hingga 35 cm. Sementara di Kecamatan Kalitidu, banjir merendam rumah dengan ketinggian hingga 60 cm.

Di Desa Leran, Kecamatan Kalitidu jumlah rumah yang tergenang sebanyak 8 rumah, dan di Desa Sukoharjo sejumlah 12 rumah dan bangunan.

Cek Artikel:  Pemkab Samosir Gandeng Kantor Perwakilan BI Sibolga Kembangkan Pariwisata dan UMKM

Banjir juga merendam tanaman padi seluas 205 ha yang tersebar di 7 desa di Kecamatan Baureno. Di antaranya, di Desa Kalisari, Lebaksari, Bumiayu, Gunungsari, Tanggungan, Trojalu, serta Desa Tulungagung.

Sedangkan,  di Desa di Kecamatan Ngraho, luasan padi yang terendam banjir sebanyak 5 ha. ” Rata tanaman padi berumur 40 -85 hari setelah tanam (hst), ” jelasnya.

Banjir juga merendam sejumlah rasa jalan lingkungan, lapangan sepak bola dan sejumlah fasilitas Lazim lainnya. Banjir ini akibat derasnya kiriman air dari hulu dan hujan lokal yang berlangsung dua hari terakhir.

Kondisi tersebut mengakibatkan permukaan sungai Bengawan Solo naik signifikan hingga berstatus siaga tiga banjir atau siaga merah sejak Rabu  dinihari dengan ketinggian 14. 07 dari permukkan air laut (dpl).

Cek Artikel:  Awas, Gelombang Tinggi Lelah 4 Meter dan Cuaca Ekstrem di 25 Daerah di

Bahkan, Demi ini tinggi muka air Lalu meningkat hingga mencapai posisi 14.30 dpl pada pukul 18.00 Wib. (Z-9)

Mungkin Anda Menyukai