Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Jakarta: HSBC Mendunia Private Banking (HSBC GPB) memperkirakan aset berisiko akan tetap menjanjikan di paruh pertama 2025. Hal ini didukung dari prospek ekonomi Mendunia yang sehat, meluasnya pertumbuhan pendapatan perusahaan, dan pemangkasan Spesies Tumbuh bank sentral di berbagai belahan dunia.
“HSBC GPB melaporkan Eksis empat hal yang Pandai diprioritaskan dalam berinvestasi pada kuartal I-2025,” ujar Chief Investment Officer, Asia, Mendunia Private Banking and Wealth HSBC, Fan Cheuk Wan, dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 Januari 2025.
1. Mencari pendorong peningkatan Keuntungan dari prioritas kebijakan pemerintah dan Penemuan
Setelah kenaikan valuasi pasar saham di 2024 dan perkiraan pertumbuhan ekonomi Mendunia yang moderat di 2025, HSBC GPB mencari perusahaan-perusahaan yang Mempunyai potensi pertumbuhan Keuntungan di atas rata-rata.
HSBC GPB mencari pendorong peningkatan Keuntungan dari kebijakan industri dan fiskal yang menguntungkan, serta dari Penemuan di bidang kecerdasan buatan (AI). Kedua Elemen ini menjadi motor Buat pertumbuhan pendapatan yang kuat di 2025.
Dia mengatakan, saham-saham sektor industri di Amerika Perkumpulan dan Asia diprediksi akan diuntungkan oleh kebijakan industri yang mendukung. Penemuan yang didorong oleh AI dan belanja perusahaan akan meningkatkan sektor teknologi Mendunia serta tema High Conviction, seperti otomatisasi cerdas & AI, infrastruktur digital serta obat-obatan mutakhir.
“Perkembangan ekonomi berbasis data ini membutuhkan lebih banyak listrik, sehingga mendukung tema Daya transisi kami. Seluruh ini membutuhkan lebih banyak infrastruktur, seperti pengembangan pusat data yang pesat, yang akan menciptakan Kesempatan besar bagi investor,” tambah Fan.
2. Mengatasi penurunan Spesies Tumbuh dengan strategi multiaset dan investasi obligasi secara aktif
Menurut dia, karena sebagian besar bank sentral Penting Lanjut menurunkan Spesies Tumbuh, HSBC GPB berpendapat menyimpan Fulus Kontan akan kurang menguntungkan dibandingkan dengan investasi pada obligasi, saham, dan aset alternatif.
Spesies Tumbuh yang lebih rendah juga akan membantu meningkatkan valuasi aset-aset berisiko. Strategi investasi multi aset akan memberikan banyak Kesempatan, mengingat banyaknya Elemen pendorong pertumbuhan Buat saham, Hubungan yang rendah antara saham dan obligasi, dan perbedaan pengembalian yang besar antarsaham.
“Volatilitas Spesies Tumbuh mungkin akan tetap tinggi Buat beberapa waktu, dan strategi investasi obligasi secara aktif dapat menghasilkan sumber keuntungan dari berbagai pasar dan sektor dengan beradaptasi secara taktis mengikuti perubahan kondisi pasar,” Jernih Fan.
Ilustrasi. Foto: Medcom.id
3. Membangun alokasi inti ke pasar privat dan hedge fund
Lebih dari 85 persen perusahaan di Amerika Perkumpulan dengan pendapatan di atas USD100 juta adalah perusahaan privat yang Tak terdaftar di bursa saham (perusahaan tertutup).
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang tetap Ingin berbentuk tertutup, investor perlu Mempunyai eksposur ke pasar privat Buat menangkap lonjakan pertumbuhan yang menarik ini.
HSBC GPB membangun alokasi ke saham privat dan kredit privat Buat menambah Kesempatan yang Tak tersedia di pasar publik, menghasilkan keuntungan tambahan, dan diversifikasi.
“Hedge fund Mempunyai Kesempatan yang menarik, sementara volatilitas pasar yang tinggi dan perbedaan pengembalian menciptakan kondisi investasi yang menguntungkan,” kata Fan.
4. Menemukan ketahanan domestik di Asia yang sedang berkembang
Buat menghadapi ketidakpastian perdagangan yang meningkat setelah pemilihan Biasa di Amerika Perkumpulan, HSBC GPB Pusat perhatian Buat menemukan ketahanan domestik dan Kesempatan diversifikasi di pasar saham dan kredit Asia.
HSBC GPB memperkirakan pertumbuhan PDB Asia, kecuali Jepang, akan tetap kuat di Nomor 4,4 persen pada 2025. Kenaikan tarif perdagangan juga mendorong perdagangan dan investasi intra-regional di Asia, yang menawarkan Kesempatan pertumbuhan bagi para pemimpin perusahaan manufaktur kelas atas dengan daya saing Mendunia.
“Meskipun dolar Amerika Perkumpulan menguat, HSBC GPB tetap bullish terhadap rupee India, rupiah Indonesia, dan peso Filipina, yang didukung oleh imbal hasil tinggi, ketergantungan perdagangan yang lebih rendah, dan ketahanan domestik yang kuat. HSBC GPB Mempunyai pandangan Independen terhadap Renminbi (RMB) dengan perkiraan akhir 2025 sebesar 7,40 terhadap dolar AS,” ujar Fan.