PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) yang didukung PT Krakatau Baja Industri sebagai penyuplai bahan baku baja canai dingin (CRC) melepas ekspor baja lapis aluminium seng (BJLAS) Nexalume dari Pelabuhan Tanjung Priok dengan tujuan Kanada, Senin (7/10).
General Manufacturing PT Tata Metal Lestari Rendra Fernanda mengatakan, selama ini perusahaannya telah mengekspor produk mereka ke 20 negara di dunia. Tapi kali ini pengirimannya berbeda karena menggunakan metode break bulk shippment sehingga jumlah produk yang dikirim bisa berlipat ganda.
“Ekspor hari ini sangat spesial karena kami mengirimnya dalam bentuk break bulk shipment. Total kami kirim tepatnya 3.008 ton BJLAS Nexalume senilai US$3.090.000 atau sekitar Rp48 miliar lebih,” lewat keterangan tertulis yang diterima, Jumat (11/10).
Baca juga : Ekspor Batu Bara dan Besi Baja Cuan, CPO Boncos
Sebelum menggunakan metode break bulk shippment, sambungnya, pihaknya hanya bisa mengirim sekitar 24 ton dalam satu kontainer. Dengan metode terbaru, pihaknya bisa langsung mengirim 3 ribu ton lebih baja dalam sekali pengiriman.
“Kami kirim dari pelabuhan Tanjung Priok langsung ke pelabuhan Hamilton di Kanada dengan kapal MV Federal Michigan. Kami berharap produk kami dapat sampai ke lokasi tujuan tepat waktu dan dapat segera digunakan oleh pelanggan kami,” terang Rendra.
Ia menambahkan, untuk diterima oleh pasar global, baja yang diproduksi harus memenuhi 11 spesifikasi persyaratan. Spesifikasi tersebut sudah sesuai dengan standar ASTM (American Society for Testing and Materials) yang sudah diperoleh PT Tata Metal Lestari melalui surveyor independen.
Baca juga : BPS: Ekspor Juli 2023 Naik Tipis 1,36% Jadi US$20,60 Miliar
Dengan terpenuhinya 11 spesifikasi tersebut, hal itu sekaligus menunjukkan industri baja lapis nasional bisa diterima pasar global, salah satunya melalui PT Tata Metal Lestari yang didukung oleh PT Krakatau Baja Industri sebagai penyuplai bahan bakunya.
“Spesifikasi-spesifikasi yang diperlukan pasar global, termasuk regulasi CBAM atau aturan yang dibuat Uni Eropa untuk mengatasi kebocoran emisi karbon telah kami penuhi. Dengan begitu, produk baja lapis ramah lingkungan kami bisa diterima di mancanegara,” jelasnya.
Rendra menambahkan, meski pasar ekspor menjadi bidikan, dengan kapasitas produksi sebesar 225 ribu ton per tahun, pihaknya mengutamakan pemenuhan kebutuhan di dalam negeri untuk pembangunan berbagai infrastruktur di Tanah Air.
Baca juga : Manfaatkan MITA Kepabeanan, PT Krakatau Steel Ekspor 30 Ribu Ton Hot Rolled Coil ke Italia
“Tetapi ke depan kita punya rencana menambah kapasitas menggunakan mesin continues coating line baru kami, sehingga dapat berfokus untuk memenuhi kebutuhan ekspor,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Nuranto Putra, perwakilan dari PT Krakatau Baja Industri (Krakatau Steel), mengatakan pihaknya mendukung langkah ekspor PT Tata Metal Lestari untuk menembus pasar global. Sebagai perusahaan dalam negeri yang menyuplai seluruh bahan baku baja lapis yang diproduksi PT Tata Metal Lestari, ia berharap kedua perusahaan bisa terus meningkatkan sinergi sehingga dapat menghidupkan kembali neraca perdagangan nasional.
“Kapasitas produksi Krakatau steel, khususnya di CRM, kami punya kapasitas 800 ribu ton per tahun. Buat ekspor, kami mengalokasikan 10%-15%. Sekarang kami fokusnya melakukan indirect ekspor seperti yang kami lakukan sekarang ini bersama PT Tata Metal Lestari,” katanya.
Ia berharap pelaku industri dalam negeri seperti PT Tata Metal Lestari dan PT Krakatau Steel bisa saling bersinergi untuk menghidupkan kembali neraca perdagangan nasional. (E-2)