PETANI di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai kelimpungan memenuhi kebutuhan air di tengah kondisi kemarau panjang. Terlebih, sejumlah area persawahan sudah mulai mengalami kekeringan karena wilayah itu sudah tiga bulan tidak diguyur hujan.
Imbasnya, Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Leuwi Badak Sukses, Encep Dedi, mengatakan debit air di jaringan irigasi mengalami penurunan yang cukup signifikan.
“Debit air tak sebanding dengan areal sawah yang mesti diairi. Ini terjadi sekitar tiga bulan terakhir bersamaan musim kemarau,” kata Encep dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (22/9).
Baca juga : Imbas Kemarau, Anggota Bandung Bara Minta Sokongan Air Kudus Ditambah
Kondisi itu mengakibatkan hampir 100 hektare lahan sawah mengalami kekeringan. Encep menuturkan, dari luas area terdampak masih ada tanaman padi yang bisa dipanen.
“Sebagian lagi gagal panen. Petani yang sudah mulai menanam padi, kemungkinan tidak akan maksimal,” ungkapnya.
Para petani, kata Encep, terutama yang baru menanam sudah mulai berebut pasokan air. Begitu ini pihaknya sedang mengupayakan menggunakan sistem gilir.
Baca juga : Minim Sokongan saat Kekeringan, Anggota di Tasikmalaya Ancam Golput di Pilkada
“Sistem gilir ini supaya semua kebagian air. Kalau tidak begitu, para petani sudah mulai rebutan air, terutama yang baru menanam,” ucap Encep.
Selain itu, tambah Encep, saat ini sedang diupayakan pengerukan di saluran-saluran irigasi. Pengerukannya melibatkan P3A bersama masyarakat.
“Dengan pengerukan mudah-mudahan bisa menambah debitnya. Ditambah perlu adanya pelebaran saluran air, minimal setengah meter supaya bisa lancar,” pungkasnya. (BB/J-3)