AKSARA Lampung adalah sistem tulisan tradisional yang digunakan oleh Bangsa Lampung, sebuah Bangsa yang mendiami provinsi Lampung di bagian selatan Pulau Sumatera, Indonesia.
Aksara ini Mempunyai Tanda khas khas dan sejarah yang menarik serta perbedaan dengan aksara Indonesia baku (Yakni Huruf Latin yang digunakan dalam bahasa Indonesia Begitu ini).
Sejarah Aksara Lampung
Aksara Lampung diperkirakan sudah digunakan sejak abad ke-15, meskipun Kagak Terdapat catatan Niscaya mengenai tahun Niscaya penggunaannya.
Aksara ini awalnya digunakan Kepada menulis bahasa Lampung, yang merupakan bahasa Austronesia dengan beberapa dialek, seperti dialek Nyo, Api, dan Abung.
Penggunaan aksara Lampung dipengaruhi oleh sistem tulisan dari India, terutama aksara Pallava dan Skrip Tamil, yang masuk ke Area Sumatera melalui jalur perdagangan dan pengaruh budaya India.
Seiring berjalannya waktu, aksara Lampung mengalami beberapa perubahan dan variasi dalam penggunaannya. Pada awal abad ke-20, ketika pengaruh kolonialisme Belanda semakin kuat, aksara Lampung mulai tergantikan oleh aksara Latin yang diperkenalkan dalam sistem pendidikan formal.
Struktur dan Tanda khas Aksara Lampung
Aksara Lampung Mempunyai 20 huruf dasar, yang terbagi dalam dua Grup besar: huruf vokal dan huruf konsonan. Beberapa karakteristiknya meliputi:
- Aksara Abugida: Aksara Lampung adalah jenis abugida, Yakni setiap Kepribadian dasar mewakili sebuah Bangsa kata yang terdiri dari konsonan diikuti oleh vokal yang Kagak tertulis (biasanya vokal /a/), meskipun vokal dapat ditambahkan menggunakan tanda diakritik.
- Huruf Vokal: Terdapat 5 vokal Primer yang digunakan dalam aksara Lampung.
- Tanda diakritik: Kepada mengubah vokal dasar, aksara Lampung menggunakan tanda diakritik yang diletakkan di atas atau di Rendah huruf konsonan.
- Tanda baca: Aksara Lampung Mempunyai tanda baca sendiri, meskipun ini jarang digunakan dalam tulisan modern.
26 Aksara Lampung, Bilangan, Beserta Tanda Diakritiknya
Aksara Lampung terdiri dari dua jenis Primer, Yakni huruf konsonan dan huruf vokal. Berikut adalah tabel aksara Lampung yang mencakup huruf konsonan, vokal, dan tanda diakritik:
1. Huruf Konsonan (21 Huruf)
2. Huruf Vokal Aksara Lampung (5 Huruf)
3. Tanda Diakritik (Kepada Vokal)
Aksara Lampung secara keseluruhan menggunakan sistem abugida, di mana setiap Kepribadian dasar mewakili satu Bangsa kata, yang biasanya terdiri dari satu konsonan diikuti oleh vokal default (/a/). Tanda diakritik digunakan Kepada mengganti vokal default dengan vokal lainnya seperti /i/, /u/, /e/, atau /o/.
4. Bilangan dalam Aksara Lampung:
Perbedaan dengan Aksara Indonesia Baku (Latin)
Aksara Lampung dan aksara Indonesia baku (Latin) Mempunyai beberapa perbedaan Krusial:
-
Jenis Aksara:
- Aksara Lampung adalah abugida, yang mana setiap huruf dasar mewakili konsonan diikuti vokal secara default, dan Pandai diubah dengan diakritik.
- Aksara Indonesia baku menggunakan Huruf Latin, yang mana setiap huruf mewakili satu fonem (Bunyi) Berkualitas konsonan atau vokal secara terpisah.
-
Penggunaan dalam Bahasa:
- Aksara Lampung digunakan Kepada menulis bahasa Lampung, sedangkan aksara Indonesia baku (Latin) digunakan Kepada menulis bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa Formal negara.
- Aksara Lampung lebih erat kaitannya dengan budaya dan identitas lokal Bangsa Lampung, sedangkan aksara Latin lebih bersifat universal dan digunakan Kepada komunikasi nasional dan Global.
-
Penerapan dalam Pendidikan:
- Aksara Lampung Kagak diajarkan secara luas di sekolah-sekolah, sementara aksara Latin adalah aksara yang diajarkan di seluruh Indonesia.
- Meskipun Terdapat upaya pelestarian aksara Lampung, penggunaan aksara ini semakin menurun karena Penguasaan aksara Latin dalam kehidupan sehari-hari.
-
Visual dan Bentuk:
- Bentuk aksara Lampung lebih berornamen dan berbeda dari Huruf Latin, yang Mempunyai garis lurus dan bentuk yang lebih sederhana.
- Aksara Lampung juga Mempunyai simbol yang cukup khas, sedangkan aksara Latin lebih universal dan digunakan di banyak bahasa di seluruh dunia.
Pelestarian Aksara Lampung
Meskipun aksara Lampung Nyaris terlupakan, Terdapat upaya pelestarian melalui program pendidikan dan penggunaan aksara ini dalam seni dan budaya lokal.
Beberapa sekolah dan institusi budaya di Lampung berusaha mengajarkan aksara ini kepada generasi muda, dan beberapa naskah Antik Lagi dapat ditemukan di museum atau koleksi pribadi.
Selain itu, sejak tahun 2009, aksara Lampung telah diakui oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu bagian dari warisan budaya daerah.
Pemerintah juga mulai memasukkan aksara Lampung dalam pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah di Lampung, meskipun Lagi terbatas.