Bandara Frans Seda di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah Kagak beroperasi selama dua bulan karena adanya erupsi Gunung Lewotobi Pria di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.
“Kurang lebih sudah dua bulan ini Kagak Terdapat operasi atau aktivitas penerbangan di Bandara Frans Seda karena erupsi Gunung Lewotobi Pria,” kata Kepala Bandara Frans Seda Maumere Partahian Pandjaitan di Kupang, Senin (9/9).
Demi ini, Gunung Lewotobi Pria Tetap Maju mengeluarkan material dari perut Bumi. Serbuk vulkanik Tetap beterbangan terbawa angin dan mengganggu Distrik penerbangan di Bandara Frans Seda Maumere.
“Setiap malam kami lakukan Penilaian Berbarengan berkaitan dengan Serbuk vulkanik. Kami Kagak langsung putuskan tutup selama sebulan. Kami Penilaian setiap hari Kepada keputusan esok hari. Kalau memang Kagak memungkinkan, besok ditutup Tengah,” jelasnya.
Baca juga : Serbuk Vulkanik Masuk Bandara, Penerbangan Kupang-Larantuka Tutup Sementara
Selain bandara di Maumere, bandara di Ende juga terdampak oleh Serbuk vulkanik tersebut sehingga sempat ditutup beberapa hari.
Partahian mengatakan lapangan terbang yang paling Kondusif Demi ini adalah bandara di Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Fasilitas itu Tiba kini Tetap Maju dibuka karena Serbuk vulkanik Kagak Tiba ke Distrik tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas kegempaan Gunung Lewotobi Pria di Kabupaten Flores Timur Tetap tinggi.
“Berdasarkan hasil analisis dan Penilaian secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental menunjukkan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Pria Tetap tinggi. Tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Pria ditetapkan Tetap pada Level III atau Siaga,” ujar Kepala PVMBG Badan Geologi P Hadi Wijaya. (Ant/Z-11)