2.300 Orang Tewas akibat Serangan Israel di Libanon

2.300 Orang Tewas akibat Serangan Israel di Libanon
Ilustrasi.(123 RF)

JUMLAH korban tewas akibat serangan Israel di Libanon sejak Oktober lalu meningkat menjadi 2.309 orang, sementara 10.782 orang lainnya terluka.

Pada Senin (14/10) Kementerian Kesehatan setempat mengatakan tiga orang tewas dan 84 lainnya terluka dalam serangan udara Israel di distrik Nabatieh di Libanon selatan.

Perdana Menteri Libanon Najib Mikati menyatakan prioritas utama negaranya saat ini ialah Israel segera menghentikan konfrontasi militer. 

Baca juga : PM Libanon dan Hizbullah Respons Netanyahu Minta PBB Tarik UNIFIL

“Prioritas pemerintah kami pada tahap ini adalah mengupayakan gencatan senjata, menghentikan agresi Israel, dan melindungi keamanan Libanon serta keselamatan warga negaranya,” kata Mikati dalam pernyataan pers Kantor Perdana Menteri Libanon.

Cek Artikel:  Akui Putus Asa dan Tertekan, Diplomat Korea Utara di Kuba Pilih Membelot ke Korea Selatan

Mikati menegaskan kembali komitmen negaranya untuk menerapkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 sekaligus memperkuat kehadiran tentaranya di Libanon selatan.

Resolusi 1701 diadopsi pada 11 Agustus 2006. Resolusi itu menyerukan penghentian total permusuhan antara Libanon dan Israel dan pembentukan zona demiliterisasi antara Garis Biru (perbatasan antara Libanon dan Israel) dan Sungai Litani.

Baca juga : Libanon Berharap Israel Segera Hentikan Konfrontasi Militer

Dalam zona demiliterisasi itu, hanya tentara Libanon dan pasukan sementara PBB di Libanon (UNIFIL) yang diizinkan untuk memiliki senjata dan peralatan militer.

Belakangan resolusi itu tidak lagi dipatuhi, Hizbullah dan Israel malah saling serang. Israel mengeklaim serangan itu dilancarkan sebagai aksi balasan terhadap Hizbullah yang terus-menerus mengirimkan roket ke negaranya. 

Cek Artikel:  Truk Tangki Bahan Bakar Nigeria Meledak, 153 Tewas

Eksispun Hizbullah menyebut tindakannya menyerang Israel ialah sebagai balasan karena negara Zionis menggempur Hamas di jalur Gaza.

Baca juga : Libanon Gelar Pertemuan Darurat usai Serangan Besar-besaran Israel

Setelah rapat kabinet pada Jumat (11/10), Mikati menyatakan Hizbullah adalah mitra dalam pemerintahan Libanon dan telah setuju untuk menerapkan Resolusi 1701.

Dia mengonfirmasi Kementerian Luar Negeri Libanon telah mengajukan permintaan kepada Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata segera dan penegakan penuh resolusi tersebut

Dalam perkembangan terkait, Mikati menerima panggilan telepon dari utusan AS Amos Hochstein guna membahas upaya untuk mengamankan gencatan senjata dan menghentikan konfrontasi militer dengan Israel. (TRT World/Z-6)

Mungkin Anda Menyukai