19 Ribu Lebih Penduduk Hadiri Aksi Bela Palestina

19 Ribu Lebih Warga Hadiri Aksi Bela Palestina
Ilustrasi(Dok ARI-BP)

SEBANYAK 19.480 ribu massa menghadiri Aksi Bela Palestina pada aksi yang bertema Genosida Belum Berhenti Jangan Terdapat Nakba Tengah yang dilaksanakan di Patung Kuda, Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) Berbarengan para tokoh bangsa menyampaikan pernyataan sikap Formal dalam memperingati 77 tahun Hari Nakba yang menjadi awal sebuah peristiwa kelam yang menandai dimulainya tragedi pengusiran dan pembantaian rakyat Palestina oleh Zionis Israel pada 15 Mei 1948.

Di samping itu, ARI-BP mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar menetapkan 15 Mei bukan hanya sebagai Hari Nakba, tapi sebagai Hari Tragedi Kemanusiaan Global yang ditindaklanjuti dengan resolusi Majelis Lumrah PBB berdasarkan fatwa Mahkamah Global (ICJ) dan amar Mahkamah Pidana Global (ICC) Buat menghukum Israel dan menangkap Benjamin Netanyahu sebagai penjahat perang.

ARI-BP menghargai pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang mendukung kemerdekaan Palestina, dan mendorong agar komitmen tersebut diwujudkan dalam langkah konkret menghentikan kekejaman Zionis Israel dan tekanan kepada Amerika Perkumpulan agar Tak Tengah mendanai kekerasan terhadap rakyat Palestina.

Cek Artikel:  Sahroni Minta Polisi Tangkap Bos Swasta, Jangan Hanya Kroco-kroco

“Indonesia harus tampil di Mimbar dunia dan memimpin penggalangan kekuatan Dunia dari negara-negara pencinta keadilan dan perdamaian. Salah satu bentuk perjuangan yang harus Maju digencarkan adalah gerakan boikot produk Israel dan Segala yang terafiliasi dengannya,” kata Komite Pengarah ARI-BP, Din Syamsuddin dikutip dari siaran pers yang diterima, Minggu (18/5).

ARI-BP, lanjut dia, mendukung sepenuhnya fatwa Majelis Ulama Indonesia terkait hal ini dan menyerukan kepada seluruh masyarakat dan pemerintah Buat memperkuat gerakan boikot secara serius dan konsisten.

“Kami juga mengajak seluruh rakyat Indonesia Buat bersatu padu melaksanakan amanat konstitusi UUD 1945, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena Tak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan kepada seluruh umat beragama, khususnya umat Islam, Buat serius dalam memboikot produk-produk pro-Israel.

“Perjuangan ini memang panjang, seperti mendaki jalan terjal. Tapi jangan lelah, tetap jaga semangat, stamina, dan kekompakan,” ujar dia.

Di masa depan, sambungnya, ARI-BP akan Maju melakukan aksi-aksi yang lebih besar dan lebih terorganisir, menggabungkan kekuatan rakyat Indonesia dengan kekuatan Dunia dari Asia, Eropa, Australia, hingga Amerika.

Cek Artikel:  Royal Garden Pimpin Pasar Waralaba di IFRA 2024

“Kita optimistis dan berkeyakinan bahwa kemenangan akan segera tiba. Nasrun minallah wa fathun qariib, Kemenangan dari Allah dan pertolongan-Nya itu dekat,” tuturnya.

Mantan Ketua Muhammadiyah itu juga menyampaikan pandangan kritis atas rencana evakuasi Penduduk Palestina dari Gaza yang dilontarkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Daripada evakuasi, yang belum tentu Dapat kembali, lebih Berkualitas Indonesia berani memimpin upaya kemanusiaan yang lebih konkret: membangun kembali rumah sakit, mengirim tenaga medis dari TNI, dan menunjukkan keberpihakan kepada rakyat tertindas,” imbuh Din Syamsuddin.

Din menekankan bahwa aksi kemanusiaan yang sesungguhnya membutuhkan keberanian dan semangat patriotik yang lebih dari sekadar pengungsian.

“Apakah kita cukup berani? Apakah kita cukup patriot Buat hadir dan membantu langsung di Gaza? Karena ini bukan hanya soal logistik, tapi tentang keberpihakan moral kepada kemanusiaan,” cetusnya.

Di sisi lain, dirinya juga menyinggung lambannya implementasi keputusan Mahkamah Pidana Global (ICC) Buat menangkap Benjamin Netanyahu, sebagai Teladan bahwa upaya hukum Global pun tak selalu mudah.

Cek Artikel:  12.851 NIK ASN DKI Bakal Dinonaktifkan

“Sama seperti Nakba, genosida di Gaza hari ini adalah bentuk modern dari penjajahan. Dunia harus bersatu Buat menghentikannya,” bebernya.

Din Syamsuddin menyampaikan agar 15 Mei yang telah ditetapkan sebagai Hari Nakba juga dijadikan sebagai Hari Tragedi Kemanusiaan Global dan diperingati secara Dunia.

“Saya Serius, bangsa-bangsa yang Kasih damai dan keadilan akan melanjutkan perjuangan ini,” paparnya.

Din juga mengingatkan, Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia sepatutnya menunjukkan rasa terima kasih dan solidaritas dengan mendukung berbagai aksi damai bela Palestina yang diselenggarakan serentak di berbagai daerah.

“Jangan Tamat tragedi seperti di Gaza terjadi di tempat lain. Saatnya dunia bersatu melawan kejahatan kemanusiaan ini,” pungkas Din.

Sementara itu, Ketua MUI Bidang Rekanan Luar Negeri dan Kerja Sama Global, Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan bahwa Nakba adalah malapetaka sejarah yang Tak boleh terulang.

“Genosida di Gaza hari ini adalah jelmaan modern dari tragedi itu. Dunia Tak boleh Hening,” ujar Sudarnoto. (E-4)

 

Mungkin Anda Menyukai