185 Penduduk Belanda dan Negara Lain Dievakuasi Perdana dari Libanon

185 Warga Belanda dan Negara Lain Dievakuasi Perdana dari Libanon
Penduduk Libanon mengungsi.(Al Jazeera)

BELANDA mengevakuasi 185 orang yang terdiri dari warga negara Belanda dan warga negara lain dalam penerbangan evakuasi pertamanya dari Libanon. Ini dikatakan Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp.

“Penerbangan repatriasi pertama kami dari Libanon baru saja mendarat di Eindhoven, Belanda. Di dalamnya ada 185 orang, termasuk beberapa orang dari Belgia, Irlandia, dan Finlandia,” kata Menlu Belanda Veldkamp melalui media sosial X, Jumat (4/10).

Veldkamp menuturkan bahwa penerbangan repatriasi kedua dijadwalkan pada Sabtu (5/10). Pada 1 Oktober, Israel mengumumkan operasi darat militer terbatas dimulai pada Lebanon selatan yang dilaporkan tidak berencana untuk menduduki wilayah mana pun di negara tersebut secara permanen.

Baca juga : Aneka Rudal Canggih Iran dan Fitur-Fiturnya

Cek Artikel:  Amerika Perkumpulan Dakwa Enam Petinggi Hamas Atas Serangan 7 Oktober, Ini Daftarnya

Sejak pekan lalu, Bilangantan Udara Israel telah melakukan serangan besar-besaran dengan target menyasar gerakan Syiah Libanon, Hizbullah, di berbagai wilayah di negara tetangga. Beberapa serangan udara yang ditargetkan di Beirut juga telah dilakukan dan menewaskan sejumlah komandan tinggi Hizbullah.

Hizbullah menanggapi serangan itu dengan peluncuran rudal, terutama menargetkan Israel utara, serta jangkauan serangannya meningkat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan beberapa ratus rudal balistik ke arah Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, pemimpin politik gerakan Palestina Hamas Ismail Haniyeh, dan komandan senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pemerintahnya tidak bermaksud berperang dengan Israel tetapi akan menghadapi ancaman apa pun dengan cara yang tegas. (Ant/Z-2)

Cek Artikel:  Mengenakan Helm dan Rompi Antipeluru, Pendeta Filipina Bantah Lakukan Perdagangan Seks

Mungkin Anda Menyukai