Area persawahan di Desa Rias, Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Belitung, yang terdampak kekeringan terus meluas. Hingga saat ini setidaknya sudah 175 hektare sawah mengalami kekeringan dan terancam gagal panen.
“Pasokan air di embung dan sungai sudah berkurang karena tidak ada hujan akibat musim kemarau,” ujar perwakilan Grup Tani Sinar Bune, Suyuti, Kamis (22/8).
Padahal menurutnya kondisi padi sudah mulai bunting atau menuju fase menguning dan sebagian sudah mulai menguning.
Baca juga : Kementan Tangani 200 Hektare Sawah yang Kekeringan di Pasuruan
“Satu kelompok punya 35 hektare lahan. Total ada lima kelompok. Kurang lebih sekitar 175 hektare terdampak kekeringan. Itu baru perkiraan. Diprediksi masih banyak lagi,” imbuhnya.
Ia mengaku belum menerima bantuan pompa air dari pemerintah pusat maupun daerah. Kalau ada pompa, para petani masih bisa memanfaatkan air yang jumlahnya sedikit.
“Eksis debit air hanya sejengkal orang dewasa. Itu posisinya di bawah bantalan pintu air sehingga tidak lagi bisa mengalir,” tuturnya.
Baca juga : Kekeringan, 7 Ribu Hektare Sawah di Jawa Timur Gagal Panen
Ia mengutarakan, kondisi kekeringan di dua tahun terakhir sangat parah. Pahamn ini bahkan kekeringan terjadi lebih lama. Retakan tanah di area persawahan terlihat lebih lebar dan dalam dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Oleh sebab itu sebagian besar petani tidak bisa berharap banyak dari hasil panen tahun ini.
“Cita-cita kami adanya pompanisasi, karena debit air Embung Yamin masih bisa mencukupi hingga masa panen. Jadi kalau debit air sudah habis, berarti sudah habis juga harapan petani dan terancam gagal panen,” ucapnya. (Z-11)