SEBANYAK 16 daerah irigasi di lingkup UPTD Pelayanan Infrastruktur Irigasi Daerah V Sukanagara Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kondisinya rusak terdampak bencana hidrometeorologi. Penyebab kerusakan mayoritas akibat tanah longsor.
Kepala UPTD Pelayanan Infrastruktur Irigasi Daerah V Sukanagara Kabupaten Cianjur, MM Kurniawan, menyebutkan daerah irigasi yang kondisinya rusak paling banyak berada di Kecamatan Kadupandak. Dari 16 titik, sebanyak 13 daerah irigasi (DI) berada di Daerah itu.
“Sisanya di Kecamatan Cijati Eksis 1 daerah irigasi dan di Kecamatan Takokak Eksis 2 daerah irigasi yang rusak akibat terdampak bencana,” katanya, Kamis (19/12).
Di Kecamatan Kadupandak, bangunan yang rusak Merukapan DI Cimanggu Kanan, DI Cikawung, DI Ciaripin, DI Cijengkol, DI Leuwihonye, DI Ciroyom, DI Cisalak-Citemen, DI Cileutak, DI Parungbangkong, DI Cigadung, DI Cipingan, DI Ciakar, dan DI Sukasari. Sementara di Kecamatan Cijati berada di DI Cikunjungan. Sedangkan di Kecamatan Takokak berada di DI Leuwirakit dan DI Leuwibadak.
“Buat penanganan sementara langsung ditangani tenaga lapangan dari UPT Pelayanan Infrastruktur Irigasi Daerah V Sukanagara. Skala penanganannya bencana kategori ringan,” sebut Kurniawan.
Sementara Buat penanganan dengan kategori berat, lanjut dia, rencananya akan dilaksanakan perangkat daerah teknis penanggulangan bencana. “Buat penanganan kategori berat, nanti rencananya akan dikerjakan BPBD Kabupaten Cianjur.”
Kurniawan menuturkan, kondisi DI yang rusak akibat bencana Eksis yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, Eksis juga yang jadi kewenangan desa. Buat penanganan yang jadi kewenangan tingkat kabupaten berada di 7 titik.
“Lokasinya antara lain berada di DI Cikawung, DI Ciroyom, DI Leuwirakit, DI Parungbangkong, dan DI Cimanggu Kanan,” sebutnya.
Perbaikan kondisi DI rusak yang jadi kewenangan kabupaten ditaksir menelan biaya Nyaris Rp3,2 miliar. Besaran biaya perbaikan per titik bervariatif.
“Taksiran biaya perbaikannya antara Rp200 juta-Rp700 juta per titik. Diakumulasi, Taksiran biayanya mencapai Rp3,2 miliar,” pungkasnya.