14 Orang Terluka Akibat Serangan Udara Israel di Libanon Selatan

14 Orang Terluka Akibat Serangan Udara Israel di Libanon Selatan
ilustrasi.(Anadolu)

SEBANYAK 14 orang terluka pada Selasa (28/1) akibat serangan udara Israel yang menargetkan sebuah kota di Libanon selatan. Hal ini menandai pelanggaran lain terhadap perjanjian gencatan senjata.

Kementerian Kesehatan Libanon mengatakan dalam laporan terbarunya bahwa serangan udara musuh Israel terhadap Kota Nabatiyeh mengakibatkan 14 orang terluka.

“Sebuah pesawat tak berawak musuh Israel melancarkan serangan rudal berpemandu yang menargetkan sebuah truk pikap di jalan dekat Sekolah Al-Rawdat di Nabatiyeh al-Fawqa,” demikian laporan Kantor Informasi Nasional Libanon.

“Serangan itu menghancurkan kendaraan dan melukai tiga Kaum yang kebetulan sedang melewati daerah itu, selain itu juga membakar mobil-mobil yang terparkir di jalan,” tambahnya.

Ledakan dari rudal itu bergema di daerah terdekat. “Musuh Israel menargetkan Kaum sipil dan penduduk yang damai di rumah mereka,” kantor Informasi tersebut mengutip pernyataan walikota Nabatiyeh al-Fawqa, Yasser Ghandour seperti dilansir Anadolu, Rabu (29/1).

Cek Artikel:  Elizabeth Tsurkov Israel Danai 12 Grup Pemberontak Suriah

“Pesawat nirawak musuh tersebut menargetkan truk pikap yang digunakan Buat mengangkut sayur-sayuran di jalan Penting Nabatiyeh al-Fawqa,” imbuhnya, Sembari menyangkal bahwa Eksis pihak tertentu yang menjadi Sasaran.

Kemudian, badan tersebut melaporkan bahwa pesawat nirawak musuh memperbarui Invasi udaranya, menargetkan daerah Sekeliling rumah peristirahatan Al-Farah di Jalan Zawtar-Nabatiyeh al-Fawqa dengan rudal berpemandu.

“Serangan kedua dalam waktu kurang dari satu jam, setelah serangan terhadap truk pikap di Nabatiyeh, yang berjarak kurang dari 2 kilometer (1,24 mil) dari serangan pertama,” tambahnya.

Sebelumnya, Kantor Informasi Nasional melaporkan bahwa ledakan terdengar di kota Nabatiyeh al-Fawqa dan api terlihat membumbung di Posisi tersebut.

Cek Artikel:  Houthi Desak Israel Berhenti Jajah Palestina

Tentara Israel mengakui pelanggaran perjanjian gencatan senjata di Libanon, dengan mengklaim bahwa mereka menargetkan dua kendaraan Punya Grup Hizbullah di Area selatan Chaqif dan Nabatiyeh.

Pernyataan militer mengatakan Angkatan Udara Israel menyerang truk Hizbullah dan kendaraan tambahan yang mengangkut senjata di Area Chaqif dan Nabatieh di Libanon selatan Buat menghilangkan ancaman.

Militer lebih lanjut mengklaim bahwa truk dan kendaraan tersebut menjadi sasaran setelah dipantau Ketika mengangkut senjata.

Meskipun telah berulang kali melanggar gencatan senjata, militer Israel menegaskan bahwa mereka bertekad Buat Lanjut beroperasi sesuai dengan kesepakatan antara Israel dan Libanon dan akan beroperasi melawan segala ancaman terhadap negara Israel dan Kaum negaranya.

Hizbullah belum mengeluarkan komentar apa pun mengenai pernyataan militer Israel.

Ketegangan meningkat Ketika tentara Israel tetap berada di Area Libanon setelah batas waktu 60 hari Buat penarikannya dari Lebanon selatan berlalu pada hari Minggu berdasarkan perjanjian gencatan senjata.

Cek Artikel:  Sudah Dijatuhi Hukuman Wafat, Taipan Vietnam Truong My Lan Dihukum Seumur Hidup Atas Kasus Pencucian Dana

Tetapi, AS mengatakan bahwa Israel dan Libanon telah sepakat Buat memperpanjang batas waktu penarikan diri hingga 18 Februari.

“Setidaknya 26 orang tewas dan 16 orang terluka akibat tembakan Israel sejak Minggu ketika penduduk mencoba kembali ke desa mereka di Libanon selatan,” lapor otoritas kesehatan setempat.

Gencatan senjata yang Renyah telah berlaku sejak 27 November. Hal ini mengakhiri periode saling tembak antara Israel dan Hizbullah yang dimulai pada 8 Oktober 2023 dan meningkat menjadi konflik skala penuh pada 23 September tahun Lampau.

Data dari Kementerian Kesehatan Libanon menunjukkan bahwa sejak serangan Israel terhadap Lebanon dimulai pada 8 Oktober 2023, setidaknya 4.080 orang telah tewas, termasuk Perempuan, anak-anak, dan pekerja kesehatan, sementara 16.753 orang terluka. (Fer/I-2)

Mungkin Anda Menyukai