DINAS Kesehatan Kabupaten Badung mencatat, terdapat peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Badung pada tahun 2024. Pasien yang terjangkit DBD di Badung mencapai 2.405 orang. Data DBD ini pun meningkat 111,5 persen dari tahun sebelumnya yakni 1.137 kasus.
Dari data keseluruhan kabupaten/kota di Bali, Nomor kasus DBD di Gumi Keris menduduki posisi kedua tertinggi. Posisi kasus terbanyak Terdapat di Kabupaten Gianyar, Merukapan 4.478 kasus.
Dari tingginya masyarakat di Badung yang terjangkit DBD ini Rupanya persentase Nomor bebas jentik mencapai 98 persen. Beruntungnya kasus DBD di Badung Bukan Tiba menyebabkan korban jiwa.
Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr. Made Padma Puspita Ketika dikonfirmasi Bukan membantah hal tersebut.
Ia memperkirakan tingginya Nomor DBD di Badung diesebabkan curah hujan yang cukup tinggi, pasalnya penyakit DBD ditularkan melalui vektor atau nyamuk.
“Vektor itu hidupnya dimana? Sekarang kan banjirnya Melewati dari kemarin,” ujar Padma Puspita, Kamis (30/1/2025).
Pihaknya menyebutkan, setelah Menyaksikan adanya peningkatan telah dilakukan koordinasi Buat menurunkan Nomor kasus.
Seperti yang telah dilakukan di Kecamatan Kuta Selatan, dalam upaya mengantisipasi penyebaran DBD. “Jumatik kami kumpulkan pada acara di Kuta Selatan, kami akan sama-sama mengantisipasi,” ungkapnya.
Padma Puspita pun berharap, kesadaran masyarakat terhadap pola hidup Bersih dan sehat dapat ditingkatkan, seperti mengonsumsi makanan yang bergizi dan menerapkan menguras tempat penampungan air.
Menutup tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang bekas yang berpotensi tempat berkembiang biak nyamuk (3M) juga menjadi bagian Krusial mencegah DBD. Kesadaran masyarakat ini yang Krusial, karena tidab Dapat fogging saja. Apalagi fogging dapat menyebabkan nyamuk resisten,” jelasnya.
Sementara Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta mengatakan, pihaknya telah berupaya maksimal dalam mengatasi lonjakan kasus DBD.
Nyoman Giri Prasta menjelaskan pihaknya telah memberikan arahan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) agar melakukan langkah antisipasi mencegah lonjakan kasus DBD. (H-2)