10 Hewan Langka Indonesia yang Terancam Punah

10 Hewan Langka Indonesia yang Terancam Punah
Indonesia, sebagai rumah bagi ribuan spesies endemik, menghadapi tantangan serius dalam melindungi hewan langka yang terancam punah. (Antara)

INDONESIA merupakan rumah bagi beberapa spesies hewan yang paling beragam. Hutan hujan tropisnya sangat penting di dunia, meliputi lebih dari 98 juta hektare lahan, menjadikan negara ini memiliki keanekaragaman hayati yang unik dan berperan sebagai penyeimbang karbon yang menghilangkan karbon dioksida yang dihasilkan manusia di seluruh negeri.

Eksis lebih dari 350.000 jenis spesies hewan endemik milik Indonesia yang menghuni hutan. Tetapi, beberapa di antaranya telah jarang dilihat (langka), bahkan punah. Sekarang, mari kita lihat beberapa spesies yang terancam punah di Indonesia.

Hewan langka yang berpotensi punah di Indonesia

1. Badak Jawa (tersisa 60 atau kurang)

Badak jantan dewasa memiliki satu cula dan badak betina tidak memiliki cula, tidak seperti badak Afrika dan badak Sumatera yang bercula dua. Badak ini dulunya umum di Asia Tenggara, tetapi kini hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat daya Jawa. 

Baca juga : Hari Hewan Sedunia 2024. Ini Sejarah, Tujuan, dan Maksud.

Habitat yang sempit ini membuat mereka rentan terhadap penyakit, perkawinan sedarah, dan ancaman bencana alam. Badak ini telah lama diburu sebagai hewan buruan besar dan diburu karena culanya yang kecil.

2. Lumba-lumba Mahakam/Pesut (tersisa 80 atau kurang)

Kagak seperti lumba-lumba laut, mamalia sungai ini tidak memiliki moncong seperti paruh. Kepala mereka jauh lebih bulat, dan sirip punggung mereka kecil dan bulat. Mereka hidup di hamparan Sungai Mahakam sepanjang 200 km dan anak-anak sungai, serta lahan basah di sekitarnya di Kalimantan Timur. 

Polusi dan pendangkalan dari industri kelapa sawit dan pertambangan menyebabkan degradasi habitat. Banyak yang terbunuh di jaring ikan, sementara penangkapan ikan yang berlebihan telah mengurangi pasokan makanan mereka. Mereka sensitif terhadap kebisingan dari perahu motor dan tongkang batu bara. Beberapa ditangkap hidup-hidup dan dijual untuk dipajang di akuarium.

Cek Artikel:  BMKG Sebut Masyarakat Perlu Siapkan Skenario Terburuk Hadapi Gempa Megathrust

Baca juga : Onager Persia Langka Lahir di Kebun Binatang Chester

3. Badak Sumatera (tersisa sekitar 100)

Hewan lain yang terancam punah adalah spesies badak terkecil di dunia. Dikenal karena memiliki dua tanduk dan tubuh berbulu, badak pernah menempati wilayah yang luas di Asia Timur. Sekarang hanya hidup di beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Penebangan hutan dan perburuan liar menyebabkan mereka punah.

4. Burung Kingfisher Jawa (tersisa sekitar 50–249)

Diklasifikasikan sebagai spesies tersendiri pada 2014, burung kecil pemalu ini terancam punah karena kerusakan hutan yang terus-menerus terjadi untuk pertanian dan pembangunan. Burung ini telah terlihat di Taman Nasional Gunung Halimun yang dilindungi di Jawa Barat. Burung ini hidup di hutan dataran rendah, memakan ikan, serangga, dan reptil kecil.

5. Penyu Hutan Sulawesi (tersisa sekitar 250)

Kagak dilindungi di Indonesia, meskipun termasuk dalam spesies reptil paling langka (dan paling terancam punah) di dunia. Baru diklasifikasikan tahun 1990, kura-kura ini merupakan satu dari dua spesies kura-kura endemik Sulawesi. Dikenal juga sebagai kura-kura paruh betet (kura-kura kakatua) karena mulutnya yang seperti paruh. 

Baca juga : Harimau Sumatra Tewas Terjerat di Kebun Kaum

Para pegiat konservasi mengatakan hingga 3.000 kura-kura diekspor setiap tahunnya sepanjang akhir tahun 1990-an, sebagian besar ke Tiongkok sebagai makanan lezat dan ke Eropa dan Amerika sebagai hewan peliharaan langka. Pada 1999, jumlah ekspor yang tercatat telah turun menjadi 100, mungkin karena faktor keamanan. 

Cek Artikel:  Membangun Rumah Rendah Karbon jadi Pilihan Anak Muda

Tumbuh hingga 30 cm panjangnya. Habitat mereka hilang akibat penggundulan hutan. Mereka masih ditangkap untuk makanan dan untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan.

6. Rusa Bawean (tersisa sekitar 250 atau lebih)

Dikenal juga sebagai rusa babi, rusa ini merupakan hewan endemik Nusa Bawean di lepas pantai utara Jawa Timur. Dilindungi sejak 1979, ancaman terbesarnya adalah gulma Amerika invasif yang dikenal secara lokal sebagai kirinyuh. Rusa ini sebagian besar aktif di malam hari dan hidup di hutan di dua bagian terpencil pulau tersebut. 

Baca juga : Polres Tasikmalaya Gagalkan Penjualan 22 Kancil

Mereka biasanya memakan rumput, herba, dan tunas, tetapi gulma invasif ini mendorong mereka untuk memasuki tanaman untuk memakan jagung dan daun singkong. Hal ini dapat menyebabkan konflik dengan petani. Perkebunan jati juga telah mengurangi habitat, tetapi populasinya dianggap stabil.

7. Harimau Sumatera (tersisa sekitar 400)

Satu-satunya spesies harimau Indonesia yang masih hidup , setelah punahnya harimau Jawa dan Bali. Hanya sekitar 150 pasang yang tersisa, dan kawasan hutan lindung yang tersisa di Sumatera dianggap tidak cukup untuk mempertahankan populasi yang layak, karena harimau membutuhkan wilayah jelajah yang luas.
 
Ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup adalah perburuan liar, dan penggundulan hutan oleh industri kelapa sawit, pulp, dan kertas. Hewan yang terancam punah seperti harimau terkadang menyerang balik, membunuh penebang liar dan pekerja perkebunan. Beberapa taipan dan jenderal Indonesia memelihara harimau yang diawetkan sebagai simbol status.

Cek Artikel:  Prabowo-Gibran Diharapkan Tingkatkan Kesejahteraan Guru

8. Orangutan Tapanuli (tersisa kurang dari 800)

Baru tahun 2017 diklasifikasikan sebagai spesies yang berbeda dari orangutan Sumatra . Mereka hidup di wilayah hutan pegunungan seluas sekitar 1.000 kilometer persegi, di sebelah selatan Anggaranu Toba di provinsi Sumatra Utara. Hanya delapan persen habitat mereka yang diklasifikasikan sebagai hutan konservasi, sementara 76% berstatus perlindungan dan 14% tidak dilindungi. 

Perusakan habitat dimulai dengan pertanian dan penebangan, tetapi produsen minyak sawit sekarang menjadi agen utama perusakan. Induk-induknya ditembak atau dibacok sampai mati dengan parang, sehingga bayi-bayinya dapat ditangkap dan dijual sebagai hewan peliharaan, meskipun sebagian besar mati sebelum mencapai pasar.

9. Owa Jawa (kurang dari 2.500)

Dikenal juga sebagai siamang perak. Sebagian besar hidup di hutan dengan ketinggian sedang di provinsi Banten dan Jawa Barat, tetapi juga ada di Jawa Tengah. Hilangnya habitat terus berlanjut, sebagian karena proyek perumahan dan pariwisata. Siamang dewasa diburu, sehingga siamang muda dapat dijual sebagai hewan peliharaan kepada orang-orang yang suka memelihara. 

10. Burung Cenderawasih (sekitar kurang dari 1.000)

Tak hanya dari Jawa atau Sumatera, Indonesia Timur juga memiliki fauna yang cantik namun diambang kepunahan. Burung Cenderawasih, atau sering disebut sebagai burung surga, menjadi seekor ikon dari keindahan alam Papua.

Burung ini memiliki bulu yang sangat indah dan tarian kawin yang spektakuler. Karena keindahan ini lah yang menjadikannya target perburuan dan perdagangan ilegal yang membuatnya beberapa spesies Cenderawasih terancam punah akibat perusakan habitat dan eksploitasi berlebihan. (Indonesia Expat/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai