1 dari 3 Remaja Indonesia Punyai Masalah Kesehatan Mental

1 dari 3  Remaja Indonesia Miliki Masalah Kesehatan Mental
Ilustrasi(Freepik)

KEPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tavip Agus Rayanto penting bagi remaja untuk mempersiapkan masa depan mereka. Hal tersebut ia sampaikan dalam  acara Apresiasi Duta dan Jambore Kreativitas Perhimpunan Generasi Berencana (GenRe) Nasional (Adujaknas) 2024 di Hotel Prime Plaza Sanur, dikutip Kamis (19/9). 

“Saya menaruh harapan besar bahwa forum ini tidak sekedar seremonial. Saya ingin forum ini menjadi forum bagi anak remaja kita untuk menyongsong hari esok,” ujar Tavip.

Kemeriahan remaja yang tergabung dalam Perhimpunan GenRe dari 38 provinsi di seluruh Indonesia memenuhi ruangan. Mereka berbusana dengan pakaian adat daerah asal masing-masing dan banyak yang menggunakan atribut unik nan cetar membahana.

Baca juga : Kesehatan Mental Anak dan Remaja Elemen Krusial Figurkan Indonesia Emas 2045

Ketua Panitia Adujaknas 2024 Teuku Muhammad Alif, mengungkapkan keprihatinan tentang kondisi kesehatan mental remaja Indonesia. Ia lalu mencontohkan pembunuhan pada remaja, pelecehan seksual, dan rusaknya mental generasi saat ini.

Cek Artikel:  Road To Give 2024 Yogyakarta Merayakan Satu Sepuluh tahun Berbagi Kebaikan dan Semangat Hidup Sehat

“Seperti yang kita lihat di media sosial, Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Yang kita harapkan Indonesia Emas, tetapi realitanya Indonesia semakin cemas dengan banyaknya isu-isu yang terjadi saat ini,” ujar Alif.

Maka, sebagai bentuk cepat progress program GenRe, bersama BKKBN, forum ini mengangkat tema ‘Jiwa Membara Raga Terjaga Menyala GenRe Indonesia’. Artinya, jiwa membara mencerminkan bahwa kesehatan mental yang tidak baik akan melahirkan fisik yang sakit. Selain itu, ada isu stunting dan kekerasan seksual yang dibungkus dengan kegiatan ‘Tentang Kita’.

Baca juga : BKKBN Tempuh Berbagai Langkah untuk Turunkan Bilangan Stunting

Buat mencapai Indonesia Emas 2045, sasaran utama saat ini adalah mempersiapkan generasi muda agar menjadi generasi yang berkualitas, kompeten, dan berdaya saing. “Generasi muda menjadi kunci keberhasilan cita-cita besar tersebut. Jumlah remaja di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Stagnantik (BPS) 2023 sebesar 64,16 juta jiwa, atau setara 23,18% total penduduk,” tambah Alif.

Cek Artikel:  Tips Membangun Rumah Tema Industrial

Tetapi, mirisnya, menurut Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022, satu dari tiga remaja berusia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental. Sementara satu dari dua puluh remaja memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Bilangan ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja yang terdiagnosis gangguan mental.

Remaja juga dihadapkan dengan permasalahan pernikahan dini dan seks bebas. Data Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa 5,2 persen remaja usia 13-17 tahun sudah pernah berhubungan seksual, dan 32,5 persen di antaranya menggunakan kondom. Selain itu, satu dari 11 anak perempuan dan satu dari 17 anak laki-laki pernah mengalami kekerasan seksual.

Baca juga : BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting

Dari segi pendidikan, berdasarkan data BPS per Maret 2023, tingkat pendidikan mayoritas penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas adalah 30,22 persen menyelesaikan Pendidikan SMA/sederajat, 24,62 persen lulusan SD/sederajat, dan 10,15 persen perguruan tinggi. Persentase yang tidak tamat SD/sederajat dan belum pernah sekolah cukup tinggi, masing-masing sebesar 9,01% dan 3,25%.

Cek Artikel:  WHO Berencana Mengucurkan Biaya Senilai Rp2,1 Triliun untuk Atasi Wabah Mpox

Tentunya, permasalahan yang terjadi pada banyak remaja di Indonesia menjadi keresahan bersama. BKKBN dan Perhimpunan GenRe bekerja sama untuk menjadikan remaja Indonesia berkualitas dan SDM tangguh. Noer Alif Baslamin, Ketua Lazim GenRe Indonesia Pahamn 2022-2024, mengucapkan terima kasih kepada BKKBN pusat dan provinsi karena telah memberi ruang partisipasi bermakna bagi teman-teman GenRe.

“Empat belas tahun GenRe berdiri telah berdedikasi menginspirasi dari pelosok desa hingga kabupaten/kota dan provinsi. Melalui program Keluarga Berencana dengan fokus terhadap pemberdayaan remaja. Tanpa adanya kolaborasi antara BKKBN dengan GenRe, program ini tidak akan berjalan,” tuturnya. 

Mungkin Anda Menyukai