Viral Diduga Batasi Dokter dan Perawat Berhijab, RS Medistra Minta Ampun

Liputanindo.id – Rumah Ngilu Medistra merilis pernyataan resmi usai viral karena diduga membatasi dokter hingga perawat yang bekerja memakai hijab. Rumah sakit tersebut meminta maaf atas isu yang beredar dan mengatakan sudah dalam penanganan manajemen.

“Kami memohon maaf atas ketidakyamanan yang ditimbulkan akibat isu diskriminasi yang dialami o l e salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen. Hal tersebut kini tengah dalam penanganan manajemen,” pernyataan resmi Direktur RS Medistra, Dr. Akbar Budisatria, MM, FISIQua. 

Pada pernyataan tersebut, ditegaskan juga bahwa RS Medistra terbuka bagi siapa saja yang ingin bekerja di rumah sakit tersebut, tanpa ada batasan. Mereka juga menegaskan akan lebih memerhatikan proses rekrutmen para calon pekerja.

Cek Artikel:  Ikuti Metode Hamish Daud Melatih Anaknya Supaya Giat Sikat Gigi

“RS Medistra inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang mau bekerja sama untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat,” tuturnya.

“Ke depan, kami akan terus melakukan proses kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi, sehingga pesan yang kami sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak,” tambahnya. 

Sebelumnya dugaan RS Medistra membatasi pegawai berhijab muncul usai salah satu dokter bedah onkologi yang bekerja di sana, Diani Kartini, melayangkan surat protes yang viral di X. Surat itu ditujukan kepada direksi rumah sakit, dengan isi menanyakan persyaratan berpakaian.

“Selamat siang para direksi yang terhormat. Syaa ingin menanyakan terkait persyaratan berpakaian di RS Medistra. Beberapa waktu lalu asisten saya dan juga kemarin kerabat saya mendaftar sebagai dokter umum di RS Medistra,” isi surat.

Cek Artikel:  E-Commerce Exhibition, Langkah Baru Berdayakan UMKM Membuka Kesempatan Baru

“Kebetulan keduanya menggunakan hijab. Terdapat pertanyaan terakhir di sesi wawancara terkait performance dan RS Medistra merupakan RS internasional, sehingga timbul pertanyaan apakah bersedia membuka hijab ketika diterima,” lanjutnya. 

Pada suratnya, Dokter Diani menyayangkan peraturan rumah sakit tersebut yang membatasi pakaian pegawainya. Peraturan tersebut bahkan disebut sebagai tindakan yang rasis.

“Sangat disayangkan sekali dalam wawancara timbul pertanyaan yang menurut pendapat saya adalah RASIS. Apakah ada STANDAR GANDA cara berpakaian untuk perawat, dokter umum, dokter spesialis, dan subspesialis di RS Medistra? Terima kasih atas perhatiannya,” pungkasnya. 

Mungkin Anda Menyukai