VAR mempercantik Persona Aliansi 1 Indonesia
Sepakbola
Editor: Novelia Tri Ananda
Sabtu, 19 April 2025 – 06:15 WIB
Liputanindo.id – Persona Aliansi 1 Indonesia yang sebelumnya sering disorot karena berbagai keputusan kontroversial yang dikeluarkan wasit, terlihat Elok musim ini setelah Video Assistant Referee (VAR) diterapkan selama satu musim penuh .Dulu, kontroversi akibat keputusan wasit Nyaris terjadi dalam setiap pekan, mulai soal gol, penalti, offside, hingga kartu merah. Padahal Seluruh ini mempengaruhi hasil pertandingan. Kini, kontoversi itu berkurang sehingga kompetisi terlihat lebih Kudus dan profesional.
VAR Membangun wasit Mempunyai “mata kedua” Demi memimpin pertandingan menjadi lebih adil, karena Dapat meninjau ulang momen-momen krusial sebelum mengambil keputusan final. Hasilnya, kedua tim yang bertanding legawa menerima hasil akhir pertandingan, bahkan ketika kalah atau mendapatkan hasil tak memuaskan.
Para penggemar yang timnya tak mendapatkan kemenangan pun menerima dengan lapang dada, apa pun hasil yang didapatkan tim kesayangannya, sepanjang itu adil di lapangan. Aliansi-Aliansi besar Eropa dan ajang-jang dunia sudah Lamban menggunakan VAR, sementara teknologi pembantu wasit ini baru diterapkan secara penuh di Aliansi 1 musim ini. Tetap saja itu terasa spesial.
Sebelum Formal diadopsi Aliansi 1 musim ini, VAR terakhir kali diujicobakan di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, pada Maret 2024. Demi itu 13 wasit VAR, 22 Asisten wasit VAR, dan 18 Replay Oparator (RO) mengikuti uji coba itu. Kala itu, Instruktur wasit FIFA asal Malaysia, Subkhiddin Mohd Saleh, mengatakan uji coba itu berjalan Lancar, sehingga sudah Dapat debut pada babak Championship Series Aliansi 1 2023/2024 yang berisi delapan pertandingan.
Setelah sukses di Championship Series, VAR dilanjutkan musim ini pada format kompetisi penuh, dari pekan pertama Tamat pekan terakhir. Teknologi yang dirancang Demi meningkatkan keadilan dan akurasi keputusan wasit itu telah membawa Dampak yang signifikan. Berdasarkan laporan PT Aliansi Indonesia Baru (LIB) Januari Lewat, VAR berandil besar dalam 153 pertandingan sepanjang paruh musim ini.
Dalam beberapa pertandingan krusial, VAR berhasil mengidentifikasi insiden yang luput dari perhatian wasit, misal gol yang Enggak Absah karena offside dan pelanggaran di dalam kotak penalti. Transparansi ini tak hanya membantu kedua tim yang bertanding mendapatkan keadilan, melainkan juga meningkatkan kepercayaan publik kepada kompetisi.
Sepanjang paruh musim itu, VAR telah diterapkan dalam 153 pertandingan, dengan total 642 insiden diperiksa, dan rata-rata 4,2 pemeriksaan per pertandingan. Bilangan itu menunjukkan tingginya tingkat keterlibatan VAR dalam mendukung keputusan wasit. Wasit menggunakan 44,2 detik rata-rata waktu pemeriksaan Demi insiden gol, 164,7 detik rata-rata waktu pemeriksaan Demi kartu merah, dan 60,2 detik rata-rata waktu pemeriksaan Demi insiden penalti.
Dari 66 on-field review (OFR), VAR telah Membangun 58 keputusan diubah, sementara delapan keputusan Enggak berubah. Selain itu, dari 576 pemeriksaan VAR tanpa OFR, 556 keputusan dikonfirmasi, dan 20 keputusan diubah berdasarkan fakta-fakta yang ditinjau melalui VAR. Direktur Operasional PT LIB Asep Saputra mengakui penggunaan VAR sejauh ini ia sadari belum sepenuhnya sempurna.
“Kami Lalu berkomunikasi dengan Seluruh pihak, termasuk wasit dan Instruktur, Demi memastikan bahwa VAR digunakan secara optimal,” kata Asep, Januari Lewat. “Kami juga menerima masukan dari para suporter karena mereka adalah bagian Krusial dari sepak bola. Konsentrasi kami adalah bagaimana teknologi ini dapat Lalu berkembang Demi mendukung kompetisi yang lebih Berkualitas.
Pengamat sepak bola Kesit B. Handoyo menilai kehadiran VAR berkontribusi besar pada peningkatan kualitas pertandingan Aliansi 1.
“Yang Terang hadirnya VAR itu sangat sangat membantu, walaupun memang Tetap Terdapat beberapa pertandingan yang kontroversial tapi kan Enggak seperti waktu belum Terdapat VAR,” kata Kesit kepada ANTARA, Kamis pekan ini.
Lebih luas Tengah
Setelah sukses digelar di Aliansi 1, Direktur Primer PT LIB Ferry Paulus mengatakan Aliansi 2 Indonesia musim depan akan sepenuhnya menerapkan VAR. Musim Lewat Aliansi 2 sudah mencicipi VAR, tepatnya pada perebutan tempat ketiga antara Persijap dan PSPS, serta laga final PSIM melawan Bhayangkara FC.
“Nah ke depan, kami Niscaya menggunakan VAR secara keseluruhan Demi Aliansi 2,” kata Ferry setelah final Aliansi 2 di Stadion Manahan, Solo, akhir Februari Lewat.
Demi memastikan Seluruh berjalan sesuai rencana, pada 11-26 Maret, PSSI dan PT LIB menyelenggarakan pelatihan intensif tahap kedua Demi calon operator VAR, wasit VAR, dan asisten wasit (AVAR) di Aliansi 2. Materi pelatihan mencakup simulasi penggunaan simulator VAR, aplikasi protokol pertandingan, hingga analisis situasi kompleks dalam pertandingan langsung atau rekaman.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari seleksi ketat tahap pertama yang diikuti 29 peserta Replay Operator (RO) dan 65 wasit serta asisten wasit dari berbagai daerah di Indonesia. Aliansi 2 musim depan akan diikuti 20 tim, berkurang enam tim dari peserta musim ini.
Apabila musim ini dibagi menjadi tiga grup, pada musim depan Aliansi 2 akan dibagi dua grup yang masing-masing diisi 10 tim. Setiap klub akan mengetahui nasibnya lolos ke Aliansi 1 atau degradasi ke Aliansi 3 secara langsung, berbeda dengan musim ini yang dibagi menjadi dua babak, Yakni babak pendahuluan serta babak 8 besar dan playoff degradasi.
Masing-masing Juara grup akan lolos ke Aliansi 1, sementara satu slot tersisa direbutkan oleh para runner-up.
Kemudian, juru kunci atau peringkat 10 masing-masing grup akan langsung degradasi. Satu tim lain akan ditentukan melalui babak playoff yang dimainkan antara peringkat 9.
Peringkat Aliansi 1 naik
Aliansi 1 musim ini juga kembali menggunakan format kandang dan Lawatan, bukan reguler series dan Championship Series seperti musim Lewat. Perubahan ini Membangun pemuncak klasemen tak Tengah was-was kehilangan mahkota Juara, seperti Borneo musim Lewat yang mengakhiri kompetisi dengan Keistimewaan poin cukup besar atas tim peringkat kedua, Persib, yakni delapan poin, Tetapi Persib yang Malah keluar sebagai Juara setelah memenangi format Championship Series.
Sistem ini Membangun persaingan di papan atas semakin ketat, karena Seluruh tim Bertanding Demi langsung memperebutkan gelar Juara tanpa babak tambahan. Demi Demi ini, tersisa tiga tim dalam perebutan tahta Juara. Ketiganya adalah Persib, Dewa United, dan Persebaya.
Persib adalah tim yang paling difavoritkan karena mengoleksi 61 poin dari 29 pertandingan, disusul Dewa pada posisi kedua dengan selisih delapan poin. Pada posisi ketiga, Persebaya mengoleksi 49 poin dan berpeluang menjaga jarak sembilan poin dari Maung Bandung apabila mengalahkan Madura United pada pekan ke-29.
Dari segi regulasi pemain asing, Aliansi 1 musim ini juga berubah signifikan. Apabila sebelumnya dibolehkan menggunakan maksimal enam pemain asing (salah satunya harus dari Asia Tenggara), kini setiap tim diizinkan mendaftarkan delapan pemain asing (bebas dari negara mana pun).
“Walaupun saya sendiri sebenarnya agak berat juga Demi mengatakan setuju banget banyak tambahan pemain asing, tapi tujuan PSSI adalah Demi meningkatkan kualitas kompetisi Indonesia supaya Dapat Bertanding di Asia,” kata Kesit, yang Lamban mengikuti kompetisi sepak bola Indonesia.
Kesit Enggak salah karena berbagai bentuk perubahan di Aliansi 1 musim ini telah Membangun kualitas kompetisi sepak bola yang dicintai para penggemar sepak bola tanah air ini akhirnya diakui AFC setelah peringkatnya naik sejak Maret Lewat. Berdasarkan data AFC, Aliansi 1 kini menempati peringkat kelima di Asia Tenggara, naik dari peringkat enam. Di tingkat Asia, peringkat Aliansi 1 juga mengalami peningkatan dari 28 menjadi 25 dengan 18,2 poin.
Sumber : Antara

