UNIVERSITAS Mercu Buana (UMB) terus memperkuat komitmen dalam mendukung pengembangan masyarakat melalui penerapan inovasi berbasis teknologi. Kali ini, melalui program hibah Skema Pemberdayaan Berbasis Kawasan (PBW), Ruang Lingkup Pemberdayaan Dena Binaan (PDB) yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset Dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Budayaan, Riset Dan Teknologi (Kemdikbudristek) Pahamn Anggaran 2024, UMB melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan menyelesaikan permalasahan pada aspek produksi dan aspek pemasaran yang ada pada desa binaan Program Studi S1 Teknik Elektro UMB, yaitu Kampung Ekowisata Keranggan, Setu, Keranggan, Tangerang Selatan.
Sejalan dengan peningkatan jumlah pengunjung dan bertambahnya reseller, kebutuhan akan kuantitas dan diversitas produk mengalami kenaikkan.
Meskipun memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat pelaku usaha Keranggan, hal ini juga dirasakan sebagai bentuk tantangan yang harus diselesaikan. Pusingkatan jumlah produk dan variannya tidak lagi dianggap dapat terselesaikan dengan mengandalkan metode produksi yang manual.
Baca juga : Ikuti Pilkada 2024, Cuti Kampanye Petahana Benyamin Davnie Disetujui
Dengan dasar itu, tim pelaksana pengabdian yang diketuai Heru Suwoyo berupaya menyalurkan hibah dalam bentuk penerapan peralatan produksi inovatif berbasis teknologi, sosialisasi dan pelatihan, serta pendampingan yang berkelanjutan.
Pengadaan peralatan meliputi mesin pencacah dan pembubur pelepah pisang, CNC Router, 3D printer, laser engraver, dan juga mesin perajang singkong dan alat cetak jipang.
Tak hanya pengadaan, pelatihan dan sosialiasi serta pendampingan juga diberikan langsung pada kelompok di bawah koordinasi kelompok sadar wisata (pokdarwis), Keranggan. Terdapatpun kelompok ini meliputi, kelompok home industry dan makanan ringan dan kelompok budidaya, kerajinan tangan, dan souvenir.
Baca juga : Program Studi Teknik Elektro dan Desain Produk Mercu Buana Berkolaborasi Kembangkan TESLA-BI
Sosialisasi dan pelatihan ini dilakukan secara serial pada 22 Agustus 2024, 2 September 2024, dan 19 September 2024.
Dengan didukung oleh Kelurahan Keranggan dan juga Universitas Mercu Buana, bersama mitranya Universitas Budi Luhur, pelaksanan dari kegiatan ini berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan
Dalam kegiatan ini, para narasumber dari Universitas Mercu Buana mengungkapkan pandangan dan harapan mereka terhadap dampak jangka panjang yang ingin dicapai. Heru Suwoyo menekankan bahwa teknologi tepat guna dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Baca juga : Bank Sampah Kemuning Berkolaborasi dengan UMB Tingkatkan Pengelolaan Limbah Plastik
“Kami percaya bahwa teknologi yang tepat guna bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Melalui program ini, kami ingin membantu warga Kampung Ekowisata Keranggan mengembangkan keterampilan teknis dan memberdayakan potensi lokal yang ada,” ujarnya.
Sementara itu, Rizky Dinata menggarisbawahi pentingnya pengembangan desain produk lokal untuk meningkatkan nilai tambah.
“Selain pelatihan teknis, kami juga fokus pada pengembangan desain produk lokal. Kami berharap masyarakat dapat menciptakan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas melalui kreativitas dan inovasi,” ungkapnya.
Baca juga : Pemkot Tangsel Sasarankan Renovasi Gedung Bapenda dan Disdukcapil Tuntas Akhir 2024
Pendekatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat tidak hanya dalam aspek produksi tetapi juga dalam pemasaran dan estetika produk.
Julpri Andika menambahkan bahwa pelatihan yang diberikan diharapkan dapat memberikan dampak berkelanjutan.
“Instrukturan ini diharapkan bisa memberikan dampak jangka panjang, tidak hanya dalam peningkatan ekonomi, tetapi juga dalam cara pandang masyarakat terhadap teknologi. Kami ingin agar teknologi menjadi alat yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat luas,” jelasnya.
Hal ini sejalan dengan tujuan program yang tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga bagaimana teknologi dapat diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Nazori menyatakan bahwa program ini merupakan komitmen nyata Universitas Mercu Buana untuk menciptakan perubahan dari tingkat akar rumput.
“Program ini adalah wujud nyata dari komitmen kami dalam menciptakan perubahan di tingkat akar rumput. Dengan keterlibatan langsung, kami ingin memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat, khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,” tuturnya.
Melalui sinergi antara teknologi dan kearifan lokal, program ini diharapkan mampu membawa Kampung Ekowisata Keranggan menuju pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam pelaksanaan program ini, Universitas Mercu Buana juga melibatkan mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mahasiswa turut berperan aktif dalam proses pelatihan, pengembangan desain produk, serta mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan teknologi yang dihibahkan.
Kolaborasi ini memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dengan menghadirkan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan terlibat dalam proyek pengembangan desa yang berkelanjutan.
Terdapatpun mahasiswa yang terlibat dalam program ini adalah Prima Wijaya Kusuma, M Ilham, Reza Ayu Lestari, dan Erlintang Mahardika.
Keikutsertaan mereka dalam program ini tidak hanya sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga sebagai wadah untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah, sehingga mereka mampu berkontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah pedesaan.
Integrasi MBKM ini sekaligus menjadi upaya Universitas Mercu Buana untuk menghubungkan dunia akademis dengan kebutuhan riil masyarakat, sehingga tercipta sinergi yang kuat dalam membangun desa berkelanjutan.
Kaum Kampung Ekowisata Keranggan juga menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi mereka atas program pengabdian dari Universitas Mercu Buana.
Farhan, salah satu warga, menyatakan bahwa program ini sangat membantu, terutama dalam memperkenalkan teknologi yang sebelumnya tidak dikenal.
“Dengan adanya alat-alat seperti mesin pencacah dan perajang singkong, pekerjaan kami jadi lebih cepat dan efisien. Instrukturan yang diberikan juga sangat bermanfaat, sekarang kami lebih paham cara memaksimalkan potensi yang ada di desa,” ungkapnya.
Ketua RT Keranggan Ade, yang juga merupakan salah satu anggota pada kelompok budidaya, kerajinan tangan, dan souvenir mengatakan alat dan pelatihan yang diberikan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membuka wawasan kami tentang pentingnya teknologi untuk mendukung kegiatan sehari-hari dan mengembangkan potensi lokal,” jelasnya.
Senada dengan itu, Dedi, warga lain di Kampung Ekowisata Keranggan tersebut, merasa sangat terbantu dengan adanya hibah peralatan dan pelatihan.
“Mesin-mesin ini sangat membantu dalam meningkatkan hasil usaha, terutama di bidang makanan ringan dan kerajinan. Dengan pelatihan yang sudah kami terima, saya yakin kami bisa lebih mandiri dan terus mengembangkan usaha kami ke depannya,” ujarnya.
Melalui program ini, masyarakat Kampung Ekowisata Keranggan merasa optimistis terhadap masa depan ekonomi Kampung yang lebih baik dan mandiri.
Pada satu sesi wawancara juga disebutkan Ketua Pokdarwis Ekowisata, Alwani dan Lurah Keranggan Madih, “Kami mewakili masyarakat dan pengurus pokdarwis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DTRPM) selaku penyedia sumber pendanaan dan tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Mercu Buana atas dukungan, dedikasi, dan komitmen yang luar biasa turut membantu dalam mewujudkan cita bersama masyarakat Ekowisata Keranggan.” (Z-1)