Liputanindo.id – Instruktur sepak bola Korea Selatan, Hong Myung-bo, membantah dirinya mendapat perlakuan istimewa dari Asosiasi Sepak Bola Korea (KFA). Hong menekankan dia menjadi pelatih sepak bola Korea Selatan karena menjadi kandidat utama.
Selama sesi Komite Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwiasata parlemen Korea Selatan, Hong menegaskan bahwa dia tidak menerima perlakuan istimewa apa pun dari KFA.
“Saya rasa saya tidak menerima perlakuan istimewa apa pun. Saya menerima pekerjaan itu karena saya diberi tahu bahwa saya adalah kandidat utama,” kata Hong sebagaimana dilaporkan Yonhap News, Kamis (26/9/2024).
Lewat, kata Hong, terkait pemilihan dirinya sebagai pelatih, dia mengaku diberi tahu oleh direktur Lee Lim-saeng. Dari informasi itu disebutkan bahwa Hong dipilih oleh Komite Tim Nasional KFA.
Direktur teknik Lee Lim-saeng memberi tahu saya bahwa saya adalah kandidat nomor satu, sebagaimana dipilih oleh Komite Tim Nasional KFA. Kalau saya menjadi nomor dua atau tiga, saya tidak akan menerima tawaran itu,” imbuhnya.
Terpilihnya Hong sebagai pelatih tim sepak bola Korea Selatan ini menuai penolakan dari para penggemar. Mereka menyatakan ketidaksenangannya atas pengangkatan Hong.
Menurut laporan media lokal, mantan manajer Norwich City, David Wagner; pelatih Kanada, Jesse Marsch; dan mantan pelatih Yunani, Gus Poyet, menjadi kandidat pelatih untuk tim sepak bola Korea Selatan. Tetapi nama yang terpilih justru Hong Myung-bo.
Pada masa tugas pertama Hong sebagai pelatih, ia memimpin tim selama 19 pertandingan antara tahun 2013 dan 2014. Tetapi dia mengundurkan diri setelah tersingkir dari babak penyisihan grup di Piala Dunia 2014.
Pria berusia 55 tahun itu awalnya mengatakan bahwa ia tidak berniat meninggalkan juara Perserikatan K Ulsan untuk kembali ke tim nasional, tetapi berubah pikiran karena rasa tanggung jawab.
“Sulit untuk mengabaikan posisi sulit yang dialami tim nasional kami, dan saya ingin mengabdi kepada negara untuk terakhir kalinya,” tambahnya.
Di sisi lain, Presiden KFA Chung Mong-gyu menentang masalah perekrutan pelatih yang dibahas secara terbuka.
“Di masa mendatang, apakah kita merekrut pelatih Korea lain atau mendatangkan pelatih asing, saya yakin mengungkapkan detail setiap kandidat bukanlah praktik yang diinginkan,” pungkas Chung.