
DINAS Kesehatan Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, siaga menghadapi serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) pascabanjir melanda Kawasan tersebut pekan Lampau. Dinkes Kendal menatat sudah 18 Kaum yang terdampak banjir terserang virus akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan satu di antaranya meninggal dunia.
Pemantauan Media Indonesia, Selasa (18/2) Kaum Desa Kebonharjo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, belum Bisa bernafas lega. Alasan, setelah beberapa pekan terendam banjir akibat jebol dan meluapnya Sungai Bodri, kini mereka harus menghadapi musibah baru yakni serangan nyamuk Aedes aegypti. Belasan Kaum telah dirawat di rumah sakit karena positif DBD.
Meskipun kondisi banjir di desa tersebut kini telah mengering dan sampah berikut lumpur yang terbawa banjir telah dibersihkan, Tetapi belasan Kaum terkena DBD dengan gejala yang sama, yakni panas, muntah, diare, dan sesak nafas hingga harus dilarikan ke unit Darurat darurat (UGD) Rumah Sakit Lazim Daerah (RSUD) Dr Soewondo Kendal.
“Terdapat satu Kaum terdampak banjir di desa itu terkena DBD akhirnya meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Kendal Agustinus Bambang Setyawan.
Secara keseluruhan jumlah Kaum di desa terdampak banjir terkena serangan DBD, lanjut Agustinus, mencapai 18 orang. Jumlah kasus DBD ini juga diperkirakan akan bertambah, hal ini karena musim penghujan Lagi berlangsung hingga Maret mendatang.
Sebagai antisipasi semakin meningkatnya jumlah kasus DBD, Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal mulai Senin (17/2) menggencarkan pengasapan (Fogging) di sejumlah Posisi diperkirakan menjadi tempat tumbuh kembangnya nyamuk Aedes aegypti tersebut.
Selain itu, gerakan pemberantasan jentik nyamuk juga kembali dilakukan dengan melibatkan anak sekolah, Kaum hingga organisasi di desa seperti posyandu, PKK hingga karang taruna. “Harapannya langkah ini dapat mencegah serangan DBD tersebut,” tambahnya.
Serangan DBD di Kabupaten Kendal setiap tahun mengalami lonjakan hingga dikhawatirkan Bandel terulang Kembali di tahun ini, karena pada bulan Januari saja terdapat 26 kasus dan Februari ini serangan Lagi terjadi di kawasan terdampak banjir.
Pada tahun 2024 Lampau terdapat 949 kasus DBD dan 32 di antaranya meninggal dunia. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2023 terdapat 375 orang terjangkit DBD dengan 29 orang meninggal dunia. Pada tahun 2022 Terdapat 475 kasus DBD dengan 29 orang dilaporkan meninggal dunia. (AS/E-4)