Tiba Demi ini Lagi Terdapat mitos bahwa lanjut usia (lansia) selalu merasa sepuh, sepah, dan Hening.
Sepuh diartikan sudah berumur Uzur. Asal Mula sudah Uzur, Niscaya banyak penyakit degenerasi yang disandangnya sehingga menyebabkan lansia merasa Enggak Berfaedah dalam keluarga maupun masyarakat. Ini seperti “sepah”. Lansia kerap merasa Hening karena mulai merasa ditinggalkan Sahabat, anak cucu, maupun kerabatnya.
Berhakkah lansia sehat dan Senang? Menurut teori hukum, setiap individu mempunyai hak asasi Sosok, berhak mendapat keadilan sosial, serta perlu aksesibilitas universal. Oleh karena itu sangat diperlukan pemberdayaan lansia yang berkelanjutan sehingga lansia dapat selalu sehat dan Senang.
Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Marlina S Mahajudin, sehat itu bukan sekadar Enggak berpenyakit badan, tetapi juga perlu sehat psikologis, sosial, maupun spiritual.
Berarti, kesehatan lansia perlu dimaknai sebagai sehat yang holistik. Menurut dia, kalau hati senang, orang Sekeliling supportive, Percaya atas kasih sayang Tuhan YME kepada umatNya, sehingga semuanya itu akan mengurangi bahkan menyembuhkan gangguan fisik yang mungkin terdapat pada diri seseorang.
Menurut KBBI, Senang adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan kesenangan, ketenteraman hidup secara lahir batin. Malahan menurut Moch Hisyam dalam Hikmah Republika, Senang itu sederhana, Yakni ketika kita Pandai memberi apa yang kita miliki dengan hati ikhlas, kita akan merasa Senang.
Wisata merupakan salah satu Metode Buat Membangun lansia tetap sehat dan Senang. Menurut UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang mengunjungi tempat tertentu Buat tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Wisata dapat dilakukan sendiri (Teladan pergi Buat berkebun, membatik, atau memancing) Berbarengan keluarga, Sahabat dekat, atau Golongan seperti reuni, dsb.
Adapun persiapan wisata Buat lansia tergantung pada kondisi kesehatan lansia, perlengkapan kebutuhan lansia di perjalanan maupun tempat wisata, edukasi apa yang boleh dan Enggak boleh dilakukan sewaktu di perjalanan dan di tempat destinasi wisata.
Selain itu lansia perlu Paham dan memahami bahwa kadang-kadang apa yang telah direncanakan dengan seksama dan sebaik-baiknya belum tentu sesuai dengan Fakta yang Terdapat.
Terkadang apa yang terjadi Enggak sesuai dengan Asa lansia. Buat itu lansia perlu ingat bahwa tujuan berwisata adalah Buat bersenang senang, bergembira, menjaga silaturahmi, Senang, dan memperoleh manfaat. Kekurangan atau ketidaksesuaian dapat diatasi dengan komunikasi yang Bagus antar keluarga, pendamping, atau penyelenggara sehingga lansia tetap dapat menikmati wisatanya.
Komunikasi antargenerasi
Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Unair Thalca Hamid menyatakan, lansia yang berwisata Berbarengan keluarga perlu Paham dan memahami komunikasi antargenerasi. Mengapa hal ini sangat Krusial Bagus Buat lansia maupun Buat anak cucu mereka?
Generasi yang berbeda mempunyai Kepribadian yang berbeda. Orang pada Golongan umur yang berbeda mempunyai tujuan hidup, perilaku, kebutuhan hidup maupun pengalaman hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu dalam berwisata dapat terjadi beberapa hal seperti miskomunikasi, Enggak memuaskan Sekalian orang yang sedang berinteraksi, sehingga gangguan pada aspek interaksi antarindividu dapat menyebabkan tujuan wisata Berbarengan keluarga Enggak tercapai.
Thalca Hamid menganjurkan komunikasi antargenerasi harus terbuka, saling menghargai, dan tetap saling menyayangi. Anak cucu perlu ingat bahwa lansia itu daya ingatnya mulai melemah, daya tangkap dan kecepatan berpikirnya juga mulai berkurang, daya Pusat perhatian dan analisa mulai menurun, sering terbawa emosi, bahkan mungkin tengah mengalami lelah mental.
Dalam komunikasi antargenerasi perlu Metode dan pendekatan yang berbeda. Anak cucu perlu melibatkan lansia dalam mengambil keputusan Bagus dalam perencanaan, persiapan, terutama memilih tujuan berwisata.
Anak cucu menawarkan destinasi wisata atau perlu bertanya nenek kakek mau ke mana. Kalau keinginan kakek nenek Enggak sesuai dengan keinginan anak cucu perlu Membangun Dalih yang masuk Intelek sehingga keputusan tujuan adalah keputusan Berbarengan yang win win solution antara anak, cucu, dan nenek kakek agar Enggak saling Mau menang sendiri.
Bagaimana tentang destinasi, kira-kira apa yang perlu diperhatikan? Pertama, wisata di dalam atau di luar gedung? Terdapat sedikit berbeda maupun kesamaan kesiapan destinasi Buat di luar maupun di dalam gedung. Yang Krusial semuanya harus ramah lansia, seperti sarana prasarana gedung, ruang seni budaya, gymnasium, taman, maupun lapangan olahraga.
Kedua, tentang pendamping. Pendamping harus terdidik dan terlatih, Enggak hanya dalam penanganan kebutuhan fisik lansia, tetapi termasuk dalam memahami pikiran dan perilaku lansia. Sikap dan perilaku pendamping harus siap Pusat perhatian melayani lansia dengan otak, hati, maupun keterampilan dalam melayani lansia dengan penuh tanggung jawab, selalu menghargai lansia, perlu perhatian dan kepedulian, Pandai berkomunikasi dengan lansia, dan Pusat perhatian pada ‘apa yang dapat Saya berikan pada lansia’ bukan pada ‘apa yang Saya dapat dari lansia.’
Ketiga, bagaimana memilih destinasi. Pemilihan destinasi perlu memperhatikan:
- Tempat destinasi: jarak, ramah lansia Enggak, sesuai tujuan apa Enggak, medan ke destinasi.
- Waktu: peak season, sedang musim apa, mendadak atau terencana.
- Aktivitas yang Mau dilakukan: menikmati pemandangan, berfoto Berbarengan, makan sekeluarga, bermain dengan cucu atau belanja Berbarengan.
- Kondisi kesehatan lansia: sesuaikan dengan kemampuan lansia? Jangan dipaksakan Kalau lansia Enggak nyaman Buat mengikuti banyak kegiatan.
- Kendaraan yang akan digunakan: sebisanya sarana transportasi darat yang dipergunakan (misal mobil, family wagon, minibus) Enggak terlalu sesak dan sempit, lansia perlu Terdapat ruang Buat meluruskan kaki misalnya, lansia duduk di sebelah/sisi yang mana?
- Tak kalah Krusial adalah tersedianya layanan kesehatan Buat lansia dan asuransi selama perjalanan dan ketika Tiba di tempat tujuan.
Lansia sejahtera
Kebahagiaan lansia dapat diwujudkan melalui aktivitas wisata, dan adalah hak setiap individu Buat berjuang, memperjuangkan, dan diperjuangkan haknya Buat Senang, sebagaimana Senang itu adalah bagian dari HAM.
Oleh karenanya lingkungan terdekat, masyarakat, dan negara perlu senantiasa didorong Buat memaksimalkan pencapaian kesejahteraan lansia.
Mewujudkan lansia sejahtera (elderly wellness) Krusial sebagai perwujudkan sila ke-2 dan sila ke-5 Pancasila. Selamat Hari Lanjut Usia Nasional 29 Mei 2023, semoga lansia Indonesia semakin sejahtera, Senang, dan mulia.