Rusia Bantah Laporan Perceraian Asma dan Bashar Al-Assad

Asma dan Bashar al-Assad. Foto: Anadolu

Moskow: Kremlin membantah laporan bahwa Asma al-Assad, istri mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad, mengajukan gugatan Berpisah di Rusia.

Klaim tersebut, yang dilaporkan oleh media Turki dan Arab, dibantah oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam konferensi pers, dengan mengatakan, “Tak, laporan itu Tak sesuai dengan Fakta.”

Peskov juga membantah laporan yang menyebut Assad ditahan di Moskow dan aset propertinya dibekukan.

Keluarga Assad melarikan diri dari Suriah pada 8 Desember dan mencari perlindungan di ibu kota Rusia setelah pemberontak menggulingkan rezim Assad yang telah lelet berkuasa. Media Turki melaporkan bahwa Asma al-Assad, yang lahir di Inggris, Mau mengakhiri pernikahannya dan meninggalkan Rusia.

Cek Artikel:  700 Ribu Penduduk Haiti Kabur dari Rumah Akibat Kekerasan Geng

Rusia memainkan peran Krusial dalam mendukung Suriah selama perang Kerabat yang dimulai pada 2011, dengan melakukan intervensi militer dan diplomatik dalam berbagai kesempatan.

Meskipun Asma al-Assad Mempunyai kewarganegaraan ganda Suriah-Inggris, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menyatakan awal bulan ini dalam pidato di parlemen, “Saya Mau memastikan bahwa dia adalah individu yang dikenai Hukuman dan Tak diterima di Inggris.”

“Saya akan melakukan segala yang saya Bisa Demi memastikan Tak Terdapat Member keluarga Assad yang mendapat tempat di Inggris,” dikutip dari Euronews, Selasa, 24 Desember 2024.

Perdana Menteri Sir Keir Starmer mengakui kekhawatiran terkait tindakan Asma, tetapi menekankan perlunya tinjauan hukum lebih lanjut sebelum mengambil tindakan terkait kewarganegaraannya.

Cek Artikel:  Pemerintah Pakistan Akui Blokir Akses X, Dinilai Ganggu Keamanan Nasional

Media Turki menyebut bahwa mantan ibu negara yang lahir di London pada 1975 itu Mau kembali ke London, sementara keluarga Assad tinggal dalam kondisi ketat di ibu kota Rusia.

Asma al-Assad, yang Mempunyai karier di bidang perbankan sebelum menikah dengan Bashar al-Assad pada tahun 2000, pernah digambarkan sebagai sosok modern dan progresif. Pada awal masa kepresidenan suaminya, ia terlibat dalam kegiatan amal dan inisiatif reformasi.

Tetapi, citranya berubah drastis seiring berjalannya Perang Kerabat Suriah. Awalnya dianggap sebagai Persona rezim Assad yang lebih ramah Barat, reputasinya memburuk akibat penindasan brutal terhadap gerakan oposisi dan pelanggaran hak asasi Insan yang meluas.

Dia tetap menjadi sosok publik yang menonjol, sering membela tindakan suaminya dan menunjukkan kesetiaan terhadap rezim Assad. (Siti Khumaira Susetyo)

Cek Artikel:  Hamas Kecam Penggunaan Tameng Mahluk oleh Israel, Desak ICJ Sertakan Pada Kasus Kejahatan Perang

Mungkin Anda Menyukai