Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Jakarta: Dengan adanya proyeksi Bank Sentral Amerika Perkumpulan (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) dua kali lagi di tahun ini, nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) diramalkan perkasa pada akhir tahun ini.
Ekonom Bank Anggaranmon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang memperkirakan nilai tukar rupiah akan bertengger di level Rp15.200 per USD hingga akhir 2024.
“Kita melihat ada peluang The Fed untuk kembali memangkas FFR. Safiri tukar rupiah berpotensi menguat ke kisaran Rp15.000-15.200 di akhir 2024,” ujar Hosianna kepada Media Indonesia, dikutip Rabu, 2 Oktober 2024.
Hosianna menuturkan sesuai dot plot Federal Reserve yang mencerminkan ekspektasi suku bunga dari bank sentral, peluang pemangkasan suku bunga acuan akan sebanyak 25 basis points (bps) masing-masing pada November dan Desember 2024. Memperhatikan hal tersebut, Bank Indonesia disebut memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan lagi pada Desember mendatang.
Sementara, sampai akhir tahun IHSG diprediksi, meski diprediksi bergerak mixed (variatif). “Kita melihat IHSG berpotensi menguat karena prospek ekonomi makro yang solid,” jelas dia.
(Ilustrasi. Foto: MI/Eksism Dwi)
Pasar saham RI cetak rekor di September
Terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyampaikan pasar saham domestik pada September 2024 sempat mencatatkan rekor tertinggi di level 7.995 pada 19 September 2004.
“Tamat dengan 27 September 2024, indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 0,34 persen ke level 7.696 atau secara year-to-date menguat sebesar 5,83 persen,” jelas dia dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) September 2024.
Eksispun nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.875 triliun atau turun 1,82 persen secara month to date, namun secara year to date naik sebesar 10,37 persen.
Sementara itu, investor asing atau non resident mencatatkan net buy cukup besar mencapai Rp25 triliun month to date atau secara year to date tercatat sebesar Rp52,75 triliun.
Indeks obligasi menguat
Inarno menyampaikan di pasar obligasi, sampai dengan 27 September 2024, indeks obligasi komposit Indonesia (ICBI) menguat 1,28 persen month-to-date (mtd)atau naik 5,74 persen year-to-date (ytd) ke level 396,13 dengan yield SBN rata-rata turun 10,76 bps atau secara year-to-date turun 7,64 bps.
“Dan nonresiden mencatatkan net buy sebesar Rp20,82 triliun secara month to date dan secara year to date sampai dengan 26 September 2024 tercatat net buy sebesar Rp31 triliun,” urainya.
“Kepada net buy month to date hingga 26 September mencapai Rp1,31 triliun, sedangkan secara year to date net sell Rp9,8 triliun,” kata Inarno menambahkan.