INFEKSI pada kandungan sering kali terjadi disebabkan karena hubungan seksual dari pasien. Definisinya penularan tersebut bisa terjadi pingpong infeksi, misalnya pasien wanita sudah diobati namun pasien laki-laki tidak diobati maka bisa saling menular kemabali.
“Bahkan ketika berhubungan kena lagi pasangannya, berhubungan lagi kena lagi nanti yang istrinya jadi seperti pingpong infeksi. Sehingga memang harus dua-duanya harus diobati dan lebih kita tekankan lagi harus tau juga kira-kira penyebabnya,” kata Dokter spesialis obgyn RS Permata Depok dr Hendrivand, beberapa waktu lalu.
Selain infeksi menular seksual (IMS) kasus penularan karena kondisi air yang kotor, atau ada bakteri sehingga perlu dicari tahu sembari diobati.
Baca juga : Manfaat Bedah Robotik untuk Mengatasi Kista dan Miom
Hendrivand menjelaskan kandungan terbagi beberapa organ mulai dari organ genitalia internal atau yang letaknya di dalam dan organ genitalia eksternal atau letaknya di luar. Masing-masing organ ini mempunyai dampak yang berbeda-beda, jika organ genitalia eksternal maka murni penyebabnya bisa dari faktor infeksi yang paling utama karena virus, parasit atau protozoa, skabies, atau bakteri. Penularan berasal dari faktor hubungan seksual atau kurangnya higenisitas.
Sedangkan genetalia internal seperti pada rahim atau saluran indung telur atau di indung telurnya. Genitalia eksternal bisa juga berhubungan dengan faktor yang di dalam perut seperti pada usus buntu terinfeksi atau menempel pada indung telur sehingga menjadi infeksinya double, pertama terkena di usus buntu dan terkena juga di saluran indung telurnya.
“Sehingga gejala yang paling sering dirasakan adalah nyeri, keputihan dengan berbagai jenis seperti warnanya menjadi kuning, hijau berbau, atau konsistensi dari keputihannya serta lebih padat. Kemudian ketika perutya di tekan terasa keras atau nyeri, nah itu salah satu gejala terjadi infeksi pada genitalianya,” ungkapnya.
Infeksi pada rahim atau genitalia akan sedikit banyak memengaruhi proses untuk kertilitasnya pasien baik dari progres radang atau progres dari jenis infeksinya itu sendiri. Maka yang bisa dilakukan sebagai langkah preventif seperti sebelum hubungan seksual didahulukan bersih-bersih baik dari pihak yang laki-laki atau pihak yang perempuan. Kemudian melakukan pemeriksaan genitalia yang tidak higenis.
Demi infeksi pada kandungan bisa memicu infeksi pada lainnya seperti infeksi pada radang pada saluran indung telur jika tidak diterapi maka akan menjalan ke indung telur. Kalau terkena di sebelah kanan maka infeksi itu bia menempel pada usus buntu yang mengakibatkan terjadi 2 infeksi di indung telur dan di usus buntu. (H-2)