Pulang ke Rumah

RUMAH kiranya idaman banyak orang. Burung saja Membikin sangkar, terlebih Orang.

Kerinduan kembali ke rumah utamanya akibat jauh atau lamanya perjalanan hidup seseorang meninggalkan rumah. Dapat pula pelabuhan terakhir bukan ‘rumah’ yang bikin betah. Maka itu, dapat terjadi orang seperti ‘mendadak’ rindu pulang ke ‘rumah’. Kiranya itulah yang terjadi dengan Cristiano Ronaldo.

Sebuah ‘stadion’ tak mudah Buat bertransformasi menjadi sebuah ‘rumah’. Di tangan manajer yang sukses sekalipun, klub hebat tak dengan sendirinya berkemampuan menciptakan emosi Kasih sebagai tuan rumah. Kiranya itulah yang terjadi di Stadion Etihad, markas Manchester City. Di stadion itu tak terdengar nyanyian para fan yang menjadikan diri mereka sebagai pemain kedua belas bagi klubnya yang sedang berlaga. Etihad belum menjadi rumah Radikal para penggemar.

Fakta keringnya emosi Kasih itu merisaukan Pep Guardiola, manajer terbaik dunia. Dirinya Tamat perlu mengimbau seperti mengemis mengajak para fan Buat datang ke stadion. City kaya Doku, kaya prestasi di tangan Pep, tapi Lagi miskin ‘emosi’.

Cek Artikel:  Simtom Indeks Saham

Rasanya di situlah letak perbedaan emosi City ketika dipimpin Roberto Mancini. Mancini mengekspresikan dirinya bersenyawa dengan fan melalui syal Rona biru berlambang City yang senantiasa mengalungi lehernya.

Emosi fan fantastis kiranya tak tertandingi di Stadion Anfield. Ini ‘rumah’ penggemar amat Radikal. Fan Liverpool tak henti bernyanyi sepanjang laga. You’ll never walk alone. Engkau takkan pernah berjalan sendirian. Berjalanlah, berjalanlah, dengan Cita-cita di hatimu. And you’ll never walk alone.

Musik Hey Jude pilihan fan Brentford. Setelah 74 tahun menanti, klub ini naik kelas di Premiere League. Naik kelas ini dirayakan dengan menyanyikan Musik itu penuh perasaan. Hey Jude, don’t make it bad. Jangan bermain Jelek. Ambillah Musik sedih dan bikin lebih gembira. Take a sad song and make it better. Klub ini dipimpin manajer asal Denmark, Thomas Frank, yang Lalu menyemangati fan dari pinggir lapangan. Stadion Brentford Community kiranya bakal menjadi ‘rumah’ pendatang baru Aliansi Inggris yang tak kalah fanatik. Di tengah lantunan Hay Jude di ‘rumah’ itu (14/8), terasa lebih dalam kekalahan Arsenal 2-0.

Cek Artikel:  Etika Nihil Nyaring Bunyinya

Stadion Old Trafford juga telah Lamban terasa bagai ‘rumah tanpa jiwa’. Di situ seperti tak Eksis Tengah kebanggaan warisan Manajer Ferguson. Mendengar Berita Cristiano Ronaldo akan meninggalkan Juventus dan berlabuh di tetangga yang Gaduh, Manchester City, terbakarlah gairah elite klub Buat mencegahnya. Ronaldo boleh pergi ke klub mana pun di dunia ini asalkan bukan ke City atau Liverpool.

Ronaldo telah 3 tahun di Juventus. Baginya ‘Si Nyonya Sepuh’ itu bukan ‘rumah’ yang bikin betah. Bagi Jorge Mendes, agen Ronaldo, kendati menjadi pencetak gol terbanyak di Aliansi Italia, Ronaldo dinilai perlu meninggalkan Juventus. Pertama, dia Lagi layak jual. Di usia 36, Ronaldo mencetak 29 gol, lima gol lebih produktif daripada Lukaku yang berumur 8 tahun lebih muda.

Kedua, Ronaldo turun kelas bila bertahan di Juventus yang selain gagal di Aliansi Champions juga gagal meraih scudetto. Bandingkan dengan Lukaku, yang meninggalkan Inter Milan kembali ke Chelsea, kendati Inter menjadi Juara La Aliansi.

Cek Artikel:  Gubernur Wayan Koster

Di dalam pikiran Jorge Mendes, klub yang ideal bagi Ronaldo ialah klub kaya Manchester City yang sangat berambisi menjuarai Aliansi Champions. Selain itu, Pep Guardiola adalah manajer yang jauh berkelas ketimbang Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer. Pembicaraan transfer dengan City berlangsung intensif. Tetapi, Tamat menjelang penutupan transfer, belum Eksis keputusan formal. Siaran itu Membikin ‘panas’ Manchester United. Maka itu, terjadilah upaya luar Lazim membawa Ronaldo kembali ke MU.

Ronaldo membahasakan Old Trafford sebagai ‘rumahnya’ dan Ferguson sebagai ‘ayahnya’. Ia memilih kembali ke rumahnya. Hari itu, 11 September 2021, setelah 12 tahun, Ronaldo kembali menyentuh rumput ‘rumahnya’. Sepanjang pertandingan MU Lawan Newcastle itu, ribuan penggemar tak putus ‘menyanyikan’ namanya.

Pada mulanya ia grogi. Katanya paling mencetak 1 gol. Rupanya 2 gol. Meledaklah nyanyian ‘Ronaldo, Ronaldo…’. Itulah pertama kali Stadion Old Trafford kembali ‘bernyawa’ sejak Ferguson pensiun memimpin MU.

Mungkin Anda Menyukai