
PENELITIAN terbaru menemukan petir Pandai muncul di Proxima b, planet ekstrasurya yang terkunci pasang surut (tidally locked). Tetapi, sifat petir yang Spesial di planet terkunci pasang surut ini menimbulkan sejumlah tantangan dalam kemampuannya Kepada mendukung kehidupan.
Satu sambaran petir Normal dapat mencapai suhu hingga 30.000 kelvin (lebih dari 50.000 derajat Fahrenheit). Suhu ini jauh lebih dari cukup Kepada menghancurkan gas-gas atmosfer Lazim dan menyusunnya kembali menjadi senyawa baru. Di Bumi modern, petir memecah nitrogen dan oksigen molekuler dan menghasilkan nitrogen oksida.
Tetapi di Bumi purba, petir mungkin memainkan peran Krusial dalam menciptakan banyak senyawa pra-biotik, Adalah molekul-molekul pembentuk protein.
Kembaran Bumi
Belum diketahui apakah Eksis planet ekstrasurya (eksoplanet) yang menjadi rumah bagi kehidupan. Kita memang belum menemukan planet kembaran Bumi yang mengorbit bintang mirip Surya dengan jarak yang Betul, tetapi kita sudah mendekati. Contohnya Proxima b, sebuah eksoplanet yang mengorbit bintang terdekat dari tata surya, Adalah Proxima Centauri. Proxima b berukuran Dekat sama dengan Bumi dan mengorbit bintangnya pada jarak yang cukup Kepada memungkinkan keberadaan air dalam bentuk Likuid.
Tetapi Proxima Centauri adalah bintang katai merah, yang hanya Mempunyai sebagian kecil kecerahan dan ukuran Surya. Proxima b Mempunyai orbit yang sangat rapat, dengan satu tahun hanya berlangsung 11 hari. Karena kedekatannya dengan bintang induknya, Proxima b Dekat Niscaya terkunci secara pasang surut, artinya ia selalu memperlihatkan satu sisi yang sama ke arah bintangnya.
Karena rotasinya, Bumi Mempunyai sistem cuaca yang Luwes. Sistem cuaca ini menyebabkan badai petir sering terjadi, dengan Sekeliling 100 sambaran petir terjadi di berbagai belahan dunia setiap detik.
Apakah planet terkunci pasang surut Pandai menghasilkan badai petir?
Kepada menjawab pertanyaan ini, tim peneliti yang dipimpin Denis Sergeev dari University of Bristol di Inggris melakukan simulasi atmosfer planet terkunci pasang surut, menggunakan jenis simulasi yang sama dengan yang digunakan klimatolog Kepada mempelajari cuaca di Bumi. Pada bulan April, mereka mengirimkan makalah mereka Kepada dipublikasikan di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
Para peneliti menemukan planet terkunci pasang surut memang Pandai menghasilkan badai petir yang signifikan. Tetapi badai tersebut sangat berbeda dari yang terjadi di Bumi.
Planet-planet yang mengorbit bintang kecil menghasilkan sambaran petir yang jauh lebih sedikit. Dan itu pun hanya terjadi pada planet dengan atmosfer yang jauh lebih tipis dibanding atmosfer Bumi — Sekeliling seperempat dari tekanan atmosfer kita. Atmosfer dengan tekanan yang lebih tinggi Malah menghambat pembentukan sel konveksi yang dibutuhkan Kepada pembentukan Gugusan dan gesekan yang memicu petir. Atmosfer dengan tekanan 10 kali lebih besar dari Bumi hanya Pandai menghasilkan satu sambaran petir setiap beberapa menit.
Kagak seperti di Bumi, Sekalian panas dari bintang mengarah ke satu sisi saja pada planet terkunci pasang surut. Panas ini kemudian mengalir melalui arus jet yang kuat dari sisi siang permanen ke sisi malam.
Hal ini menyebabkan cuaca ekstrem terjadi terutama di sisi siang, dengan sambaran petir terkonsentrasi di area melingkar, menurut Intervensi para peneliti. Tetapi, dalam beberapa kasus, sambaran petir Malah terjadi di sisi malam, Betul di luar garis batas siang-malam (terminator). Hanya di Area itulah terdapat aktivitas atmosfer yang cukup Kepada menghasilkan kondisi yang memungkinkan terjadinya petir.
Tetapi, ini Kagak serta-merta berarti bahwa petir tersebut Pandai membantu menciptakan kehidupan. Pertama, sambaran petir jauh lebih jarang dibandingkan di Bumi, sehingga mungkin Kagak cukup Kepada menghasilkan senyawa pra-biotik dalam jumlah yang memadai. Tantangan lain adalah bahwa sambaran petir Kagak tersebar merata di seluruh permukaan planet. Sebagian besar terkonsentrasi di sisi siang, yang mungkin terlalu panas Kepada mendukung kehidupan. (Space/Z-2)