Petani Lebak kembangkan perkebunan kakao Demi penuhi pasar

Harga kakao kering di tingkat penampung di Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak Ketika ini Rp70 ribu per kilogram, padahal empat bulan Lewat mennembus Rp100 ribu per kilogram. ANTARA/Mansur

Petani Lebak kembangkan perkebunan kakao Demi penuhi pasar

Dalam Negeri   
Editor: Novelia Tri Ananda   
Sabtu, 14 Juni 2025 – 10:41 WIB

Liputanindo.id – Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten mengembangkan perkebunan kakao atau coklat Demi memenuhi permintaan pasar sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Kita menanam perkebunan kakao di lahan seluas dua hektare,” kata Didi Supriyadi (58) seorang petani di Warunggunung Kabupaten Lebak, Sabtu.

Harga komoditas kakao Ketika ini di pasaran relatif Bagus dan cukup menggiurkan, bahkan hingga empat bulan menembus di atas Rp100 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya harga coklat di tingkat penampung berkisar antara Rp20-30 ribu per kilogram.

Cek Artikel:  PSG Belum Ambil Keputusan Terkait Christophe Galtier

Karena itu, dirinya melakukan penanaman perkebunan kakao guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat mulai petani, buruh perawat tanam, buruh pemetik, buruh panggul hingga pengemudi.

“Kami berharap produksi perkebunan coklat itu mulai usia dua tahun sudah Pandai menghasilkan ekonomi,” katanya.

Suryadi (50) seorang petani Cimarga Kabupaten Lebak mengaku dirinya mengembangkan perkebunan kakao di lahan seluas 1 hektare karena harga coklat di pasaran relatif Bagus. Sebelumnya, dirinya Mempunyai perkebunan kakao sebanyak 30 pohon dan Pandai menghasilkan pendapatan Rp10 juta/tahun.

Kami sekarang menanam kakao di atas 200 pohon dengan benih berkualitas,” katanya. Budi (40) seorang penampung hasil komoditas perkebunan di Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan Ketika ini harga kakao kering ditampung dengan harga Rp 70 ribu, padahal sebulan Lewat menembus Rp110 ribu per kg.

Cek Artikel:  Real Betis vs Athletic Bilbao, Dua Kali Unggul, Los Verdiblancos Gagal Menang

Selama ini, harga coklat di pasaran mulai turun karena diberbagai daerah di Indonesia memasuki musim panen.

“Seluruh komoditas coklat yang ditampung dari petani lokal itu dipasok ke luar daerah,” kata Budi.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan produksi kakao di daerah itu mencapai 2.280 ton per tahun dari lahan seluas 5.752 hektare, sehingga perlu dikembangkan guna memenuhi ketersediaan pasar dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.

Perkebunan kakao cukup mudah dan Enggak begitu banyak perawatan, sehingga berpeluang Demi menjadi andalan ekonomi keluarga petani.

“Kita berharap ke depannya Lebak menjadi daerah penghasil komoditas kakao dengan lahan luas,” katanya. 

Cek Artikel:  Laga Man City vs Madrid Jadi Duel 2 Tim Unggulan

Sumber : Antara

Mungkin Anda Menyukai