Penguatan Sistem Keuangan di Level UMKM

Penguatan Sistem Keuangan di Level UMKM
Yogo Prasetyo(Dok pribadi)

PEREKONOMIAN Indonesia ibarat sebuah kapal pesiar yang diharapkan tetap berlayar walaupun di tengah terpaan badai covid-19 dan ketidakpastian perekonomian Dunia. Kapal pesiar yang Tangkas Enggak hanya memerlukan mesin penggerak yang kokoh, Tetapi juga nahkoda yang memahami kondisi kapal.

Sebagian besar ekonom tanah air sepakat menobatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai mesin penggerak ekonomi nasional. Hal tersebut bukanlah tanpa dasar. Mengutip data dari ASEAN Investment Report 2022, UMKM menyangga 60,5% produk domestik bruto (PDB) Indonesia atau senilai Rp9.580 triliun. Hal senada juga disampaikan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada 2022, yang mencatat total pelaku UMKM menembus Bilangan 8,71 juta unit usaha dengan menyerap 96% tenaga kerja dalam negeri.

Melansir data Badan Pusat Statistik, kontribusi UMKM terhadap PDB dalam kurun lima tahun terakhir mencapai nilai rata-rata di atas 50%. Kondisi ini dapat diindikasikan bahwa UMKM merupakan strategic engine perekonomian nasional periode 2017-2022. Sudah semestinya ‘nahkoda’ pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kelangsungan proses bisnis UMKM di Tanah Air. 

Di sisi lain, derasnya arus ekonomi digital semakin menggeser pola transaksi yang terjadi di masyarakat. Alih-alih menggunakan Dana Kontan, kini masyarakat mulai berbondong-bondong menggunakan pembayaran non-Kontan (cashless) dan pembayaran digital antara lain melalui platform Dana elektronik. Banyak Elemen yang mendorong perubahan perilaku tersebut, di antaranya selain pembayaran non-Kontan menawarkan kemudahan, transaksi non-Kontan Jernih unggul dari sisi higienitas, dan rasa Terjamin dari Dana Imitasi. 

Cek Artikel:  Mengenal Komplikasi Infeksi HIV pada Sistem Saraf

Kini transaksi non-Kontan menawarkan beraneka ragam kanal pembayaran, mulai dari transfer antarrekening, pembayaran menggunakan kartu, Tamat metode pembayaran digital menggunakan kode batang QR (quick response). Imbas dari hal tersebut, transaksi Dana elektronik di Tanah Air kian meroket. Sebagaimana tercermin dalam data yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI), mencatat nilai transaksi Dana elektronik menyentuh Bilangan Rp98,55 triliun per September 2022. 

Bahkan dalam acara pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2023 (8/5), Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan transaksi Dana elektronik diperkirakan tumbuh lebih agresif pada 2023 dengan nilai mencapai Rp495 triliun. 

Mengukur Dampak

Kalau dikaitkan antara Dana elektronik dengan UMKM, potensi nilai transaksi Dana elektronik berpeluang mendorong penguatan UMKM di masa depan. Pertanyaan yang kemudian muncul, bagaimana langkah pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan guna mengakomodasi titik keseimbangan antara kebutuhan lajur transaksi non-Kontan dengan pasar UMKM? Bagaimana langkah pemerintah dalam mendesain kegiatan pertukaran Dana agar berlangsung lebih Segera di level UMKM, sehingga dapat mendorong produktivitas UMKM dan dampaknya mendongkrak pertumbuhan ekonomi?

Kecermatan dalam membaca situasi menjadi salah satu kunci keberhasilan pemerintah dalam mengembangkan UMKM. Dalam upaya tersebut, penguatan kanal pembayaran digital di level UMKM menjadi langkah strategis yang diambil pemerintah. Manfaatnya selain memberikan kemudahan transaksi bagi para pelaku ekonomi, langkah tersebut juga berdampak pada peningkatan pendapatan terhadap UMKM. 

Pemerintah melalui BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) telah menginisasi Quick Response Indonesian Standard (QRIS) secara nasional sejak 1 Januari 2020. QRIS merupakan penyatuan berbagai Ragam kanal pembayaran digital berbasis QR (barcode dua dimensi) dari berbagai penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP). 

Cek Artikel:  Podcast, Komunikasi Politik dalam Kacamata Generasi Muda

Metode penggunaan QRIS cukup dengan memindai kode QR melalu smartphone yang terhubung dengan aplikasi. Ketika ini pengguna QRIS telah mencapai 30,78 juta, dengan jumlah pedagang/merchant QRIS mencapai 24,9 Juta. Pada awal 2023, nominal transaksi QRIS telah menyentuh nilai Rp12,28 triliun per Februari.

Program perluasan

Perluasan dan pengembangan QRIS dari dimensi penawaran maupun permintaan Maju dilakukan pemerintah Kepada memperkuat ‘mesin penggerak’ UMKM. Berbagai stimulus dan Bonus pun ditawarkan, antara lain mengeluarkan kebijakan merchant discount rate (MDR) 0% Kepada transaksi Tamat dengan Rp100 ribu dan MDR 0,3% Kepada transaksi di atas Rp100 ribu. 

Beleid tersebut berlaku efektif secepat-cepatnya 1 September 2023 dan selambat-lambatnya 30 November 2023. Dari sisi pengguna, peningkatan limit transaksi QRIS dari semula Rp5 juta menjadi Rp10 Juta per transaksi sejak 1 Maret 2022.

Pada level Global, pengembangan QRIS juga Maju diupayakan Kepada mendukung pembayaran lintas negara guna meningkatkan efisiensi biaya transaksi, dan mendorong konektivitas pembayaran antarnegara. Kerja sama berbasis QR code telah dilakukan antara BI dengan Bank of Thailand, Bank Negara Malaysia (BNM) dan Monetary Authority of Singapore (MAS). 

Mekanisme penyelesaian transaksinya menggunakan metode local currency settlement (LCS)/mata Dana lokal melalui bank appointed cross currency dealer (ACCD) yang telah ditunjuk. Harapannya QRIS menjadi solusi pembayaran digital yang mudah bagi wisatawan asing Ketika berbelanja di Indonesia.

Cek Artikel:  Terpelajar Pasang Badan

Tahun ini pemerintah menargetkan 45 juta masyarakat menjadi agen pengguna QRIS guna mendukung peningkatan volume penjualan UMKM. Di tengah langkah perluasan QRIS, muncul berbagai Ragam tantangan yang perlu dimitigasi. Seperti peristiwa tindak kejahatan pemalsuan QRIS yang terjadi di Jakarta awal tahun ini, tak butuh waktu Lamban bagi pihak yang berwajib Kepada dapat mengamankan pelaku. 

Perlu diketahui, sebenarnya QRIS diadopsi menggunakan fitur keamanan berstandar Dunia yang dilengkapi dengan antifraud detection system, fungsinya Kepada mencegah transaksi QRIS yang mencurigakan. Jadi pengguna QRIS Enggak perlu khawatir. Karena yang perlu dilakukan pengguna tetap waspada dan hati-hati agar transaksi tetap berjalan Terjamin, antara lain dengan memastikan nama merchant yang Eksis ditampilan QRIS sesuai dengan tujuan transaksi dan profil usaha merchant. Kemudian melakukan konfirmasi kepada merchant Kalau terdapat keraguan pada QRIS merchant yang akan dipindai.

Perluasan dan penguatan QRIS di level UMKM Enggak dapat berjalan autopilot. Asal Mula diperlukan kerja sama dan sinergi antara regulator, pelaku UMKM dan masyarakat Kepada mengakselerasi pertumbuhan QRIS. Dengan kerja sama dan sinergi yang solid di setiap lini, Niscaya Membikin UMKM menjadi lebih kuat dan lentur terhadap ketatnya persaingan dipasar domestik dan Global. Dengan begitu pada waktunya ‘kapal pesiar’ yang Mempunyai ‘mesin penggerak’ yang kokoh akan Tamat ke pelabuhan yang dituju Adalah pertumbuhan ekonomi nasional.

Mungkin Anda Menyukai