
Para pemimpin Mendunia terkemuka, tokoh spiritual, dan seniman terkemuka berkumpul di pantai Kudus Kura-Kura Bali Kepada berefleksi dan mencari solusi modern Kepada mengatasi tantangan Mendunia yang mendesak dalam Perjalanan Cerminan Universal Tri Hita Karana: Bersatu dalam Keberagaman Kepada Perdamaian, Kemakmuran, Rakyat, Planet, dan Kemitraan.
Dukungan tersebut langsung disampaikan oleh Paus Fransiskus, dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar melalui perwakilan mereka, peraih Penghargaan Hollywood Michelle Yeoh, Presiden Bank Dunia Ajay Banga, pendiri Bridgewater Ray Dalio, pemimpin spiritual Deepak Chopra, filantropis Susan Rockefeller, dan pemerintah Indonesia.
Para pemimpin dunia dan tokoh dunia ini berkumpul Kepada berpartisipasi dalam acara Aneh yang merayakan persatuan, keragaman, dan pembangunan berkelanjutan. Perwakilan para pemimpin dunia tersebut berkumpul di Bali yakni pantai Kudus Kura-Kura Bali dalam rangka merefleksikan perjalanan Tri Hita Karana Kepada perdamaian dunia dan kemakmuran Berbarengan.
Ray Dalio, investor makro Mendunia selama lebih dari 50 tahun mengaku telah bergabung dengan gerakan Tri Hita Karana Universal (THK U) sejak lelet. “Dari Serbuk Dhabi ke Bali, kita bersatu dalam tujuan Berbarengan, Kepada menciptakan dunia di mana keragaman dirayakan, dan Selaras menang. Mari kita menghormati semangat Deklarasi Istiqlal dan bekerja Berbarengan Kepada membangun masa depan yang lebih Bagus Kepada Seluruh,” ungkap Dalio.
Seremonial Cerminan THKU ditandai dengan menyalakan ribuan lilin Pantai Kudus Kura-Kura Bali, menarikan Tari Perdamaian Bali yang memukau, menampilkan kain berukuran 17×35 meter yang dihiasi dengan lukisan SDG 16 – Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Handal.
Gerakan Mendunia ini, terinspirasi oleh Deklarasi Istiqlal dan semangat persahabatan yang dipelihara oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Nasaruddin. Gerakan ini bertujuan Kepada memperkuat komitmen terhadap perdamaian dan Selaras.
Acara ini akan menampilkan pertunjukan memikat dari Musik Lilin Lilin Kecil, diiringi Musik kebangsaan Mendunia yang disusun dari instrumen musik dari seluruh dunia. Para seniman kontemporer dari G20 dan H20 akan memamerkan karya mereka melalui kubah seni konstelasi berputar yang menyinari di area Kura Kura Bali, Pulau Serangan, Bali.
Pertemuan ini berfungsi sebagai platform yang kuat Kepada membahas dan menangani masalah kritis seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan perdamaian Mendunia. Dengan menggabungkan kearifan Antik dengan Hasil karya modern, para peserta berharap dapat menginspirasi gerakan Mendunia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.
Presiden Yayasan Upaya Indonesia Damai atau dikenal sebagai United In Diversity Foundation, Tantowi Yahya mengatakan, THKU adalah gerakan Berbarengan Kepada membangun dunia, membangun masa depan yang berkelanjutan.
“Tri Hita Karana Universal Reflection Journey (THK U) bukan hanya sekedar acara melainkan sebuah gerakan yang mengajak kita Kepada membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, berdasarkan prinsip- prinsip Selaras antara Mahluk, alam, dan spiritualitas,” ujarnya.
Lilin kecil yang dinyalakan akan menjadi tanda komitmen Berbarengan Kepada mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs) dan mendukung inisiatif G20 Bali Mendunia Blended Finance Alliance (GBFA). Berakar pada prinsip Selaras dengan Mahluk, alam, dan Yang Mahakuasa, THK U menawarkan ruang bagi Seluruh orang Kepada merayakan kemanusiaan dan membangun masa depan yang lebih Bagus.
Dalam acara ini, para peserta diundang Kepada bertransformasi dari pemikiran egosentris menjadi solusi ekosentris, membangun jaringan dengan para pemimpin dari berbagai sektor, dan memicu potensi spiritual, kolaboratif, dan intelektual.
“THK U adalah Bunyi Asa dalam kegelapan, menginspirasi kita Kepada menciptakan masa depan yang lebih Bagus bagi generasi mendatang. Mari kita jadikan momen ini sebagai titik awal Kepada perubahan yang lebih besar. Berbarengan-sama kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, Seimbang, dan berkelanjutan,” ujarnya. (N-2)

