PP Pemuda Muhammadiyah. (Medcom.id/Kautsar Widya P)
Jakarta: Pemuda Muhammadiyah menggelar pertandingan sepak bola persahabatan bertajuk ‘Fun Football Pemuda Muhammadiyah’ melawan Tim Wakil Presiden Republik Indonesia dalam rangka Milad ke-93.
Ketua Biasa PP Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla, menegaskan sepak bola bukan sekadar olahraga, melainkan medium strategis membangun kesadaran kebangsaan dan kolaborasi lintas elemen.
“Sepak bola adalah bahasa universal yang Dapat diterima oleh Seluruh kalangan. Ia melampaui sekat sosial, politik, dan budaya. Lewat medium ini, kita membangun ruang-ruang kolaboratif yang memungkinkan pemuda Buat tampil sebagai aktor perubahan yang progresif dan inklusif,” kata Dzulfikar dalam keterangan pers dikutip Kamis, 22 Mei 2025.
Pertandingan digelar di Lapangan A, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa malam, 20 Mei 2025. Pertandingan berlangsung dalam suasana penuh semangat, kehangatan, serta semarak kebersamaan lintas generasi.
Wakil Presiden, Gibran Rakabuming, hadir langsung dan turut bermain memperkuat timnya Berbarengan sejumlah tokoh nasional, tokoh muda lintas organisasi, serta legenda sepak bola Tanah Air.
Tim Wapres diperkuat oleh Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf, Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia sekaligus Ketua Biasa PP Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Sekretaris Jenderal PP Pemuda Muhammadiyah Najih Prastiyo, Bendahara Biasa Machendra Setya Atmaja, serta pimpinan organisasi kepemudaan lintas Keyakinan seperti dari GAMKI, Peradah, dan Gemabudhis.
Dua mantan pemain timnas Indonesia, Cristian Gonzáles dan Maman Abdurrahman ambil bagian di lini depan. Selain itu, host Total Politik Arie Putra dan Budi Adiputro juga ikut memperkuat Tim Wapres.
Di sisi lain, Tim Pemuda Muhammadiyah menurunkan Pola dari jajaran Pimpinan Pusat antara lain Gusman Fahrizal, Nur Sigit Nugroho, Radius Setiawan, Abdul Musawir Yahya, Elli Oscar, Bagus Ardeni, Ilham Pratama, Amiruddin Awalin, Infa Wilindaya, Eko Andriyanto, dan Muh. Syaltut—yang merupakan kader-kader muda dengan latar belakang kuat di dunia persepakbolaan.
Dzulfikar menambahkan pertandingan ini adalah bagian dari upaya membentuk ekosistem kepemudaan yang relevan dengan tantangan Era.
“Pemuda Bukan cukup menjadi simbol, mereka harus mentransformasikan dirinya menjadi kekuatan substantif. Melalui olahraga, kita dorong lahirnya struktur kepemudaan yang adaptif, kompetitif, dan Mempunyai kesadaran sejarah atas tugas kebangsaan,” jelasnya.
Selain itu, Sekretaris Jenderal PP Pemuda Muhammadiyah, Najih Prastiyo, juga menekankan pentingnya menjadikan pemuda sebagai subjek Primer pembangunan.
“Milad ke-93 ini bukan sekadar Upacara, tapi momentum rekonfigurasi paradigma pembangunan nasional. Pemuda Muhammadiyah hadir sebagai lokomotif kebijakan yang berorientasi pada keadilan sosial dan kedaulatan bangsa,” ujarnya.
Sementara Gibran menyampaikan kegiatan ini telah menyatukan dan membahagiakan kalangan lintas generasi. Ia menyebut semangat kerja sama, sportivitas, dan pantang menyerah yang tampak dalam pertandingan ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya pemuda sebagai kekuatan strategis pembangunan sekaligus motor penggerak persatuan.
“Saya senang Dapat bermain Berbarengan Kolega-Kolega lintas organisasi malam ini. Jangan lelah bersatu, berkarya, dan bergembira,” ungkap Gibran.

