KETUA Lumrah PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengimbau IDI di daerah untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terkait dengan potensi bencana dan membangun kolaborasi dengan stakeholder di daerah masing-masing.
“IDI meminta agar masyarakat sekitar daerah wilayah terdampak gempa menghindari berada dalam bangunan yang retak atau rusak, serta mematuhi arahan dan peringatan dari para petugas pengamanan pemerintah dan petugas kesehatan,” kata Adib, Sabtu (21/9).
Diketahui Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diguncang gempa tektonik dengan magnitudo M4,9 pada Rabu, 18 September lalu. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,23° LS ; 107,65° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 25 km tenggara Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada kedalaman 10 km.
Baca juga : BNPB Rancang Panduan Pemulihan Pascabencana
Dampak gempa bumi ini dirasakan di sejumlah wilayah di Bandung seperti Majalaya, Banjaran, Lembang, Parompong, Bandung Barat, Baleendah, Garut, serta Cileunyi, dimana banyak bangunan rusak dan ada juga yang rubuh.
“Bagi para petugas kesehatan dan keselamatan yang bertugas memeriksa bangunan agar tetap berhati-hati saat melewati ruangan dan tempat yang berbahaya,” ucapnya.
Bagi yang bangunannya tidak rusak, agar memeriksa ulang dan memastikan apakah bangunan yang ditinggal cukup stabil dan tahan gempa yang tidak membahayakan keselamatan penghuni.
Baca juga : Kemajuan Teknologi Berperan Krusial dalam Mitigasi Pengelolaan Becana Alam
Sementara itu, bagi para pengungsi dan penduduk wilayah terdampak agar tetap tenang dan segera menginformasikan pada tenaga kesehatan apabila mengalami gejala kesehatan yang kurang baik.
“IDI juga mengingatkan masyarakat di wilayah berpotensi gempa agar selalu waspada dan memperhatikan peringatan dari badan otoritas bencana seperti BMKG dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” pungkasnya. (Z-9)