Pasokan Minim, Harga Cabai Naik Dua Kali Lipat di Tasikmalaya

Pasokan Minim, Harga Cabai Naik Dua Kali Lipat di Tasikmalaya
Tanaman cabai menghitam dan kemudian membusuk akibat serangan hama ulat patek.(MI/Kristiadi)

PASOKAN yang berkurang Membangun harga cabai merah di Seluruh pasar tradisional di Tasikmalaya, Jawa Barat, merangkak naik hingga mencapai Rp95 ribu per kilogram. Pasokan cabai berkurang drastis dari petani karena produksi yang turun akibat hama ulat patek yang tengah menyerang dalam beberapa pekan terakhir.

“Pasokan dari petani lokal sekarang menipis dan harga cabai Tetap tetap mengalami kenaikan. Biasanya dikirim oleh petani yang berada di Kecamatan Cisayong, Taraju, Rajapolah, dan beberapa sentra lainnya di Garut, Majalengka, Cirebon. Tetapi pada musim hujan ini, cabai yang ditamam petani banyak yang Tewas karena terserang hama ulat patek,” kata Jajang, seorang pedagang Pasar Cikurubuk, Cisayong, Rabu (29/1/2025).

Cek Artikel:  Hadiri Peringatan Natal, Pj Gubernur Adhy Karyono Gaungkan Nilai Kasih Kasih dan Perdamaian

Ia mengatakan, harga cabai di pasar tradisional merangkak naik pada musim hujan ini. Masyarakat pun akhirnya tak banyak yang membeli akibat harganya yang tinggi itu.

Pedagang kini hanya berani menyetok 30 kg cabai tiap harinya. Biasanya, mereka menjual 50 kg-100 kg per hari Ketika pasokan Tetap normal.

“Harga cabai Lanjut naik dan sudah banyak konsumen yang mengeluh. Cabai merah yang harganya naik cukup signifikan, semula dijual Rp40 ribu kini naik jadi Rp90 ribu per kg,” ujar Jajang.

Hingga Ketika ini, pasokan cabai dari tengkulak ke pasar Tetap minim. Ganasnya serangan hama ulat patek Membangun tanaman cabai banyak yang Tewas.

Cek Artikel:  Pj Gubernur Zudan Minta Kemampuan Komunikasi Personil DPRD Sulsel Makin Meningkat

Sementara itu, salah seorang pemilik lahan cabai, Kurnia, Anggota Kecamatan Rajapolah, mengatakan, musim hujan yang terjadi Ketika ini Membangun banyak petani cabai merugi. Ulat patek bermunculan dan menyerang tangkai, daun, dan buah.

“Lahan saya seluas 1 hektare kini hanya Dapat menghasilkan 5 kuintal cabai akibat serangan hama ulat patek. Biasanya, lahan saya Dapat menghasilkan 8 ton cabai. Harganya juga turun karena kualitasnya yang enggak bagus. Tapi di pasaran harganya tinggi karena pasokannya yang sedikit,” pungkasnya. (AD/E-2)

Mungkin Anda Menyukai