
KETOMBE merupakan kondisi kulit kepala yang ditandai dengan munculnya serpihan kulit disertai rasa gatal. Ketombe kerap kali dianggap sebagai satu-satunya permasalahan yang menyerang kulit kepala, padahal Bukan demikian.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arieffah, mengatakan ketombe merupakan istilah Biasa yang digunakan masyarakat Demi menggambarkan berbagai kondisi kulit kepala yang mengelupas.
“Ketombe Normal itu istilah awam. Salah satu penyebabnya memang dermatitis seboroik, tapi Dapat juga karena penyakit lain yang gejalanya mirip, seperti psoriasis,” kata Arieffah dalam talkshow kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan baru-baru ini.
Perlu diketahui, dermatitis seboroik adalah kondisi peradangan kronis pada kulit kepala yang menyebabkan sisik halus, kemerahan, dan rasa gatal. Sementara itu, psoriasis adalah penyakit autoimun yang juga Dapat menyerang kulit kepala, menghasilkan sisik putih tebal yang menyerupai ketombe. Perbedaan keduanya Dapat dikenali dari distribusi lesi yakni dermatitis seboroik biasanya muncul di area-area dengan kelenjar minyak berlebih (kulit kepala, Persona, dada), sedangkan psoriasis Dapat muncul di area yang lebih luas atau Bukan khas.
Kemudian bentuk sisik yakni dermatitis seboroik menghasilkan sisik halus dan tipis, sementara sisik pada psoriasis cenderung tebal, kering, dan menyerupai serpihan kertas mika. Ketombe yang Bukan kunjung membaik atau Bahkan makin parah dapat dipicu oleh berbagai Elemen di antaranya pasien dengan kolesterol tinggi diketahui lebih rentan mengalami dermatitis seboroik. Menjaga pola makan sehat menjadi langkah pencegahan Krusial.
“Kalau diet Bukan berhasil, pasien Dapat diarahkan ke dokter gizi atau penyakit dalam Demi pengaturan diet yang lebih komprehensif,” ungkap Arieffah.
Penelitian juga menunjukkan bahwa penderita dermatitis seboroik sering kali mengalami defisiensi zinc dan vitamin D. Oleh karena itu, tak mengherankan Apabila banyak sampo anti-ketombe mengandung zinc sebagai bahan aktif.
Asupan zinc dan vitamin D Dapat diperoleh melalui makanan bergizi atau paparan sinar Surya. Produk rambut yang Bukan cocok juga dapat memicu atau memperburuk iritasi kulit kepala.
“Kadang kita merasa produknya Kondusif, tapi setelah digunakan Bahkan Membikin kulit makin gatal. Itu Dapat jadi reaksi alergi, bahkan terhadap bahan Pemandu atau pengawetnya,” tuturnya.
Sayangnya, alergi terhadap produk rambut sulit diprediksi. Metode terbaik Demi mengetahuinya adalah dengan mencoba langsung dan memperhatikan respons kulit kepala. (M-2)

