Oasis Buka Tur Reuni di Cardiff Tembang lelet, Semangat Baru

Oasis Buka Tur Reuni di Cardiff: Lagu Lama, Semangat Baru
Oasis tampil menggebrak di Cardiff sebagai pembuka tur reuni mereka setelah 16 tahun vakum.(Instagram)

SETELAH 16 tahun vakum, Oasis akhirnya kembali naik Mimbar dan langsung menggebrak Cardiff dalam pembukaan tur reuni mereka. Dengan Kekuatan segar dan semangat baru, band legendaris asal Manchester ini menyuguhkan malam penuh nostalgia yang mengguncang hati 70.000 penggemarnya.

Pertunjukan dibuka dengan Tembang Hello yang langsung menyiratkan pesan “senang Pandai kembali,” disusul Acquiesce—salah satu dari sedikit Tembang yang menampilkan vokal dari Liam dan Noel Gallagher. Lirik “we need each other” terasa seperti tanda damai di tengah sejarah konflik Kerabat yang panjang, sekaligus pemulihan Interaksi mereka dengan para penggemar.

Liam tampil dengan semangat menggebu. Ia menyusuri Mimbar dengan penuh intensitas, menyanyikan lirik-lirik legendaris seolah menumpahkan seluruh emosinya. Penonton pun merespons dengan euforia. Tembang-Tembang seperti Wonderwall, Don’t Look Back In Anger, dan Live Forever bergema dari ribuan Bunyi, menciptakan paduan Bunyi kolosal yang mengisi Stadion Principality malam itu.

Mereka membawakan deretan hits era 90-an seperti Supersonic, Some Might Say, Whatever, Half the World Away, hingga Rock ‘n’ Roll Star. Selama Tembang Live Forever—yang didedikasikan Kepada pesepak bola Liverpool, Diogo Jota—penonton bahkan ikut menyanyikan solo gitar Punya Noel.

Cek Artikel:  Putrinya Ikut SSB, Zaskia Adya Mecca: Krusial Menggali Potensi Anak

“Bunyi kalian kayak segerombolan Charlotte Church,” seloroh Liam usai membawakan Stand By Me, merujuk pada penyanyi soprano asal Wales.

Kondisi vokal Liam yang sempat menurun karena penyakit autoimun Hashimoto kini terdengar jauh lebih prima. Ia berhasil membungkam keraguan dan tampil dengan kualitas Bunyi yang bertenaga sepanjang malam.

Meskipun Noel terlihat tetap kalem dan tak banyak bergerak di Mimbar, magnetisme keduanya tetap kuat. Meski tak banyak interaksi antar Kerabat itu selama dua jam lebih pertunjukan berlangsung, momen Ketika keduanya bernyanyi Serempak terasa sangat emosional.

“Terima kasih sudah tahan sama kami selama ini. Kami memang nyusahin, saya ngerti,” ucap Liam sebelum Tembang penutup Champagne Supernova. Sebelum turun Mimbar, mereka saling berpelukan singkat—gestur kecil, tapi bermakna besar.

Dari Drama ke Mimbar

Kisah Oasis bukan hanya soal musik, tapi juga soal drama. Sejak awal, ketegangan antara Liam dan Noel kerap jadi konsumsi publik. Mulai dari keributan di kapal feri hingga aksi Liam meninggalkan tur Amerika demi mencari rumah baru, konflik internal mereka kerap jadi Informasi Istimewa.

Cek Artikel:  Curhatan Jadi Narator di Gambar hidup Dokumenter 'Eating Our Way To Extinction'

Puncaknya terjadi di Paris tahun 2009, ketika Liam melempar buah plum ke kepala Noel di belakang Mimbar. Oasis bubar Ketika itu juga. Perang kata pun berlangsung selama bertahun-tahun—dari saling sindir di media hingga cuitan pedas di Twitter.

Tetapi tahun Lewat, suhu mulai mendingin. Liam mendedikasikan Half the World Away Kepada Noel di Reading Festival, Lewat dua hari kemudian Oasis Formal mengumumkan tur reuni mereka. “Senjatanya sudah Hening. Bintang-bintang sudah sejajar. Penantian besar telah berakhir,” bunyi pengumuman itu.

Permintaan tiket meledak—lebih dari 10 juta orang mendaftar Kepada 19 Lepas tur di Inggris saja. Harga yang selangit sempat memicu kritik, Tetapi sebagian besar penggemar merasa sepadan.

“Worth nggak tuh harga £4,000 buat tiket?” canda Liam di atas Mimbar. Penonton membalas dengan sorakan gembira.

Dari Lima Tembang ke Seluruh Dunia

Cardiff malam itu dipenuhi fans dari seluruh penjuru dunia—Peru, Jepang, Spanyol, Argentina, Korea Selatan. Kekasih asal Italia bahkan mengukir “live forever” di cincin kawin mereka. Seorang Perempuan Inggris menuliskan “our kid” di perut hamilnya, mengacu pada panggilan khas Noel Kepada Liam.

Cek Artikel:  Cerita Yunita Siregar Uji Coba Mortalitas di Kitab Sijjin & Illyyin, Mengenakan Kain Kafan hingga Sesak

Di luar stadion, seorang pengamen sukses menarik kerumunan besar hanya dengan memainkan Tembang-Tembang Oasis. Di dalam stadion, band ini tetap berpegang pada Tembang-Tembang klasik. Hanya satu Tembang dari luar era 90-an yang dimainkan malam itu, yakni Little By Little dari tahun 2002.

Tembang-Tembang lelet itu tetap membara. Live Forever dan Supersonic Tetap menyala dengan semangat muda, sementara Cigarettes and Alcohol—Tembang protes atas ketidakadilan ekonomi era Thatcher—Tetap terasa relevan di 2025.

Selama Wonderwall, Liam menggoda penonton dengan mengganti lirik: “There are many things that I would like to say to you… but I don’t speak Welsh.”

Sebagai seseorang yang telah menyaksikan Oasis berkali-kali sejak 1995, penampilan ini terasa seperti kilas balik ke masa kejayaan mereka. Memang, aura berbahaya yang dulu melekat mungkin telah menurun. Tapi semangat, ketegangan emosional, dan Kekuatan—semuanya hadir malam itu.

Kini, publik menanti: akankah reuni ini bertahan lelet? Tak Terdapat yang Paham. Tapi setidaknya, malam di Cardiff itu menunjukkan satu hal—Oasis Cocok-Cocok kembali. Dan mereka, sekali Kembali, mad fer it. (BBC/Z-2)

Mungkin Anda Menyukai